Jumat, 31 Mei 2019

analogi sederhana

"Pentingnya MONDOK dan belajar dari ULAMA"
Santri : Kyai... saya mau tanya kenapa sih kita repot-repot harus belajar ilmu nahwu, shorof, mantiq, balaghoh dan ilmu lain untuk bisa memahami ayat-ayat Al-Qur'an? Sekarang kan banyak Al-Qur'an terjemahan apalagi di Internet banyak ilmu bertebaran...kita kan bisa mengikuti kajiannya ..
Kyai : Anakku, coba ambilkan kopi panas di mejanya kyai
Santri : kyai.., ini kopi panasnya
Kyai : Coba kamu minum kopi panas itu
Santri : Loh, kyai gimana sih? kopi ini kan masih panas, nanti lidah saya kepanasan kyai..
Kyai : Begitulah anakku, kalau kita mempelajari makna yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan hadis tanpa ilmu-ilmu yang kamu sebutkan di atas, ibarat kopi panas yang langsung kita minum tanpa didiamkan, sehingga bukannya kita merasakan nikmat dan lezatnya kopi itu tetapi yang ada kita malah kepanasan dan nggak nyaman dengan kopi itu
Makanya kita butuh gelas,dan di ademin dulu..
Santri : Ooo begitu kyai
Kyai : Betul nak, kandungan Al-Qur'an dan hadis bukan seperti puisi dan syair yang bisa mudah dipahami oleh semua orang, tetapi harus melalui ahli yang sudah menguasai tafsir dan pemaknaan yang ada, karena jika masing-masing orang menafsirkan sesuai pikirannya sendiri, bisa jadi Al-Qur'an hanya sebagai buatan manusia yang sudah jauh dari kalam-kalam Ilahi...
Dan itulah mengapa kita tidak langsung kembali ke Alquran dan hadis...tapi harus mengikuti ijtihat para ulama dan pentingnya Bermadzhab.
Santri : Ooohhh begitu nggih kyai, terima kasih atas penjelasannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar