"Orang-orang Yahudi menyalami Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan mengatakan; 'Assaamu'alaikum' Semoga kebinasaan atasmu. Ternyata Aisyah memahami ucapan mereka, lalu dia berkata; 'Wa'alaikumus saam wal la'nat Semoga kecelakaan dan laknat tertimpa atas kalian).' Lalu Nabi shallaallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Pelan-pelanlah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah mencintai sikap lemah lembut pada setiap perkara.' Aisyah berkata; 'Wahai Rasulullah! Apakah engkau tidak mendengar apa yang telah mereka katakan? ' Beliau menjawab: 'Apakah kamu tidak mendengar bahwa saya telah menjawab ucapan mereka, aku berkata; 'WA 'ALAIKUM' Dan semoga atas kalian juga.' (HR. Bukhari: 5916) -
Jumat, 21 Juni 2019

sebuah renungan
"Sudahkah Anda sadari satu hembusan nafas yang Anda hembuskan adalah berkurangnya kesempatan Anda untuk memohon ampun dan beramal baik dan sekaligus semakin dekat langkah pasti Anda menuju kematian? Maka jangan hembuskan nafas Anda kecuali Anda barengi dengan penyesalan akan segala dosa dan meningkatkan ketaatan, untuk menggapai kebahagiaan setelah tidak ada nafas lagi yang Anda hembuskan.”
Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 18

Selasa, 18 Juni 2019
Alhamdulilah banyakin bersyukur atas nikmat yang Alloh berikan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
PERBEDAAN UCAPAN ALHAMDULILLAH
Marilah kita senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan
Yang pertama adalah ucapan Hamdalah yang berbunyi:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ
“Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat” yang artinya: Segala puji bagi Allah yang dengan kenikmatan-Nya menjadi sempurna segala amal saleh.
Kemudian ucapan Hamdalah lainnya adalah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ.
“Alhamdulillah ‘ala kulli hal“ yang artinya: Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.
Lantas apa beda penggunaan dua kalimat ini?
Kalimat yang pertama diucapkan untuk melihat hal-hal yang kita sukai. Sedangkan kalimat kedua diucapkan ketika menyaksikan hal-hal yang tidak kita sukai, meniru apa yang disabdakan oleh tuntunan kita, Nabi Muhammad ﷺ, seperti yang termaktub dalam hadis berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا رَأَى مَا يُحِبُّ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ ». وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ ».
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha , kebiasaan Rasulullah jika menyaksikan hal-hal yang beliau sukai adalah mengucapkan “Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmus shalihat”. Sedangkan jika beliau menyaksikan hal-hal yang tidak menyenangkan, beliau mengucapkan “Alhamdulillah ‘ala kulli hal“” [HR Ibnu Majah no 3803 dinilai Hasan oleh al Albani]
Demikian perbedaan kedua ucapan Alhamdulillah tersebut.
Semoga yang sedikit ini berguna.
Wallahu a’lam.

perbanyak doa
(Oleh : Buya Yahya)
Secara umum dihimbau kita untuk memperbanyak do’a dan permohonan kepada Allah SWT. Khususnya disaat – saat yang dijanjikan pengkabulan secara khusus oleh Allah SWT. Seperti saat kita berbuka puasa.
Disebutkan dalam satu riwayat dari Nabi SAW :
Beliau bersabda
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم:" ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَالْمَظْلُومُ ( رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ)
“Tiga orang yang tidak ditolak permohonannya oleh Allah SWT : Orang berpuasa hingga berbuka, Imam yang adil dan orang yang didzolimi.”
(HR Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Maka dari itu sangat dihimbau disaat kita hendak berbuka untuk menghadirkan permohonan - permohonan kepada Allah SWT sesuai dengan keinginan kita. Artinya doa apa saja sangat dianjurkan untuk dibaca disaat kita berbuka. Lebih utama lagi jika doa itu adalah doa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Adapun doa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW saat berbuka adalah :
1.
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ
(حديث صحيح رواه أبو داود.)
“Telah hilang dahaga dan tenggorokan pun tela menjadi basah dan semoga pahala tetap di peroleh. “ (H.R. Abu Daud).
1. Doa yang pernah di baca oleh sayyidina Abdulloh bin Umar ra :
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ.(رواه أبو داوداً)
“Ya Allah untukMu-lah aku berpuasa, dan dengan rizkiMu-lah aku berbuka. “. (H. R. Abu Dawud)
2. Doa yang pernah di baca oleh Sayyidina Abdullah bin Amru bin Ash :
اللّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ أَنْ تَغْفِرَ لِيْ.
(رواه ابن ماجه من دعاء عبد الله بن عمرو بن العاص، وحسنه ابن حجر)
“Ya Allah sungguh aku memohon kepadaMu dengan rahmatMu yang meliputi segala sesuatu agar engkau mengampuni aku. “ (H.R. Ibnu Majah)
Adapun doa yang selama ini kita baca yaitu :
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
“Ya Alloh ...Hanya untuk-Mu lah aku berpuasa,kepada-Mu lah aku beriman,dengan rizqi dari-Mu lah aku berbuka. Dengan rahmat-Mu Ya Allah aku bisa melakukan ini semuanya. Wahai Dzat Maha Kasi .”
Memang doa dengan susunan seperti itu tidak ada diriwayatkan dari Nabi SAW , akan tetapi secara makna dalam semua kandungan do’a itu adalah diajarkan oleh Nabi SAW. Bahkan tersimpulkan dari rangkuman beberapa riwayat dari Nabi SAW. Sehingga sangat tepat jika do’a tersebut juga kita baca bersama do’a yang diajarkan oleh Rasulullah SAW secara lafadh. Kalau kita cermati, makna dari doa tersebut sungguh sangat agung :
a. اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ
“Ya Allah hanya untukmulah aku berpuasa.”
Yang tidak lain adalah makna ketulusan dan keikhlasan kepada Allah SWT.
b. وَبِكَ آمَنْتُ
“KepadaMu-lah aku beriman”
Adalah ikrar makna keimanan. Sangat sesuai dengan hadits Nabi SAW :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " رواه البخاري 38 ومسلم 760
“Barangsiapa berpuasa di bulan Romahon dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah SWT, akan diampuni dosa-dosa di masa lalunya.”(H.R. Bukhri & Muslim)
3. وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
“Dengan rizkiMu-lah aku berbuka.”
Terkandung makna syukur kepada Allah SWT dan tanda patuh kepada
perintah Allah SWT.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُون (البقرة : 172)
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Q.S. Al-Baqarah : 172)
4. بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
“Dengan rahmat-Mu Ya Allah aku bisa melakukan ini semuanya. Wahai Dzat Yang Maha Kasih.”
Terkandung makna keinsyafan yang agung kepada Allah bahwa kebaikan yang kita lakukan ini semu adalah semata- semata karena kasih sayang Allah SWT.
Inilah sekelumit penjelasan tentang doa – doa saat berbuka puasa. Semoga menjadi bahan untuk kita semakin bersemangat dan khusyu di dalam memohon kepada Allah SWT.
Wallahu a’lamu bisshowab

bahan renungan
SEORANG SARJANA S3, SUDAH JADI DOKTOR ATAU PROFESOR, DIA RELA MENINGGALKAN PEKERJAAN DUNIANYA, HANYA DEMI MONDOK UNTUK MEPELAJARI AL-QUR'AN DAN MENGHAFALKAN AL-QUR'AN 30 JUZ
PADAHAL GAJI NYA BESAR
DAN UMURNYA JUGA SUDAH LUMAYAN TUA, TAPI MASIH MAU BELAJAR MENDALAMI AL-QUR'AN
BELIAU MEMILIH UNTUK MONDOK BELAJAR AL-QUR'AN SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAP ALLAH NANTI
(Tulisan Rektor ITS, Prof Joni Hermana di wall FB nya)
Coba simak kutipan inspiratif di bawah ini yang menggugah... .
Dulu di kala aku kecil, aku sll mendpt peringkat 1 baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA...
Semua merasa senang, ibu & ayah pun sll memelukku dg bangga. Klrg sgt senang melihat anaknya pintar & berprestasi.
Aku masuk perguruan tinggi ternama pun, tanpa embel2 test.
Org tua & teman2 ku merasa bangga thd diriku.
Tatkala aku kuliah *IPK ku sll 4 & lulus dg predikat cum laude*.
Semua bahagia, para Rektor menyalami ku & merasa bangga memiliki mahasiswa spt diriku, jgn ditanya ttg org tua ku, tentunya mrk org yg paling bangga, bangga melihat anaknya lulus dg predikat cum laude. Teman2 seperjuangan ku pun gembira. Semua wajah memancarkan kebahagiaan.
Lulus dr perguruan tinggi aku bekerja di sbuah perusahaan *Bonafit. Karirku sgt melejit & gajiku sgt besar*.
Semua pun merasa bangga dg diriku, semua rekan bisnisku sll menjabat tgn-ku, semua hormat & mnghargai diriku, teman2 lama pun sll menyebut namaku sbg slh satu org sukses.
Namun ada sesuatu yg tak prnh kudptkan dlm perjalanan hidup ku slm ini. Hatiku sll kosomg & risau. Perasaan sepi sll memghantui hari2ku. Ya.. aku terlalu mengejar duniaku & mengabaikan akhiratku...
*Aku sedih...........*
Ketika aku berikrar utk berjuang bersama barisan *Pembela Rasulullah Saw & ku buang sgl title keduniaanku* kutinggalkan dunia ku utk mengejar akhirat & ridhaNya. Seketika itu pula dunia terasa berbalik. Yaa... Dunia spt berbalik. Ku putuskan utk mrantau & memilih mempelajari *ilmu Al-Qur'an & hadist & kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz*.
Semua org mencemooh & memaki diriku. Tak ada lg pujian, senyum kebanggaan, peluk hangat dll. Yg ada hanyalah cacian...
Terkadang org memaki diriku, *buat apa sekolah tinggi2 kalau akhirnya masuk pesantren dia itu org bodoh.....* Udh punya pekerjaan enak ditinggalin...
Berbagai caci & maki tertuju pd diriku, bahkan dr klrg yg tak jarang membuat diriku sedih...
"Apa ada lulusan perguruan tinggi terkenal masuk pondok tahfidz..? Ga sayang apa udh dpt kerja enak, mau makan apa & dr mana lg..?
Kata mereka...
Ya.., pertanyaan2 itu trs menyerang & menyudutkan diriku.
*Hingga suatu ketika*
Ketika fajar mulai menyingsing ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid, masjid tmpt dimana aku biasa mnjd imam.
Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang.
Ku angkat tangan seraya mengucapkan takbir. *Allaaahuu akbaar............*_
ku agungkan Allah dg seagung2nya.
Ku baca doa iftitah dlm hati ku, berdesir hati ini rasanya....
Kulanjutkan membaca...
*Al-Fatihah*
*Bismillahirrahmaanirrahiiim*, (smp disini hati ku bergetar ), ku sebut namaNya yg maha pengasih & maha penyayang..
*Alhamdulillahirabbil alamiin*...
Ku panjatkan puji2an utk Rabb semesta alam..
Kulanjutkan bacaan lamat2, ku hayati surah al-fatihah dg seindah2nya tadabur, *tanpa terasa air mata jatuh membasahi wajahku*....
Berat lidah ku utk melanjutkan ayat, *Arrahmaanirrahiim*,
ku lanjutkan ayat dg nada yg mulai bergetar....
*Malikiyaumiddin*, kali ini aku sdh tak kuasa menahan tangisku.
*Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin*, "yaa Allah hanya kpdMu lah kami menyembah & hanya kpdMu lah kami meminta pertolongan."
Hati ku terasa tercabik2, sering kali diri ini menuntut kpd Allah utk memenuhi kebutuhanku, tp aku lalai melaksanakan kewajibanku kpd-Mu...
Sampai lah aku pd akhir ayat dlm surah Al-Fatihah. Ku seka air mata & ku tenangkan sejenak diriku.
Selanjutnya aku putuskan utk membaca *Surah _Abasa*'_. Ku hanyut dlm bacaan ku, terasa syahdu, hingga terdengar isak tangis jamaah sesekali. Bacaan trus mengalun, hingga sampai lah *pada ayat 34. Tangisku memecah sejadi2nya*.
*Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...*
Tangisku pun memecah, tak mampu ku lanjutkan ayat tsb, tubuhku terasa lemas....
Stlh shalat subuh selesai, dlm perjlnan plg, ibu bertanya : "mengapa kamu menangis saat membaca ayat tadi, apa artinya..?"
Aku hentikan langkahku & aku jelaskan pd ibu. Kutatap wajahnya dlm2 & aku berkata :
*Wahai ibu........*
Ayat itu mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar saat kiamat nanti, semua akan lari meninggalkan sudaranya...
Ibunya...
Bapaknya..
Istri & anak2nya..
Semuanya sibuk dg urusannya masing2.
Bila kita kaya org akan memuji dg sebutan org yg berjaya...,
Namun ketika kiamat terjadi apalah gunanya sgl puji2an manusia itu....
Semua akan meninggalkan kita. Bahkan ibupun akan meninggalkan aku...
*Ibu pun meneteskan air mata, ku seka air matanya...*
Ku lanjutkan, *Aku pun takut bu bila di Mahsyar bekal yg ku bawa sedikit..*
Pujian org yg ramai slm bertahun2 pun kini tak berguna lg...
Lalu knp org beramai2 menginginkan pujian & takut mendpt celaan. Apakah mrk tak menghiraukan kehidupan akhiratnya kelak...?
Ibu kembali memelukku & tersenyum. Ibu mengatakan, *betapa bahagianya punya anak spt dirimu...*
Baru kali ini aku merasa bahagia, krn ibuku bangga thd diriku...
Brbagai pencapaian yg aku dpt dulu, walaupun ibu sama memeluk ku namun baru kali ini pelukan itu sgt membekas dlm jiwaku.
*Wahai manusia sebenarnya apa yg kalian kejar..?*
*Dan apa pula yg mngejar kalian..?*
*Bukankah maut semakin hari semakin mndekat...?*
Dunia yg menipu jgn sampai menipu & membuat diri lupa pd negeri akhirat kelak...
*Wahai saudara2ku, apakah kalian sadar nafas kalian hanya bbrp saat lagi.......?*
*Seblm lubang kubur kalian akan digali..*
Apa yg aku & kalian banggakan di hadapan Allah & RasulNya kelak...?
*Wallahua'lam.......*
Catatan:
Jika antum mau share niatkanlah dengan baik mudah-mudahan bisa jadi obat bagi masalah Anda dan kita semua.....Aamiin 3x Yaa Robbal 'aalamiin

BIASAKAN UCAPKAN
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ .
.
BIASAKAN UCAPKAN
"FII AMANILLAH"
.
.
Artinya:
Semoga engkau dalam lindungan Allah. Bukan lagi mengucapkan goodbye, see you, sampai jumpa, dadah, selamat jalan, Titi DJ dan semacamnya ketika kita berpisah.
.
Ini adalah doa permohonan perlindungan Allah untuk saudara kita. Makna yang terkandung di dalamnya bukan hanya sekadar ucapan untuk mengakhiri pertemuan, tapi juga mendoakan saudara kita tersebut agar dia diberikan perlindungan oleh Allah ﷻ. Dan doa yang kita panjatkan ini adalah bukti cinta kita pada saudara kita.
.
Barakallahu fiik.
.

wanita yang menyambung rambut
●Wanita yang menyambung rambut
.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاصِلَةَ وَالْمُسْتَوْصِلَةَ
.
“Allah melaknat wanita yang menyambung rambut dan wanita yang meminta rambutnya disambung” (HR. Bukhari)
.
●Wanita yang mentato maupun bertato
.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُوتَشِمَاتِ
.
“Allah melaknat wanita yang menato dan minta ditato” (HR. Bukhari)
.
●Menghilangkan bulu di wajah
.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ
.
“Allah melaknat wanita yang menato, wanita yang minta ditato, wanita yang menghilangkan bulu di wajah dan wanita yang minta bulu wajahnya dihilangkan” (HR. Muslim)
.
●Merenggangkan gigi supaya terlihat cantik
.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُوتَشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ
.
“Allah melaknat wanita yang menato, wanita yang minta ditato, wanita yang menghilangkan bulu di wajah dan wanita yang merenggangkan giginya agar terlihat cantik” (HR. Bukhari)
.
●Wanita yang mengubah ciptaan Allah
.
لَعَنَ اللَّهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُوتَشِمَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
.
“Allah melaknat wanita yang menato, wanita yang minta ditato, wanita yang menghilangkan bulu di wajah, wanita yang merenggangkan giginya agar terlihat cantik, serta wanita yang mengubah ciptaan Allah” (HR. Bukhari)
والله أعلم

menepati janji ciri" orang beriman
Janji memang ringan diucapkan namun berat untuk ditunaikan. Betapa banyak orangtua yang mudah mengobral janji kepada anaknya tapi tak pernah menunaikannya. Betapa banyak orang yang dengan entengnya berjanji untuk bertemu namun tak pernah menepatinya. Dan betapa banyak pula orang yang berhutang namun menyelisihi janjinya. Bahkan meminta udzur pun tidak. Padahal, Rasulullah telah banyak memberikan teladan dalam hal ini termasuk larangan keras menciderai janji dengan orang-orang kafir.
Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.
Sungguh Al-Qur`an telah memerhatikan permasalahan janji ini dan memberi dorongan serta memerintahkan untuk menepatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah itu sesudah meneguhkannya….” (An-Nahl: 91)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`: 34)
Demikianlah perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk senantiasa menjaga, memelihara, dan melaksanakan janjinya. Hal ini mencakup janji seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji hamba dengan hamba, dan janji atas dirinya sendiri seperti nadzar. Masuk pula dalam hal ini apa yang telah dijadikan sebagai persyaratan dalam akad pernikahan, akad jual beli, perdamaian, gencatan senjata, dan semisalnya.

doa yang disunnahkan
Ada doa yang disunnahkan dibaca setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim, no. 588).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Penjelasan:
1. Seorang hamba yang beriman hendaklah meminta perlindungan pada Allah dari Jahannam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
2. Siksa dan nikmat kubur benar adanya. Hal ini didukung dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijmak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
3. Yang dimaksud berlindung dari fitnah ketika hidup adalah tergoda dengan dunia, syahwatnya, kebodohan di dalamnya, yang paling besar adalah godaan saat akan meninggal dunia. Sedangkan fitnah mati adalah ujian setelah kematian. Ada juga ulama yang menerangkan bahwa fitnah hidup adalah cobaan ketika hidup dan hilangnya kesabaran, sedangkan fitnah mati adalah pertanyaan di alam kubur. Inilah penjelasan hadis no. 983 dari Sunan Abi Daud dalam ‘Aun Al-Ma’bud.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
4. Al-Masih Ad-Dajjal adalah musibah besar yang ada di akhir zaman sehingga seorang muslim wajib meminta perlindungan pada Allah darinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jangan lupa diamalkan ya :)Ada doa yang disunnahkan dibaca setelah membaca tasyahud akhir sebelum salam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan:
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QOBRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim, no. 588).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Penjelasan:
1. Seorang hamba yang beriman hendaklah meminta perlindungan pada Allah dari Jahannam.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
2. Siksa dan nikmat kubur benar adanya. Hal ini didukung dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijmak.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
3. Yang dimaksud berlindung dari fitnah ketika hidup adalah tergoda dengan dunia, syahwatnya, kebodohan di dalamnya, yang paling besar adalah godaan saat akan meninggal dunia. Sedangkan fitnah mati adalah ujian setelah kematian. Ada juga ulama yang menerangkan bahwa fitnah hidup adalah cobaan ketika hidup dan hilangnya kesabaran, sedangkan fitnah mati adalah pertanyaan di alam kubur. Inilah penjelasan hadis no. 983 dari Sunan Abi Daud dalam ‘Aun Al-Ma’bud.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
4. Al-Masih Ad-Dajjal adalah musibah besar yang ada di akhir zaman sehingga seorang muslim wajib meminta perlindungan pada Allah darinya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jangan lupa diamalkan ya :)

bahaya nafsu berkedok cinta tanpa ikatan pernikahan
Cinta adalah anugerah terindah yang diberikan Allah dalam hati manusia. dengan cinta hidup jadi lebih bermakna. Hidup menjadi penuh warna. namun jika cinta tak dipelihara, dibiarkan kotor dan ternoda, maka cinta akan berubah menjadi bencana.
Zina merajalela, s** bebas menggurita. jika sudah demikian, cinta tak lagi bermakna, cinta seperti itu hanya akan menyengsarakan anak manusia..begitulah cinta, jika nafsu menjadi panglimanya, maka cinta bukan lagi anugerah melainkan musibah.
Dizaman serba canggih ini, dimana akses informasi tanpa batas (baca : internet) dapat dirasakan oleh seluruh tingkat masyarakat. selain memiliki nilai positif untuk memperkaya khasanah keilmuan, sudah barang tentu memiliki sisi negatif yang sungguh mengerikan. kelemahan iman serta minimnya kesadaran akan bahaya dari sebuah internet, menyebabkan banyak anak manusia dari mulai anak-anak sampai orang dewasa jatuh terjerumus kelubang nista.
Salah satu sisi negatif yang menyerang manusia adalah virus cinta. namun sayangnya cinta yang semestinya membawa manusia itu semakin baik kualitas diri dan moralnya, justru yang terjadi adalah sebaliknya. yakni terjadinya kemerosotan moral.
Kita bisa saksikan, kasus perzinahan menjadi konsumsi publik setiap harinya. dari kasus anak SD sampai pejabat negara pun melakukannya. semuanya mengatas namakan cinta. tepatnya menurut saya Nafsu Berkedok Cinta.
Bârakallâhu fîik
Abu Rafah

mutiara hikmah
[1]...MENDIAMKAN ORANG YANG MERUSAK KEHORMATAN ORANG LAIN MERUPAKAN DOSA
Sayyiduna Umar bin Khaththab Ra pernah bertanya:
ما يمنعكم إذا رأيتم الرجل يخرق أعراض الناس أن لا تغيَّروا عليه؟
"Apa yang menghalangi kalian jika kalian melihat seseorang membakar kehormatan orang lain untuk tidak merubahnya?"
Mereka menjawab, "Karena kami juga takut kejahatan lisannya."
Maka Sayyiduna Umar berkata:
ذلك أدنى أن تكونوا شهداء.
"Itu cukup sebagai bukti bahwa kalian menjadi saksi atas perbuatannya tanpa ada pengingkaran sehingga kalian juga berdosa."
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah,no.26049
[2]...KEHINAAN DI MASA TUA AKIBAT DURHAKA DI MASA MUDA
Ibnul Jauzy Ra berkata:
وقد يهان الشيخ في كبره حتى ترحمه القلوب، ولا يدري أن ذلك لأهماله حق الله تعالى في شبابه، فمتى رأيت معاقبا، فاعلم أنه لذنوب.
"Terkadang orang yang tua renta dihinakan di masa tuanya hingga hati orang lain pun merasa iba,
dan dia tidak sadar bahwa hal itu karena dia menelantarkan hak Allah Ta'ala di masa mudanya,
jadi kapan saja engkau melihat seseorang dihukum maka ketahuilah bahwa itu disebabkan oleh dosa-dosa."
(Shaidul Khathir, hlm. 30)
[3]...HAKIKAT ORANG YANG BERAKAL
Sayyiduna Ali bin Abi Thalib Ra berkata:
اﻟﻌﺎﻗﻞ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺤﺮﻣﻪ ﻧﺼﻴﺒﻪ ﻣﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻈﻪ ﻣﻦ اﻵﺧﺮﺓ.
"Orang yang berakal adalah orang yang bagian yang dia dapatkan di dunia tidak menghalangi dirinya dari mendapatkan kebahagiaan di akhirat."
Bahjatul Majalis,hlm.117
[4]...SABARLAH SEBENTAR SAJA!!
Ibnu Rajab al-Hanbaly berkata:
ولا بد للمؤمن مِن صبر قليل حتى يصل به إلى راحة طويلة.
"Seorang mu'min mau tidak mau harus bersabar sebentar, agar dengannya dia mencapai kenikmatan yang panjang (abadi)."
Fadhlu ’Ilmis Salaf,hlm.112

Amalan di hari juma'at
*REMINDER*
*Hari Jum'at Adalah Hari Raya pekanan bagi Orang Orang Muslim*
"Sesungguhnya hari ini adalah Hari Ied (Hari Raya) yang dianugerahkan Allah untuk orang-orang muslim, maka barangsiapa yang ingin menghadiri sholat jum'at hendaklah ia mandi, dan siapa yg memiliki minyak wangi maka pakailah, dan berpeganglah kalian terhadap siwak (bersiwak)."
(HR. Ibnu Majah)
*Diantara Sunnah-Sunnah Jum'at :*
*Membaca Surah Al-Kahfi*
“Barangsiapa membaca surah al-kahfi pada hari jum'at, maka Allah akan menyinarinya pada waktu antara dua jum'at.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)
*Membaca Surah Ad-Dukhon dan Yasin*
“Barangsiapa yang membaca surah ha mim ad-dukhon pada malam hari jum'at atau pada siang hari jum'at maka Allah akan membangunkan rumah baginya di surga.” (HR. Ath-Thabrani dan Al-Ashfahani)
“Barangsiapa pada malam hari jum'at membaca surah ha mim ad-dukhon dan surah yasin, maka dosanya akan diampuni pada pagi harinya.” (HR. Al-Baihaqi)
*Membaca Surah Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas masing-masing 7 kali setelah sholat jum'at sebelum merubah posisi duduk dan berbicara*
“Barangsiapa membaca surah al-fatihah, mu'awwidzatain dan qul huwallahu ahad masing-masing sebanyak 7 kali pada hari jum'at, dan dilakukan sebelum ia berbicara (dengan pembicaraan yg lain), maka dosa antara dua hari jum'atnya akan diampuni dan ia akan terlindungi.” (HR. Sa'id bin Manshur)
*Memperbanyak Baca Sholawat Kepada Nabi Muhammad*
"Perbanyaklah kalian membaca sholawat kepadaku pada malam Az Zahra (Malam Jum'at) dan Hari Al Azhar (Hari Jum'at) sesungguhnya sholawat yg kalian bacakan akan tersampaikan kepadaku." (HR. Ath Thabrani)
"Perbanyaklah kalian membaca sholawat kepadaku pada hari jum'at dan malam jum'at, barangsiapa yang melakukannya maka aku akan menjadi saksi dan penolong baginya pada hari kiamat." (HR. Al-Baihaqi)
*Memotong Kuku*
“Sesungguhnya Rasulullah memotong kuku dan memotong kumis pada hari jum'at sebelum beliau keluar (pergi) untuk melaksanakan sholat jum'at.” (HR. Al-Bazzar, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi)
“Barangsiapa memotong kuku pada hari jum'at, niscaya ia terjaga dari keburukan hingga pada hari jum'at berikutnya.” (HR. Ath-Thabrani)
*Mandi Sebelum Sholat Jum'at dan Memakai Minyak Wangi*
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum'at dan bersuci semampunya, memakai minyak rambut yg dimilikinya, atau memakai minyak wangi yg ada di rumahnya, lalu ia keluar (menghadiri sholat jum'at) dengan tidak memecah belah antara dua orang (tidak melewati pundak dua orang yg lebih dulu datang ke masjid), lalu melaksanakan sholat yg diwajibkan baginya, lalu ia pun memperhatikan ketika imam berkhutbah, kecuali telah diampuni baginya dosa-dosanya diantara dua jum'at.” (HR. Bukhari)

harus mengikuti salah satu mazhab
ومن لم يقلد واحدا منهم وقال أنا اعمل بالكتاب والسنة مدعيا فهم الأحكام منهما فلا يسلم له بل هو مخطئ ضال مضل سيما في هذا الزمان الذى عم فيه الفسق وكثرت الدعوى الباطلة لأنه استظهر على أئمة الدين وهو دونهم
في العلم والعمل والعدالة والاطلاع
Dan barangsiapa yang tidak mengikuti salah satu dari mereka (Imam madzhab) dan berkata"saya beramal berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits"dan mengaku telah memahami hukum-hukum Al-Qur'an dan hadits maka orang tersebut tidak dapat diterima, bahkan termasuk orang yang bersalah, sesat dan menyesatkan terutama pada masa sekarang ini dimana kefasikan merajalela dan banyak tersebar dakwah-dakwah yang salah, karena ia ingin mengungguli para pemimpin agama padahal ia di bawah mereka dalam ilmu, amal, keadilan dan analisa.
*Kitab Tanwiir alQuluub 74-75
: Dari siapa kita mengambil & menerima ilmu agama?
(BAGIAN 2)
Tips singkat bagaimana memilih seseorang (guru/murabbi/kiai/ustadz) yang layak kita timba ilmu agama darinya. Di antaranya adalah:
2. Memiliki sanad keilmuan yang bersambung sampai Rasulullâh.
Ciri-cirinya:
Ia memiliki guru, gurunya punya guru, dan begitu seterusnya; ia tidak belajar kepada google, internet dan medsos; ia tidak belajar ilmu agama secara otodidak tanpa bimbingan seorang guru.
" علم الدين هو حياة الإسلام "
ILMU AGAMA ADALAH HIDUPNYA ISLAM
Semoga Tips Ini Bermanfaat

APA YANG KAU BELA?
Oleh : Ust. Fatih Karim
"Mati sebagai Islam itu baik, tapi akan lebih baik lagi kalau kita mati ketika sedang membela islam"
Teringat minggu lalu tepatnya hari jum'at, saya satu mobil bersama Ust. Kusyaeri Beliau sebagai direktur AQL Islamic Center (pimpinan Ust. Bachtiar Nasir) menuju Parung dalam rangka lihat tanah yg akan kita beli utk kepentingan pendidikan.
Tiba2 perjalanan terhenti oleh rombongan orang mengantar mayit, seketika suasana hening sambil mengucapkan inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun beliau berucap "nanti kita yg ada dlm keranda itu !"
Dari sini awal cerita menggetarkan dimulai.
" 'ceng...(beliau menyebut saya Aceng karena Aceng sebutan ustadz di daerah Garut... ) sekitar 3 minggu lalu ada orang meninggal, dia adalah seorang preman bertato di daerah Jonggol. Preman itu satu2nya orang yang membela pembangunan mesjid ketika AQL bikin pesantren tahfiz khusus anak jalanan, masyarakat setempat tidak setuju dg adanya masjid tsb, dgn suara lantangnya preman tsb berteriak;
"siapa yg menentang pembangunan mesjid ini berhadapan sama gua!... bikin masjid dilarang gereja dibiarkan" dan melalui wasilah preman itu terwujudlah masjid tersebut.
Selang berapa waktu si preman ini ingin menghadiri pengajian tadabbur Asmaul Husna Ust. Bachtiar Nasir di BI (dan ini pengajian pertamanya!) dgn membawa rombongan santri anak jalanan beliau berangkat, singkat cerita selesailah pengajiannya dan oleh panitia tamu istimewa ini (para preman) dipersilahkan utk makan, dan dia menolaknya;
"nanti gampaang...saya menghadap Allah dulu (sholat dzuhur), dan sholat berjamaahlah beliau dan disini peristiwa mnggetarkan terjadi, pada rakaat kedua ketika berdiri preman tsb terjatuh, dgn spontan jamaah di sebelahnya menangkap tubuh kekarnya. Dan langsung di bawa ke rumah sakit dan kata dokter beliau sudah meninggal 20 menit yg lalu, itu tepat ketika beliau sholat."
Dan Ust. Bachtiar Nasir berkata "ini janji Allah untuk orang yg membela agamaNYA"
Masyaa Allah, Allahu Akbar saya yg menyimak cerita Ust. Kusyaeri merinding , hati bergetar.
Dalam keheningan saya spontan memegang erat kain kafan yg setahun ini selalu saya bawa2 dalam tas saya.
Sahabat yang dirahmati Allah, kini muncul pertanyaan pada diri ini;
"Apa yang kita bela dari semua ikhtiar yang kita lakukan selama ini ???"

MODUS BARU PENCURIAN MOBIL:
Ini info berguna
Modus Pencurian baru yang berantai. Terutama bagi yang sendirian.
Waktu Anda kembali ke mobil ditempat parkir, seperti biasa, barang2 diletakkan ke dalam mobil. Lalu mobil distarter. Waktu mundur penglihatan Anda terganggu oleh Kertas / Brosur yang menempel pada Kaca belakang. Anda turun untuk mengambil kertas yang nempel tsb. Saat Anda sampai di belakang mobil, tiba2 datang pencuri secara cepat masuk ke dalam mobil dan tancap gas.Tas, Dompet, Surat2 Anda, ID, Kunci Rumah, kemungkinan ikut hilang. Anda tidak akan tahu kejadian lainnya yang akan menyusul. Dalam hal seperti ini Anda tidak sempat berpikir untuk proteksi.
Karena itu waspada, bila ada Kertas yang nempel pada Kaca belakang, atau Kaca depan kiri, mobil anda. kemungkinan Anda dalam incaran Penjahat. Segera kunci pintu mobil dan pergi ke tempat yang aman.
Kertas nanti baru dibuang !!!
Teruskan berita ini ke Saudara dan Teman.
*INFO : HUMAS MABESPOLRI.*
Mohon di Copy Paste dan sebarkan ke Group manapun yg anda punya, partisipasi anda akan menyelamatkan orang lain.

Alloh mah baik
قُلْ يٰعِبَادِىَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَّحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
qul yaa 'ibaadiyallaziina asrofuu 'alaaa anfusihim laa taqnathuu mir rohmatillaah, innalloha yaghfiruz-zunuuba jamii'aa, innahuu huwal-ghofuurur-rohiim "Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar 39: Ayat 53)

SETELAH SHOLAT SHUBUH PERTARUNGAN MAUT ITU BERADA DI ANTARA USIA 60 HINGGA 70 TAHUN
Tidak ramai orang yang hidup hingga mencapai usia 60 tahun. Jika kita mencapainya maka waspadalah, karena inilah saat yang menentukan akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yang baik (Husnul Khatimah) atau akhir yang buruk (Su'ul Khatimah).
ALLAH Subhanahuwata'ala juga mengingatkan hambaNya yang mencapai usia 60 tahun sebagaimana tersirat dalam firmanNya dalam Al-Fathir ayat 35 - 37 berikut ini :
"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu".
(dikatakan kepada mereka), "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepada mu seorang pemberi peringatan ? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang² zalim tidak ada seorang penolongpun".
Sahabat Ali ra, Ibnu Abbas ra dan Abu Hurairah ra menjelaskan firman ALLAH SWT di atas (yang artinya) :
"Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir", bahwa artinya sampai mencapai usia 60 tahun.
Sedangkan yang dimaksud 'pemberi peringatan' dalam ayat di atas menurut para ulama adalah adanya uban di rambut kepala dan 'Sang Pemberi Peringatan' yaitu Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW juga bersabda menguatkan ayat di atas (yg artinya) :
"ALLAH SWT memberi udzur kepada seseorang yang diakhirkan ajalnya, hingga sampai usia 60 tahun."(HR Bukhari no. 6419).
Ibnu Hajar ra mengatakan : "Makna hadits" bahwa udzur dan alasan sudah tidak ada, misalnya ada orang yang mengatakan, 'Andai usiaku dipanjangkan, aku akan melakukan apa yang diperintahkan kepada ku'.
Dengan usia yang mencapai 60 tahun, maka tidak ada yang layak untuk dia lakukan selain istighfar, ibadah keta'atan dan KONSENTRASI PENUH UNTUK AKHIRAT ... !
Rasulullah pernah bersabda bahwa usia umatnya adalah berkisar di antara 60 - 70 tahun !
"Sedikit yang berhasil melewatinya". (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dan, "Pertarungan maut itu berada di antara usia 60 tahun hingga usia 70 tahun." (HR Bukhari).
Imam Fudhail bin Iyadh (Ulama Besar zaman Tabi' Tabiin) memberikan tausyiah : "Barang siapa yang meyakini perjumpaan dengan Sang Khalik, ia harus sadar bahwa ia akan ditanya.
Dan siapa yang yakin hal ini, ia harus menyiapkan jawabannya", jelas Fudhail.
"Lalu bagaimana jalan keluarnya" ? "Caranya mudah".
Lalu Imam Fudhail menjelaskan tentang teori bertaubat : *"Beribadah dan beramal Shalihlah di sisa usiamu, karena ALLAH SWT sangat menyayangi terhadap hambaNya yang mau menghabiskan sisa usianya untuk lebih mendekat kepada Nya, INSYAA ALLAH,
ALLAH SWT akan ampuni dosa² yang telah lalu dan ALLAH SWT berikan keselamatan serta kebahagiaan di dunia, di kubur hingga di akhiratNya ALLAH SWT".
Di saat kita sudah berumur 50 tahun atau apalagi sudah menginjak usia 60 tahun atau bahkan lebih, maka biasakan berdo'a memohon perlindungan dari ketidak-berdayaan, malas, fitnah dan dijauhkan dari siksa kubur :
“Allaahuma Inni A’udzubika Minal ‘Ajzi Wal Kasali Waljubni Walharam Wa A’udzibika Minal Fitnatil Makhya Wamamati Wa A’udzubika Min ‘Adzabil Qabr”...)
Artinya : “Yaa Allah, aku berlindung kepada Mu dari sifat lemah & malas, penakut & tua. Aku berlindung kepada Mu dari fitnah hidup & mati, aku juga berlindung dari siksa kubur".
Neraka Jahanam sepanjang hidup, Surga sepanjang hidup
Jangan merasa aneh, inilah kehidupan. Hakikatnya tak ada yang memberimu manfaat selain sholatmu.
Alam itu aneh ???,
Jenazah disusul dengan jenazah ...
Kematian disusul dengan kematian berikutnya ...
Berita tentang kematian terus bermunculan ... ada yg mati karena kecelakaan, ada krn sakit, ada yang tiba2 mati tanpa diketahui sebabnya, dunia ini akan ditinggalkan semuanya yg ada dan mereka akan dikuburkan, itu pasti.
Hariku dan harimu pasti akan tiba, persiapkanlah bekal untuk perjalanan yang tak dapat kembali.
Wahai orang yang menunda ... Taubat dengan alasan karena masih muda,
Kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja,
kuburan tempat manusia segala usia ...
Sungguh Dunia itu hanya 3 hari :*
Hari Kemarin : kita hidup disitu, dan tidak akan kembali lagi
Hari ini : kita jalani namun tak berlangsung lama
Besok : kita tidak akan tahu apa yg akan terjadi.
Maka saling memaafkanlah antar Saudara dan sesama, bersedekahlah ... Karena aku, engkau dan mereka pasti akan pergi meninggalkan gemerlapnya dunia ini untuk selamanya ...
Yaa Allah ... kami memohon keridhaannMu husnulkhatimah dan beruntung dengan mendapatkan surga dan selamat dari api neraka ...
Barangsiapa yang hidup dalam suatu kebiasaan maka ia akan mati dengan kebiasaan itu.
Dan barangsiapa yang mati dalam suatu keadaan maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut ...
Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya, namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapatkan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu,
In syaa Allah ...
والله أعلم
*Semoga bermanfa'at

Mayoritas Belum Tentu Bisa Menjadi Ukuran Kebenaran ?
اﻟسّلامــ عليكـمــ ورحمـۃ اﻟلّـہ وبركاتہ
ِ الحمد لله وشكرلله
الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.،
اللّهمّ صل وسلم وبارك على سيدنا محمد واله واصحابه وامّته اجمعين
قَالُوْا سُبْحٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 32)
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا , وَرْزُقْنِـيْ فَهْمًـا
_“Dan katakanlah, ‘Wahai Robb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu.”_ *(QS. Thoha: 114)* _"dan berikanlah aku pemahaman yang baik"_
Salam Santun & ta'zhim kepada para ustadz/ustadzah Serta salam ukhuwah fillah sahabat Hijrah (HC & HCM + ODOAH) yang insyaa Allah dirahmati Allah.
Semoga semua dalam keadaan sehat walafiat, aamiin yaa rabbal 'aalamiin..
أول العلم النية، ثم الاستماع، ثم الفهم، ثم الحفظ، ثم العمل، ثم النشر
_Awal dari sebuah ilmu adalah niat (tekad kemauan), kemudian mendengar (menyimak), kemudian memahami (mempelajari), kemudian menjaga (menghafalkan), kemudian mengamalkan (menerapkan), kemudian menyebarluaskan (membagikan)._ *(Abdullah Ibn Mubarak)*
🌾 *Tanamkan adab & akhlak yang baik*
🎋 _*Silakan menyimak Kajian Islami Ahlus Sunnah Wal Jamaah (KISWAH) edisi bulan Syawal malam ini.*_
_Yuk semangat ngaji lagi, simak lagi, amalin lagi_
_Buah tomat buah belewah_
_Semoga Bermanfaat dan Barokah_
••••••••••••••○○❁🌴❁○○••••••••••••••
Sahabat hijrah fillah,
Belum lama ini ada muncul di berbagai sosmed mengenai perkataan beberapa dai yang menisbatkan diri sebagai dai sunnah, yang cukup menuai kontroversi di tengah2 kaum muslim indonesia dengan mengatakan bahwa _*"banyaknya orang (mayoritas) belum tentu menunjukan sebuah kebenaran"*_
Benarkah demikian sebagaimana yang disampaikan dai² sunnah tersebut ?
Mari kita simak penjelasan para ulama yang mengikuti pemahaman ahlus sunnah wal jamaah mengenai apa yang dimaksud dengan mayoritas atau lebih dikenal dengan _"Assawadul a'zham atau al-jamaah,"_ dan bagaimana kaitan antara keduanya.
Bismillah wa sholatu wa salam 'ala rosulillah,
Dengan semakin jauhnya zaman kita saat ini dengan zamannya baginda Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat, dan juga seiring dengan perkembangan dinamika masyarakat, maka dewasa ini sering kita lihat peselisihan di antara kaum muslimin sendiri.
Terhadap permasalahan ini, Baginda Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wa sallam sudah memberikan pedoman bagi kita *agar mengikuti as-sawaad al-a’zhom (jama’ah kaum muslimin yang terbanyak), karena kesepakatan mereka (as-sawaad al-a’zhom) mendekati ijma’, sehingga kemungkinan keliru sangatlah kecil, insyaa Allah.*
حدثنا العباس بن عثمان الدمشقي . حدثنا الوليد بن مسلم . حدثنا معاذ بن رفاعة السلامي . حدثني أبو خلف الأعمى قال سمعت أنس بن مالك يقول سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم : يقول إن أمتي لا تجتمع على ضلالة . فإذا رأيتم اختلافا فعليكم بالسواد الأعظم
_“Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadi perselisihan maka ikutilah kelompok mayoritas (as-sawad al a’zham).”_
(HR. Ibnu Majah, Abdullah bin Hamid, at Tabrani, al Lalika’i, Abu Nu’aim. Menurut Al Hafidz As Suyuthi dalam Jamius Shoghir, ini adalah hadits Shohih)
al-Imam as-Suyuthi rahimahullaah menafsirkan kata As-sawadul A’zhom sebagai sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak, yang bersatu dalam satu titian manhaj yang lurus. *(Lihat: Syarah Sunan Ibnu Majah: 1/283).*
Menurut al-Hafidz al-Muhaddits Imam Suyuthi, _"As-Sawad Al-A’zhom merupakan mayoritas umat Islam."_
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Atsqolani menukil perkataan Imam Ath-Thabari mengenai makna kata “jamaah” dalam hadits Bukhari yang berbunyi, _“Hendaknya kalian bersama jamaah”, beliau berkata, “Jamaah adalah As-Sawad Al-A’zhom.”_ *(Lihat Fathul Bari juz 13 hal. 37)*
Ibnu Hajar al-Atsqolani pun memaknai “Jama’ah” sebagai As-Sawad Al-A’zhom (mayoritas umat Islam).
Hadits di atas juga senada dengan hadits yang masyhur dan shohih berikut ini
اختلفت اليهود على إحدى وسبعين فرقة سبعين من النار وواحدة في الجنة واختلفت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة إحدى وسبعون فرقة في النار وواحدة في الجنة وتختلف هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة اثنتان وسبعون في النار وواحدة في الجنة فقلنا : انعتهم لنا قال : السواد الأعظم
“Umat Yahudi terpecah menjadi 71 firqoh, 70 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat Nashoro terpecah menjadi 72 firqoh , 71 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga. Umat ini akan terpecah menjadi 73 firqoh, 72 firqoh di neraka dan 1 firqoh di surga.”
Kami (para sahabat) bertanya, “Tunjukkan sifatnya untuk kami.” Beliau menjawab, “As-Sawad Al-A’zhom.”
Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dalam Al-Kabir juz 8 hal. 273 nomor 8.051.
Al-Haitsami berkata, “Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-Tirmidzi secara ringkas. Juga diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dan rijalnya tsiqoh.” (Majma’ Az-Zawaid juz 6 hal. 350 nomor 10.436)
Begitu juga senada dengan hadits shohih berikut ini
لا يجمع الله أمر أمتى على ضلالة أبدا اتبعوا السواد الأعظم يد الله على الجماعة من شذ شذ فى النار
_“Allah tidak akan membiarkan ummatku dalam kesesatan selamanya. Ikutilah As-Sawad Al-A’zhom. Tangan (rahmah dan perlindungan) Allah bersama jamaah. Barangsiapa menyendiri/menyempal, ia akan menyendiri/menyempal di dalam neraka.”_
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Ibnu Abbas juz 1 hal. 202 nomor 398 dan dari Ibnu Umar juz 1 hal. 199 nomor 391 (Jami’ul Ahadits: 17.515)
Selanjutnya perhatikan juga hadits shohih berikut ini:
قال أبو أمامة الباهلي : عليكم بالسواد الأعظم
رواه عبد الله بن أحمد والبزار والطبراني ورجالهما ثقات
Abu Umamah Al-Bahili berkata, _“Hendaknya kalian bersama As-Sawad Al-A’zhom. (golongan mayoritas umat Islam)”._ Diriwayatkan oleh Abdullah bin Ahmad dan Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, rijal mereka berdua tsiqoh. (Lihat Majma’uz Zawaid nomor 9.097)
Demikianlah nasehat Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam kepada kita, _agar kita mengikuti mayoritas umat Islam dan jangan menyendiri/menyempal, karena ancamannya neraka._
Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam telah menjamin bahwa mayoritas umat Islam tidak mungkin berada dalam kesesatan, sebagai umat Islam sudah pasti kita wajib iman/percaya dan tidak ada keragu-raguan setitikpun pada beliau.
Semoga kita semua tergolong dalam kelompok As-Sawad Al-A’zhom (mayoritas umat Islam) yaitu kaum ahlussunnah wal jama’ah yang selalu berpedoman kepada Al-Qur’an, al-Hadits, al-Ijma’ wa al-Qiyas, yang kemudian pengamalan syari’atnya/fiqhnya berdasarkan salah satu dari 4 madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), aqidahnya berdasarkan faham Asy’ariyah-Maturidiyah, dan ihsannya mengikuti Syekh Imam Abu Qosim Al-Junaidi Al-Baghdadi.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan ilmu kita agar tidak mudah terpengaruh ajakan kembali kepada Quran dan Sunnah tapi menjauhkan kita dari mayoritas muslim "assawadul azham", menjauhkan kita dari para ulama, habaib, ustadz yang mengikuti ahlus sunah wal jamaah yang sesungguhnya.
والله أعلم بالصّواب
📌 _Perbedaan Bukan Untuk Dipertentangkan Tetapi Untuk Saling Menghargai Dan Toleransi Dalam Khilafiyah. Mari Kedepankan & Jaga Persatuan, Persaudaraan._
_Beda itu Pasti. Bersaudara Itu Harus._
____________________
الحمدلله رب العالمين 🤲🏻
_🎬 Bersambung.._
_Insyaa Allah akan dilanjutkan kembali pada kajian berikutnya pembahasan Kajian islami Ahlus Sunnah Wal Jamaah (KISWAH) edisi Syawal lainnya ..._
••••••••••••••○○❁🌴❁○○••••••••••••••
فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
fas`aluuu ahlaz-zikri ing kuntum laa ta'lamuun
_"..maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui."_
(QS. An-Nahl 43 / Al-Anbiya 7)
*Pesan Rasulullah dalam hal ilmu.*
ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛُﻦْ ﻋَﺎﻟِﻤًﺎ ﺃَﻭْ ﻣُﺘَﻌَﻠِّﻤًﺎ ﺃَﻭْ ﻣُﺴْﺘَﻤِﻌًﺎ ﺃَﻭْ ﻣُﺤِﺒًّﺎ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻜُﻦْ ﺧَﺎﻣِﺴًﺎ ﻓَﺘَﻬْﻠِﻚَ ( ﺭﻭﺍﻩ ﺑﻴﻬﻘﻰ )
_Qoolan Nabiyu Shallallaahu ‘alaihi wasallam. Kun ‘aliman, au muta’alliman, au mustami’an, au muhibban. Walam takun khomisan, fatahlik._
“Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka” *(HR. Baihaqi).*
سسوڠڬوهڽ اڤابيلا اكو مناصيحتي كامو، بوكنله برارتي اكوله يڠ ترباءيق دالم كالڠن كامو، بوكن جوڬ يڠ ڤاليڠ صالح دالم كالڠن كامو، كران اكو جوڬ ڤرنه ملمڤاوءي باتس اونتوق ديري سنديري.
سأندايڽ سساورڠ ايت هاڽ داڤت منيمڤأيكن دعوة اڤابيلا دي سمڤورنا، نسچاي تيدق اكن اد ڤندعوه، مك اكن جادي سديكيتله اورڠ يڠ ممبري ڤريڠاتن
_"Sesungguhnya apabila aku menasihati kamu, bukanlah berarti akulah yang terbaik dalam kalangan kamu, bukan juga yang paling Sholih dalam kalangan kamu, karena aku pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya dapat menyampaikan da'wah apabila dia sempurna, niscaya tidak akan ada penda'wah, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan."_
*(Imam Hasan Al Bashri)*
••••••••••••••○○❁🌴❁○○••••••••••••••
ﻣﻦ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﺧﻴﺮﺍ ﻳﻔﻘﻬﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ
_man-yuridulloohu bihi khoiran yufaqqihHu fiddiin_
“Barangsiapa dikehendaki Allah (mendapat) kebaikan, maka akan dipahamkan ia dalam (masalah) agama.”
*{HR Bukhari 2948, Muslim 1037}*
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِه
_man-dalla 'alaa khairin -falahu mitslu ajri faa 'ilih_
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”
*(HR. Muslim 1893)*
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
_“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima“_
*(HR. Ahmad, Ibnu Majah & Ibnu as-Sunni)*
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ, وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَ مِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
_“Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak dikabulkan.”_ *(HR. Muslim 2722)*
Demikian Materi Kajian Rutin (Kantin) KISWAH malam ini.
Semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu buat sahabat hijrah fillah semua di grup ini. Silakan dibagikan.
بارك الله فيكم..
Jazakumullahu Khairan atas perhatian semuanya.
👳🏻♀Bang Adrian - Pembina HC & HCM*

perbanyak amalan di hari jumat
Dalil Sholat sunnah Qabliyah (sebelum) sholat Jum’at
Sebagian orang telah membid’ahkan sholat sunnah qabliyah jum’at ini. Menurut pandangan mereka hal ini tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah saw. atau para sahabat. Padahal kalau kita teliti cukup banyak hadits serta wejangan ulama pakar ahli fiqih dalam madzhab Syafi’i dan lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan sunnah- nya sholat qabliyah jum’at ini. Mari kita ikuti hadits-hadits yang berkaitan dengan sholat sunnah diantaranya :
Hadits riwayat Bukhori dan Muslim : “Dari Abdullah bin Mughaffal al-Muzanni, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: ‘Antara dua adzan itu terdapat shalat’”. Menurut para ulama yang dimaksud antara dua adzan ialah antara adzan dan iqamah.
Mengenai hadits ini tidak ada seorang ulamapun yang meragukan keshohih- annya karena dia disamping diriwayatkan oleh Bukhori Muslim juga diriwayat kan oleh Ahmad dan Abu Ya’la dalam kitab Musnadnya. Dari hadits ini saja kita sudah dapat memahami bahwa Nabi saw. menganjurkan supaya diantara adzan dan iqamah itu dilakukan sholat sunnah dahulu, termasuk dalam katergori ini sholat sunnah qabliyah jum’at. Tetapi nyatanya para golongan pengingkar tidak mengamalkan amalan sunnah ini karena mereka anggap amalan bid’ah.
Riwayat dalam sunan Turmudzi II/18: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwasanya beliau melakukan shalat sunnah qabliyah jum’at sebanyak empat raka’at dan sholat ba’diyah (setelah) jum’at sebanyak empat raka’at pula”.
Abdullah bin Mas’ud merupakan sahabat Nabi saw. yang utama dan tertua, dipercayai oleh Nabi sebagai pembawa amanah sehingga beliau selalu dekat dengan nabi saw. Beliau wafat pada tahun 32 H. Kalau seorang sahabat Nabi yang utama dan selalu dekat dengan beliau saw. mengamal- kan suatu ibadah, maka tentu ibadahnya itu diambil dari sunnah Nabi saw.
Penulis kitab Hujjatu Ahlis Sunnah Wal-Jama’ah setelah mengutip riwayat Abdullah bin Mas’ud tersebut mengatakan: “Secara dhohir (lahiriyah) apa yang dilakukan oleh Abdullah bin Mas’ud itu adalah berdasarkan petunjuk langsung dari Nabi Muhammad saw.”
Dalam kitab Sunan Turmudzi itu dikatakan pula bahwa Imam Sufyan ats-Tsauri dan Ibnul Mubarak beramal sebagaimana yang diamalkan oleh Abdullah bin Mas’ud ( Al-Majmu’ 1V/10).
Hadits riwayat Abu Daud: “Dari Ibnu Umar ra. bahwasanya ia senantiasa memanjangkan shalat qabliyyah jum’at. Dan ia juga melakukan shalat ba’diyyah jum’at dua raka’at. Ia menceriterakan bahwasanya Rasulullah saw. senantiasa melakukan hal yang demikian”.(Nailul Authar III/313).
Penilaian beberapa ulama mengenai hadits terakhir diatas ialah : Imam Syaukani berkata: ‘Menurut Hafidz al-Iraqi, hadits Ibnu Umar itu isnadnya shohih’. ; Hafidz Ibnu Mulqin dalam kitabnya yang berjudul Ar-Risalah berkata: ‘Isnadnya shohih tanpa ada keraguan’. ; Imam Nawawi dalam Al-Khulashah mengatakan : ‘Hadits tersebut shohih menurut persyaratan Imam Bukhori. Juga telah dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam shohihnya’.
Hadits riwayat Ibnu Majah : “Dari Abu Hurairah dan Abu Sufyan dari Jabir, keduanya berkata; Telah datang Sulaik al-Ghathfani diketika Rasulullah saw. tengah berkhutbah (khotbah jum’at). Lalu Nabi saw. bertanya kepada- nya: ‘Apakah engkau sudah shalat dua raka’at sebelum datang kesini ?’ Dia menjawab; Belum. Nabi saw. bersabda; ‘Shalatlah kamu dua raka’at dan ringkaskan shalatmu itu’ “. (Nailul Authar III/318).
Jelas sekali dalam hadits ini bagaimana Rasulullah saw. menganjurkan (pada orang itu) shalat sunnah qabliyyah jum’at dua raka’at sebelum duduk mendengarkan khutbah. Juga dalam menerangkan hadits ini Syeikh Syihabuddin al-Qalyubi wafat 1070H mengatakan; bahwa hadits ini nyata dan jelas berkenaan dengan shalat sunnah qabliyah jum’at, bukan shalat tahiyyatul masjid. Hal ini dikarenakan tahiyyatul masjid tidak boleh dikerjakan dirumah atau diluar masjid melainkan harus dikerjakan di masjid.
Syeikh Umairoh berkata: Andai ada orang yang mengatakan bahwa yang disabdakan oleh Nabi itu mungkin sholat tahiyyatul masjid, maka dapat dijawab “Tidak Mungkin”. Sebab shalat tahiyyatul masjid tidak dapat dilaku- kan diluar masjid, sedangkan nabi saw. (waktu itu) bertanya; Apakah engkau sudah sholat sebelum (dirumahnya) datang kesini ? (Al-Qalyubi wa Umairoh 1/212).
Begitu juga Imam Syaukani ketika mengomentari hadits riwayat Ibnu Majah tersebut mengatakan dengan tegas :
Sabda Nabi saw. ‘sebelum engkau datang kesini’ menunjukkan bahwa sholat dua raka’at itu adalah sunnah qabliyyah jum’at dan bukan sholat sunnah tahiyyatul masjid“.(Nailul Authar III/318)
Mengenai derajat hadits riwayat Ibnu Majah itu Imam Syaukani berkata ; ‘Hadits Ibnu Majah ini perawi-perawinya adalah orang kepercayaan’. Begitu juga Hafidz al-Iraqi berkata: ‘Hadits Ibnu Majah ini adalah hadits shohih’.
Hadits riwayat Ibnu Hibban dan Thabrani: “Dari Abdullah bin Zubair, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda : ‘Tidak ada satupun sholat yang fardhu kecuali disunnahkan sebelumnya shalat dua raka’at’ “. Menurut kandungan hadits ini jelas bahwa disunnahkan juga shalat qabliyyah jum’at sebelum sholat fardhu jum’at dikerjakan.
Mengenai derajat hadits ini Imam Hafidz as-Suyuthi mengatakan : ‘Ini adalah hadits shohih’ dan Ibnu Hibban berkata ; ‘Hadits ini adalah shohih’. Sedang- kan Syeikh al-Kurdi berkata: “Dalil yang paling kuat untuk dijadikan pegang- an dalam hal disyariatkannya sholat sunnah dua raka’at qabliyyah jum’at adalah hadits yang dipandang shohih oleh Ibnu Hibban yakni hadits Abdullah bin Zubair yang marfu’ (bersambung sanadnya sampai kepada Nabi saw.) yang artinya: ‘Tidak ada satupun shalat yang fardhu kecuali disunnahkan sebelumnya shalat dua raka’at’ “.
Demikianlah beberapa hadits yang shohih diatas sebagai dalil disunnah- kannya sholat qabliyyah jum’at.
Sedangkan kesimpulan beberapa ulama ahli fiqih khususnya dalam madzhab Syafi’i tentang hukum sholat sunnah qabliyyah jum’at yang tertulis dalam kitab-kitab mereka ialah :
Hasiyah al-Bajuri 1/137 :
“Shalat jum’at itu sama dengan shalat Dhuhur dalam perkara yang disunnahkan untuknya. Maka disunnahkan sebelum jum’at itu empat raka’at dan sesudahnya juga empat raka’at”.
Al-Majmu’ Syarah Muhazzab 1V/9 :
“Disunnahkan shalat sebelum dan sesudah jum’at. Minimalnya adalah dua raka’at qabliyyah dan dua raka’at ba’diyyah (setelah sholat jum’at). Dan yang lebih sempurna adalah empat raka’at qabliyyah dan empat raka’at ba’diyyah’.
Iqna’ oleh Syeikh Khatib Syarbini 1/99 :
“Jum’at itu sama seperti shalat Dhuhur.Disunnahkan sebelumnya empat raka’at dan sesudahnya juga empat raka’at”.
Minhajut Thalibin oleh Imam Nawawi :
“Disunnahkan shalat sebelum Jum’at sebagaimana shalat sebelum Dzuhur”.
Begitu juga masih banyak pandangan ulama pakar berbagai madzhab mengenai sunnahnya sholat qabliyyah jum’at ini.
Dengan keterangan-keterangan singkat mengenai kesunnahan sholat qabliyyah jum’at, kita akan memahami bahwa ini semua adalah sunnah Rasulullah ﷺ., bukan sebagai amalan bid’ah. Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah Subhanahuwata'ala.

orang tua
عن أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم: إن الله ينظر إلى وجه الشيخ صباحا ومساء ويقول يا عبدي قد كبر سنك ورق جلدك ودق عظمك واقترب أجلك وحان قدومك إليّ فاستحي مني فأنا استحي من شيبتك أن اعذبك في النار
Dari Anas bin Malik RA berkata: Rasululloh ﷺ bersabda: “Sesungguhnya Allah memandang wajah orang yang tua renta di pagi dan sore seraya berfirman “Wahai hamba-Ku, usiamu telah tua, kulitmu telah keriput, tulangmu telah keropos, ajalmu telah dekat, dan tibalah waktu kedatanganmu kepada-Ku, maka malulah kepada-Ku karena Aku malu pada ubanmu untuk menyiksamu di neraka”.

dzikir pagi
*DOA AGAR DUNIA MENGEJARMU TANPA KAU MENGEJARNYA*
ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
Diriwayatkan bahwa seorang Sahabat mengeluh kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:
*“Ya Rasulallah, kenapa dunia seolah-olah tidak menginginkanku, semua usahaku bangkrut, peternakan dan pertaniankupun selalu gagal panen.?*
Sambil tersenyum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan tentang tasbihnya para Malaikat serta tasbihnya penghuni alam semesta yaitu kalimat:
* ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺤﻤﺪﻩ ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ *
*SUBHANALLAH WA BIHAMDIHI SUBHANALLAHIL ‘AZHIM ASTAGHFIRULLAH*
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
*“Bacalah 100 kali sebelum terbit Fajar.*
Maka dunia akan memohon kepada Allah agar engkau miliki (mengejarmu tanpa kau mengejarnya)”*
Selang beberapa bulan kemudian, sahabat tadi kembali lagi dan bercerita:
*“Ya Rasulallah sekarang aku bingung dengan hartaku kemana harus aku letakkan hasil usaha dan peternakanku karena banyaknya.”*
( Kitab ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻔﺮﺝ oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki Al Hasany).

"Dua serigala lapar yang dilepas menyerang sekawanan kambing, pengrusakannya tidak melebihi ambisi seseorang untuk memperoleh harta dan kemuliaan yang merusak agamanya." Berkata Abu Isa: Hadits ini hasan shahih dan ada hadits serupa diriwayatkan berkenaan dengan hal ini dari Ibnu 'Umar dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tapi sanadnya tidak shahih. (HR. Tirmidzi: 2298)

Selasa, 04 Juni 2019
Hirup mah kudu manfaat keur batur, Lain ngamanfaatkeun batur.

6 Sunnah Nabi di Hari Idul Fithri
Penulis
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
-
July 5, 2016
923
Apa saja amalan atau adab yang perlu diingat ketika kita berada di hari Idul Fithri?
Berikut penjelasannya.
1- Disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat shalat Idul Fithri
Mandi ketika itu disunnahkan. Yang menunjukkan anjuran ini adalah atsar dari sahabat Nabi.

Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, seseorang pernah bertanya pada ‘Ali mengenai mandi. ‘Ali menjawab, “Mandilah setiap hari jika kamu mau.” Orang tadi berkata, “Bukan. Maksudku, manakah mandi yang dianjurkan?” ‘Ali menjawab, “Mandi pada hari Jum’at, hari ‘Arafah, hari Idul Adha dan Idul Fithri.” (HR. Al-Baihaqi, 3: 278. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Lihat Al-Irwa’, 1: 177)
Ada riwayat dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma sebagai berikut.
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Dari Nafi’, (ia berkata bahwa) ‘Abdullah bin ‘Umar biasa mandi di hari Idul Fithri sebelum ia berangkat pagi-pagi ke tanah lapang. (HR. Malik dalam Al-Muwatho’ 426. Imam Nawawi menyatakan bahwa atsar ini shahih)
Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa para ulama sepakat akan disunnahkannya mandi untuk shalat ‘ied.
Dikatakan dianjurkan karena saat itu adalah berkumpungnya orang banyak sama halnya dengan shalat Jum’at. Kalau shalat Jum’at dianjurkan mandi, maka shalat ‘ied pun sama.
2- Berhias diri dan memakai pakaian yang terbaik
Ada riwayat yang disebutkan dalam Bulughul Maram no. 533 diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki baju khusus di hari Jumat dan di saat beliau menyambut tamu. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adab Al-Mufrad)
Ada juga riwayat dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ‘Umar pernah mengambil jubah berbahan sutera yang dibeli di pasar. Ketika ‘Umar mengambilnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamdatang, Ibnu ‘Umar lantas berkata, “Wahai Rasulullah, belilah pakaian seperti ini lantas kenakanlah agar engkau bisa berpenampilan bagus saat ‘ied dan menyambut tamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,
إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ
“Pakaian seperti ini membuat seseorang tidak mendapatkan bagian di akhirat.” (HR. Bukhari, no. 948)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mempermasalahkan berpenampilan bagus di hari Idul Fithri. Yang jadi masalah dalam cerita hadits di atas adalah jenis pakaian yang ‘Umar beli yang terbuat dari sutera.
Ada juga riwayat dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جُبَّةٌ يَلْبَسُهَا لِلْعِيْدَيْنِ وَيَوْمِ الجُمُعَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki jubah khusus yang beliau gunakan untuk Idul Fithri dan Idul Adha, juga untuk digunakan pada hari Jum’at.” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahihnya, 1765)
Diriwayatkan pula dari Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih bahwa Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma biasa memakai pakaian terbaik di hari ‘ied.
Aturan berpenampilan menawan di hari ‘ied berlaku bagi pria. Sedangkan bagi wanita, lebih aman baginya untuk tidak menampakkan kecantikannya di hadapan laki-laki lain. Kecantikan wanita hanya spesial untuk suami.
3- Makan sebelum shalat Idul Fithri
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan sebelumnya beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Untuk shalat Idul Fithri disunnahkan untuk makan sebelum keluar rumah dikarenakan adanya larangan berpuasa pada hari tersebut dan sebagai pertanda pula bahwa hari tersebut tidak lagi berpuasa.
Ibnu Hajar rahimahullah dalam Al-Fath (2: 446) menyatakan bahwa diperintahkan makan sebelum shalat Idul Fithri adalah supaya tidak disangka lagi ada tambahan puasa. Juga maksudnya adalah dalam rangka bersegera melakukan perintah Allah.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لا يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ .. وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah keluar pada hari Idul Fithri (ke tempat shalat, pen.) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari, no. 953)
Kalau tidak mendapati kurma, boleh makan makanan halal lainnya.
4- Bertakbir dari rumah menuju tempat shalat
Ketika puasa Ramadhan telah sempurna, kita diperintahkan untuk mensyukurinya dengan memperbanyak takbir. Allah Ta’ala berfirman,
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185).
Dalam suatu riwayat disebutkan,
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَوْمَ الفِطْرِ فَيُكَبِّرُ حَتَّى يَأْتِيَ المصَلَّى وَحَتَّى يَقْضِيَ الصَّلاَةَ فَإِذَا قَضَى الصَّلاَةَ ؛ قَطَعَ التَّكْبِيْرَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa keluar hendak shalat pada hari raya Idul Fithri sambil bertakbir sampai di lapangan dan sampai shalat hendak dilaksanakan. Ketika shalat hendak dilaksanakan, beliau berhenti dari bertakbir.” (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 2/1/2. Hadits ini mursal dari Az-Zuhri namun memiliki penguat yang sanadnya bersambung. Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 171. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih)
Ibnu Syihab Az-Zuhri menyatakan bahwa kaum muslimin ketika itu keluar dari rumah mereka sambil bertakbir hingga imam hadir (untuk shalat ied, pen.)
Namun kalau kita lihat dari keumuman ayat Surat Al-Baqarah ayat 185 yang menunjukkan perintah bertakbir itu dimulai sejak bulan Ramadhan sudah berakhir, berarti takbir Idul Fithri dimulai dari malam Idul Fithri hingga imam datang untuk shalat ‘ied.
Takbir yang diucapkan sebagaimana dikeluarkan oleh Sa’id bin Manshur dan Ibnu Abi Syaibah, bahwasanya Ibnu Mas’ud bertakbir,
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. (artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Kalau lafazh di atas takbir “Allahu Akbar” ditemukan sebanyak dua kali. Dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah pula disebutkan dengan sanad yang sama dengan penyebutan tiga kali takbir. (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 36442)
Artinya di sini, dua atau tiga kali takbir sama-sama boleh.
Syaikhul Islam menerangkan bahwa jika seseorang mengucapkan “Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar”, itu juga diperbolehkan. (Majmu’ah Al-Fatawa, 24: 220)
Disyari’atkan bertakbir dilakukan oleh setiap orang dengan menjaherkan (mengeraskan) bacaan takbir. Ini berdasarkan kesepakatan empat ulama madzhab. (Majmu’ah Al-Fatawa, 24: 220)
5- Saling mengucapkan selamat (at-tahniah)
Termasuk sunnah yang baik yang bisa dilakukan di hari Idul Fithri adalah saling mengucapkan selamat. Selamat di sini baiknya dalam bentuk doa seperti dengan ucapan “taqabbalallahu minna wa minkum” (semoga Allah menerima amalan kami dan kalian). Ucapan seperti itu sudah dikenal di masa salaf dahulu.
فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqabbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Fath Al-Bari, 2: 446)
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
“Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya ‘ied mengucapkan: Taqobbalallahu minna wa minka.” (Al-Mughni, 2: 250)
Namun ucapan selamat di hari raya sebenarnya tidak diberi aturan ketat di dalam syari’at kita. Ucapan apa pun yang diutarakan selama maknanya tidak keliru asalnya bisa dipakai. Contoh ucapan di hari raya ‘ied:
‘Ied mubarak, semoga menjadi ‘ied yang penuh berkah.
Minal ‘aidin wal faizin, semoga kembali dan meraih kemenangan.
Kullu ‘aamin wa antum bi khair, moga di sepanjang tahun terus berada dalam kebaikan.
Selamat Idul Fithri 1437 H.
Sugeng Riyadi 1437 H (selamat hari raya) dalam bahasa Jawa.
Ucapan selamat di atas biasa diucapkan oleh para salaf setelah shalat ‘ied. Namun jika diucapkan sebelum shalat ‘ied pun tidaklah bermasalah. (Lihat bahasan Fatwa Islam Web 187457)
6- Melewati jalan pergi dan pulang yang berbeda
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا كَانَ يَوْمُ عِيدٍ خَالَفَ الطَّرِيقَ
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di hari ied (ingin pergi ke tempat shalat, pen.), beliau membedakan jalan antara pergi dan pulang. (HR. Bukhari, no. 986)
Di antara hikmah kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara jalan pergi dan pulang adalah agar banyak bagian bumi yang menjadi saksi bagi kita ketika beramal. Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
“Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.” (QS. Al-Zalzalah : 4)
Rasul lalu bertanya, “Apakah kalian tahu apa yang diceritakan oleh bumi?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَخْبَارَهَا أَنْ تَشْهَدَ عَلَى كُلِّ عَبْدٍ أَوْ أَمَةٍ بِمَا عَمِلَ عَلَى ظَهْرِهَا أَنْ تَقُولَ عَمِلَ كَذَا وَكَذَا يَوْمَ كَذَا وَكَذَا قَالَ فَهَذِهِ أَخْبَارُهَا
“Sesungguhnya yang diberitakan oleh bumi adalah bumi jadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang telah mereka perbuat di muka bumi. Bumi itu akan berkata, “Manusia telah berbuat begini dan begitu, pada hari ini dan hari itu.” Inilah yang diberitakan oleh bumi. (HR. Tirmidzi no. 2429. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Namun hadits ini punya penguat dalam Al-Kabir karya Ath-Thabrani 4596, sehingga hadits ini dapat dikatakan hasan sebagaimana kesimpulan dari Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaliy dalam Bahjah An-Nazhirin, 1: 439)
Semoga bermanfaat. Yuk amalkan!
Semoga hari ied kita penuh berkah, taqabbalallahu minna wa minkum, kullu ‘aamin wa antum bi khair.
—
Disusun @ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul di malam 1 Syawal 1437 H
Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
