Hamka ringkasan dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah dgn sapaan akrab Buya Hamka. Lahir di desa Tanah Sirah, Sungai Batang, Maninjau, Minangkabau, Sumatera Barat, Indonesia. 16 Februari 1908 / 13 Muharram 1326 H. Seorang tokoh pembesar ormas Muhammadiyah sekaligus Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI).
Sepulang dari Timur Tengah, Prof. Dr. Buya Hamka menyatakan bahwa Maulid Nabi SAW haram dan bid'ah tidak ada petunjuk dari Nabi SAW., begitu pula dengan shalawat Asyraqalan (Mahallul Qiyam) dan Qunut Subuh adalah bid'ah.
Tidak lama Buya Hamka mendapatkan petunjuk agar bertemu dengan Hamba Allah di pulau Jawa. Di awal tahun 1981 sampailah di sebuah Pesantren yang dikenal dengan Suryalaya, apa yang dilihatnya berbeda dengan dalam mimpinya. Didapatinya seorang Mursyid yang bersahaja: tidak berjubah, berserban dan berjenggot, sebagaimana faham yang umum berkenaan dengan sunnah. demikian pula para santrinya.
Maka Buya Hamka memohon izin untuk memperbaiki keadaan tersebut. Dikisahkan, selama 3 hari 3 malam, Buya Hamka berceramah berbagai ilmu khasnya, yaitu tasawuf, yang melengkapi sunnah dan adab. Berbagai hal yang dianggapnya tidak bersesuaian dengan sunnah disampaikan.
Sampailah masa perpisahan, dan ketika Buya Hamka hendak berpamitan pulang, Pangersa Abah Anom memeluknya dan berkata "Ucapan jutaan terima kasih atas banyak ilmu yang telah dicurahkan, tetapi Abah mohon agar Buya mau mengatakan kepada Abah, bagaimana mengamalkan semua itu, Abah sendiri tidak mampu, begitupun para santri Abah. Mohon petunjuknya Buya".
Ketika itu Buya Hamka tersadar, sehingga dia menangis terisak-isak dan berlutut dihadapan Pangersa Abah Anom. Buya Hamka tersadar, ilmu yang banyak tidaklah berguna bila tidak diamalkan. Kemudian Buya Hamka meminta talqin dzikir, dan dibawalah oleh Pangersa Abah Anom ke dalam ruang khusus hendak menghormati Buya Hamka sebagai ulama ternama kala itu.
Ketika itu Buya Hamka sudah tua, dan beliau mulai berkenan menghadiri acara Maulid Nabi SAW, sedang orang-orang sedang asyik membaca Maulid al-Barzanji dan bershalawat Buya Hamka pun turut serta asyik dan khusyuk mengikutinya. Begitu juga ketika menginjak usia tua beliau membaca Qunut dalam shalat subuhnya.
Lantas para muridnya bertanya:
"Buya Hamka, sewaktu Anda masih muda begitu keras menentang acara-acara seperti itu termasuk membaca Qunut dalam shalat subuh namun setelah tua kok berubah?"
Dijawab oleh Buya Hamka:
"Iya, dulu sewaktu saya muda kitabnya baru satu. Namun setelah saya mempelajari banyak kitab, saya sadar ternyata ilmu islam itu sangat luas, dulu saya baca satu kitab namun sekarang saya sudah baca seribu kitab"
Sebelum akhir hayat, Buya Hamka sempat berkunjung kembali secara khusus kepada Pangersa Abah Anom. Maka sebelum "masa" itu tiba, Pangersa telah memberikan pesan sebelum Buya pulang kerumah, yaitu untuk menyelesaikan segera urusan wasiat kepada keluarga dan kemudian untuk fokus bertawajjuh dengan sepenuh hati, agar baik dan mulia disaat kembali kepadaNya. Bahkan Pangersa Abah Anom mengatakan, bahwa "masa" itu terjadi setelah shalat Jum'at.
Subhanallah, benar saja. Tepat setelah shalat Jum'at Buya Hamka kembali ke Rahmatullah dengan akhir kalamnya adalah kalimat ikhlas. Dokter telah mengesahkan kepergiannya. Namun, jari telunjuk kanan masih bergerak-gerak (sedang dzikir khofi). Ketika dilaporkan kepada Pangersa Abah Anom, Pangersa kemudian memberi pesan kepada seorang wakil. Wakil Pangersa setelah sampai ditempat jenazah, mengatakan: "Sudah sudah, ruhmu sudah kembali, dan jasadmu harus tenang, jangan mencari adat". Maka berhentilah jari itu dari mengikuti gerakan dzikir.
Mantan Ketua Umum Fatayat NU., Dr Sri Mulyati menuturkan, bahwa Buya Hamka sendiri pernah berujar di Pesantren Suryalaya, bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi Hampa. Katanya lagi: "Saya tahu sejarah, saya tahu tokoh-tokohnya, tetapi saya tidak termasuk didalamnya, karena itu saya mau masuk". Akhirnya Buya Hamka masuk kedalam TQN di awal tahun 1981. Buya Hamka juga mengatakan: "Diantara makhluk dan Kholik itu ada perjalanan yang harus ditempuh. Inilah yang kita katakan Thoriqoh".
Buya Hamka wafat pada 24 juli 1981 diusianya yang ke-73.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar