Senin, 18 Desember 2017

MEMPERBANYAK AMAL KEBAJIKAN UTAMANYA KETIKA LANJUT USIA

MEMPERBANYAK AMAL KEBAJIKAN UTAMANYA KETIKA LANJUT USIA

1. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Allah telah memberi kesempatan kepada seseorang yang dipanjangkan usianya sampai enam puluh tahun.” (HR.Bukhari)

2. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata : “Umar mengajak aku ke sebuah diskusi yang diikuti orang-orang yang pernah mengikuti perang Badr, yang terdiri dari orang tua, seakanakan saya disejajarkan dengan mereka, kemudian ada seseorang yang bertanya : “Kenapa pemuda ini dimasukkan dalam kelompok kita, padahal kita juga mempunyai anak yang sebaya dengannya ?” Umar menjawab : “Itu pendapat kalian ?” Pada suatu hari Umar memanggil saya dan saya datang bersama-sama dengan para sahabat, dan saya tahu bahwa Umar memanggil saya pada hari itu, adalah untuk menunjukkan kelebihan saya kepada mereka. Kemudian Umar berkata : “Apakah pendapat kalian terhadap firman Allah yang berbunyi : “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH ?” Salah seorang di antara mereka menjawab : “Kami diperintahkan untuk memuji dan memohon ampunan kepada Allah, apabila kita mendapat pertolongan dan kemenangan .” Para sahabat yang lain terdiam, kemudian Umar bertanya kepada saya : “Apakah pendapatmu juga seperti itu wahai Ibnu Abbas ?” Saya menjawab : “Tidak.” Umar bertanya lagi : “lalu bagaimana pendapatmu ?” Saya menjawab : “Allah memberitahu kepada Rasulullah SAW bahwa ayat itu merupakan isyarat dekatnya kewafatan beliau. Yaitu Allah berfirman : “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH” (Apabila telah datang pertolongan dan kemenangan dari Allah), itu adalah tanda dekatnya ajalmu wahai Muhammad, maka sucikanlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya karena Dialah Dzat Yang Maha Penerima Taubat .” Kemudian Umar ra. berkata : “saya tidak mengetahui kandungan ayat itu melebihi apa yang kamu katakan .” (HR.Bukhari)

3. Dari Aisyah ra., ia berkata : “Sesudah turun ayat : “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH .” dalam salatnya beliau membaca : “SUBHAANAKA RABBANA WABIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII “ (Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami, dengan memuji-Mu ya Allah, ampunilah saya).” (HR.Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat Bukhari dan Muslim yang lain, Aisyah berkata : “Rasulullah SAW sebelum meninggal dunia memperbanyak bacaan : “SUBHANAKALLAHUMMA RABBANAA WABIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII”, di dalam rukuk dan sujudnya, untuk memenuhi perintah Al-Quran. Dikatakan dalam riwayat Muslim, Rasulullah sebelum meninggal memperbanyak bacaan : “SUBHANAKA WABIHAMDIKA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA” (Maha Suci Engkau Ya Allah, saya mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu), kemudian Aisyah bertanya : “Ya Rasulullah, apakah pengertian dari bacaanmu ?” Beliau menjawab : “Saya diberi tanda tentang umatku, bila saya melihat tanda itu, maka saya membaca kalimat : “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH, sampai akhir surat.” Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak bacaan : SUBHANAAKALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH.” Aisyah bertanya : “Wahai Rasulullah, mengapa engkau sekarang memperbanyak bacaan : SUBHANAAKALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH ?” Beliau menjawab : “Tuhan telah memberi tahu bahwa bila saya melihat tanda tentang umatku, maka saya memperbanyak bacaan : SUBHANAAKALLAAHI WABIHAMDIHI ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIH., dan aku benar-benar telah melihat tanda itu, yaitu dengan turunnya surat yang artinya : “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan yaitu dengan dibukanya kota Makkah, dan kamu melihat manusia itu , masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan memohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Taubat .”

4. Dari Anas ra., ia berkata : “Sesungguhnya Allah selalu menyambungkan wahyu kepada Rasulullah , terutama menjelang kewafatan beliau, sampai saat-saat kewafatannya,beliau sering sekali menerima wahyu .” (HR.Bukhari dan Muslim)

5. Dari Jabir ra., ia berkata, Nabi SAW bersabda : “Setiap hamba itu akan dibangkitkan dari kuburnya sesuai dengan keadaannya ketika dia mati .” (HR.Muslim) Banyaknya jalan kebaikan
BANYAKNYA JALAN KEBAIKAN
HEMAT DALAM BERIBADAH
MENJAGA AMAL-AMAL
MENJAGA SUNNAH-SUNNAH NABI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar