Kamis, 21 Desember 2017

Apa Itu SANBENITO?

Halo sobat,baca sampai selesai ya....
Postingan kali ini aku ingin berbagi informasi (‘memilukan sebenarnya’) mengenai Sanbenito. Beberapa hari menjelang pergantian tahun masehi, pasti banyak pedagang di pasar-pasar atau di pinggir-pinggir jalan sekitar kita yang memanfaatkan momentum tahun baru untuk berjualan terompet dan pernak-pernik tahun baru lainnya termasuk petasan dan topi tahun baru. Nah, dalam hati aku bertanya-tanya, mengapa topi tahun baru berbentuk kerucut?Ternyata ada kisah memilukan bagi umat Muslim berkaitan dengan bentuk topi tersebut. Berikut sob ulasannya :

*Topi Tahun Baru yg berbentuk kerucut ternyata adalah topi dengan bentuk yang disebut SANBENITO, yakni topi yg digunakan Muslim Andalusia untuk menandai bahwa mereka sudah murtad di bawah penindasan Gereja Katholik Roma yang menerapkan inkuisisi Spanyol.*

Bagaimana sejarah topi kerucut yang identik dengan moment perayaan tahun baru dan ulang tahun tersebut? 
     
Dahulu, pada masa Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (keduanya penganut Kristiani) berkuasa di Andalusia -- ketika kaum muslimin dibantai -- keduanya memberi jaminan hidup kepada orang Islam dengan satu syarat, yakni keluar dari Islam. Maka untuk membedakan mana yang sudah murtad dan mana yang belum adalah ketika seorang muslim menggunakan baju seragam dan topi berbentuk kerucut dengan nama Sanbenito. Jadi, Sanbenito adalah sebuah tanda berupa pakaian khusus untuk membedakan muslim yang sudah di-converso (murtad). Saat itu umat Islam di Andalusia dibantai, kecuali yang memakai Sanbenito. Itu sama artinya bersedia mengikuti agama Ratu Isabela.  Topi ala Sanbenito itulah sebagai simbol orang Islam yang sudah murtad. Topi itu digunakan saat keluar rumah, termasuk ketika ke pasar. Dengan menggunakan sanbenito, mereka aman dan tidak dibunuh.

Setelah masa pembantaian selesai, agenda Ratu Isabela selanjutnya adalah mengejar muslim yang lari dan bersembunyi ke Amerika Selatan. Orang Islam yang tertangkap lalu diseret ke lembaga inkuisisi (penyiksaan) yang dilaksanakan oleh orang gereja. Adapun pastur pertama  yang ditunjuk Ferdinand dan Isabela untuk melaksanakan inkuisi adalah pastur bernama Torquemada. Ia adalah Jenderal Yahudi yang dikenal sebagai pembantai umat Islam Andalusia.

Bukan hanya orang Islam saja yang diseret ke lembaga inkuisisi, tapi juga orang Yahudi yang menolak masuk Kristen. Di tanah lapang,  mereka kemudian ada yang dibakar hidup-hidup, ada pula yang disiksa dengan kayu yang diruncingkan sehingga bokongnya akan tertusuk. Penyiksaan lainnya ada yang dipatahkan kakinya. Kekejaman inkuisisi itu memang hendak membuat mati seseorang dengan secara perlahan, bahkan sambil tersenyum. Sadis!

Kini, 6 abad setelah peristiwa yang sangat sadis tersebut berlalu, para remaja muslim, anak-anak muslim justru banyak yang memakai pakaian Sanbenito untuk merayakan tahun baru masehi. Meniup terompet-terompet dan menggunakan busana ala topi Sanbenito di saat pergantian tahun wajib dihindari bagi umat muslim.  Perayaan-perayaan yang sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah yang justru nyata-nyata berasal dari kaum kafir. Kaum yang telah merampas kejayaan muslim Andalusia, dan menghancurkan sebuah peradaban maju Islam, Andalusia.
Setelah kita tahu sejarah ini, apakah kita masih tega memakai Sanbenito?. Atau membiarkan anak-anak, adik-adik, sahabat-sahabat kita memakainya?. Padahal 6 abad yang lalu, Sanbenito adalah pakaian tanda seorang muslim telah MURTAD. Tak hanya tahun baru, ternyata perayaan ulang tahun dan ospek atau lebih di kenal dengan orientasi siswa baru pun kerap menggunakan topi berbentuk kerucut, yang merupakan simbol seseorang telah menjadi murtad. Astagfirullah..
Semoga bemanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar