Dunia hanyalah perantara kita menuju hari akhir, hari yang dimana tak akan ada lagi pergantian malam dan siang. Hari dimana seluruh umat manusia mulai dihitung amal kebaikan juga amal keburukannya. Itulah hari akhirat, hari yang tak akan pernah dirasakan oleh siapapun yang masih merasakan hidup di dunia. Oleh karena itu yakinilah, bahwa kelak apa yang kita lakukan selama di dunia ini akan mendapat balasan.
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Al An’am :160)
Siapapun yang selama hidupnya hanya memikirkan dunia, maka kelak akan Allah akan buat dia terletih-letih dalam mengejarnya. Berbeda dengan orang menjadikan akhirat sebagai prioritas utamanya, maka dunia dengan sendirinya akan melayaninya. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki banyak harta, akan tetapi kekayaan yang kita miliki justru harus bisa menjadi pemberat amalan baik kita di akhirat nanti. Bukan seperti yang terjadi pada saat ini, ketika banyak orang berlomba-lomba ingin menjadi kaya raya, maka mereka melakukan segala cara, termasuk hal-hal yang diharamkan oleh agama. Termasuk menyekutukan Allah dengan meminta bantuan makhluk-Nya yang lain, yakni dari golongan Jin.
Dunia, adalah tempat bercocok tanam, untuk kemudian kita dapati hasilnya ketika kita meninggalkannya. Di akhirat itulah masa panen kita, disana tak akan ada lagi amal ibadah yang bisa kita kerjakan, karena disanalah negeri akhir yang selamanya akan kita tempati. Janganlah sampai kita diperbudak dunia, hingga kita lupa dengan negeri akhirat yang kelak kita akan tinggal disana untuk selamanya. Ingatlah, bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, dan kita akan dipisahkan olehnya dengan kematian.