Pertama: Musibah bisa sebagai penyebab gugur dan diampuninya dosa seorang hamba. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidak ada seorang muslim yang ditimpa oleh sesuatu yang menyakitkan berupa tusukan duri atau lebih dari pada itu kecuali dengan sebab (musibah itu) Allah Subhanahu wa ta’ala ampuni kesalahan-kesalahannya, Allah Subhanahu wa ta’ala gugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon menggugurkan daun-daunnya.” [HR. al-Bukhari & Muslim].
Kedua: Seseorang akan mendapatkan pahala yang besar sebanding dengan besarnya musibah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلاَءِ،
“Sesungguhnya besarnya pahala sebanding dengan besarnya musibah yang menimpa.” [HR. at-Tirmidzi, Hasan]
Ketiga: Musibah bisa menjadi bentuk hukuman dunia bagi seorang hamba yang dikehendaki kebaikan akhirat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala sehingga di akhirat nanti selamat dari siksa. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ الله بعبدِهِ الخَيرَ عَجَّلَ لَهُ العُقُوبَةَ في الدُّنْيا، …
“Apabila Allah menginginkan kebaikan untuk seorang hamba maka Allah akan mensegerakan hukuman baginya di dunia ….” [HR. at-Tirmidzi, Hasan]
Bârakallâhu fiîk
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar