Kamis, 12 September 2019

MERDEKA YANG HAKIKI



Merdeka yang hakiki adalah mengamalkan tauhid; memurnikan ibadah hanya kepada Allah ta'ala, dan membebaskan diri dari semua bentuk penghambaan kepada selain-Nya.

Karena ibadah kepada Allah adalah sifat dasar manusia, yang merupakan tujuan hamba diciptakan, sedangkan hawa nafsu dan setan ingin memalingkan hamba agar beribadah kepada selain Allah 'azza wa jalla.

Allah 'azza wa jalla berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku saja.”
[Adz-Dzariyyat: 56]

Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

هربوا من الرق الذي خلقوا له
وبلوا برق النفس والشيطان

"Mereka berpaling dari peribadahan kepada Allah yang merupakan tujuan mereka diciptakan, maka mereka menjadi budak nafsu dan setan." [Al-Kaafiyah Asy-Syaafiyah melalui Syarhul Aqidah Al-Wasithiyah, 2/466]

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

أن وصف الإنسان بالعبودية لله يعد كمالاً، لأن العبودية لله هي حقيقة الحرية، فمن لم يتعبد له، كان عابداً لغيره

"Bahwa sifat manusia beribadah kepada Allah adalah kesempurnaan baginya, karena penghambaan kepada Allah adalah HAKIKAT KEMERDEKAAN, barangsiapa yang tidak menghamba kepada Allah maka dia adalah hamba selain-Nya." [Syarhul Aqidah Al-Wasithiyah, 2/466]

Dan merdeka yang hakiki adalah meneladani sunnah; mencontoh Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam dalam setiap amalan, dan melepaskan diri dari belenggu taklid dan fanatisme golongan (hizbiyyah).

Karena merdeka yang hakiki adalah ketakwaan kepada Allah ta'ala dan menyelamatkan diri dari penjara nafsu dan perbudakan setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar