Senin, 26 Agustus 2019

SEBERAT-BERAT HUKUMAN



Pada suatu hari datang seorang pemuda bertanya kepada Al Imam Hasan Al Bashri Radiyallahu'an..

Pemuda itu berkata,
"Wahai imam, aku telah banyak berbuat maksiat. Akan tetapi, mengapa Allah tidak menghukumku sampai detik ini?".

Lantas sang imam pun bertanya kepada pemuda tersebut,
"Apakah setiap malam engkau dapat terbangun untuk melaksanakan sholat Tahajjud?".

Pemuda tersebut berkata kepada sang imam,
"Tidak".

Berkata sang imam :
"Itulah, seberat-beratnya hukuman yang telah Allah berikan untukmu. Tiada hukuman yang lebih berat daripada ketika Allah telah berpaling darimu..
Allah tak ingin lagi berbicara dan mendengar bicara darimu, dibiarkan engkau terlena, tanpa perasaan menyesal ketika meninggalkannya. 
Cukuplah Allah menarik nikmat dan kelezatan Tahajjud dalam dirimu sebagai hukuman kepadamu, sehingga engkau tidak pernah dapat menyadarinya."

         AL-BAHJAH BANDUNG

Habib Bahar

*Habib Bahar Tinggalkan Polda Jabar, 100 Napi Hapal 80 Hadis hingga 6 Tahanan Jadi Mualaf*

TERDAKWA kasus dugaan penganiayaan terhadap remaja Bahar bin Smith mengangkat tangan saat sidang putusan di gedung Arsip dan Perpustakaan, Bandung, Selasa 9 Juli 2019. Majelis hakim menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara kepada Bahar bin Smith, denda Rp 50 juta dan subsider sebulan kurungan.*/ANTARA

"JANGAN tinggalin bib, jangan tinggalin bib," teriakan para narapidana di Direktorat Tahanan dan Barang Bukti Polda Jabar terdengar hingga ke ruang Bid Humas yang bersebelahan langsung. Teriakan tersebut tentunya bukan teriakan biasa, namun berbalut tangis kehilangan.

Hari Kamis 8 Agustus 2019 merupakan hari dipindahkannya Habib Bahar bin Ali bin Smith dari Polda Jabar ke Lapas Pondok Rajeg Cibinong. Seperti diketahui sebelumnya Habib Bahar divonis 3 tahun penjara atas kasus penganiayaan pada 2018 lalu.

Lantunan salawat terdengar dari para narapidana tersebut. Mereka pun bergantian berpelukan memeluk pemimpin Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin di Kemang Kabupaten Bogor itu.

Salah satu kuasa hukum Habib Bahar bin Smith, Hendi Noviandi membenarkan hal itu. Menurut Hendi, masuknya Habib Bahar ke tahanan Polda Jabar memberikan hal yang positif, para narapidana berangsur-angsur menjadi taat dalam beragama.

"Buktikan saja sendiri, tahanan kini rata-rata hapal hingga puluhan hadits. Tentunya karena sehari-hari mereka ini mendapatkan ceramah dari Habib Bahar bin Smith, selain juga keahlian membaca Alquran," katanya di Mapolda Jabar di Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung pada Kamis 8 Agustus 2019.

Hendi juga menambahkan Habib Bahar sangat dihormati di lingkungan para tahanan. Tak jarang pula‎ Habib Bahar menjadi tempat bertanya para narapidana mengenai permasalahan agama yang dimiliki napi-napi tersebut.

"Kemampuan dakwah Habib Bahar ini memang luar biasa, sampai-sampai narapidana jadi pada saleh seperti ini. Ini adalah takdir Allah, jadi tanpa Habib Bahar mungkin para narapidana banyak yang tidak menyadari manisnya menjalankan ibadah," ucapnya.

*6 tahanan masuk islam*

Habib Bahar bin Smith pun saat meninggalkan Polda Jabar tampak berseri-seri. Apalagi saat itu dua sahabat karibnya sudah menunggu di mobil tahanan yaitu Habib Agil bin Yahya dan Habib Basith Iskandar.

"Saya ucapkan kepada umat Muslim di dunia selamat menjalankan ibadah kurban yang akan berlangsung beberapa saat lagi. Saya ikhlas dan tentunya harus ikhlas dengan semua ini saya juga bahagia selalu meski berada di penjara," ucapnya.

Habib Bahar pun bersyukur dari sekira 100 tahanan yang ada rata-rata dari mereka kini telah hapal hingga 80 hadits. "Jadi setiap malam saya ajarkan para tahanan ini mereka pun tadi semuanya menangis, saat saya akan meninggalkan tahanan. Mudah-mudahan mereka bisa istiqomah," ucapnya.

"Kehadiran saya di sini pun ada imbas yang baik karena sudah ada 6 orang tahanan yang non muslim akhirnya mengucapkan dua kalimah syahadat dan akhirnya masuk Islam," katanya.

Oleh karena itu dengan rasa bahagia yang terpancar dari wajahnya Habib Bahar bin Smith menutup wawancara dengan sebuah pesan. Pesan itu adalah "Emas meskipun disimpan di dalam penjara tetaplah menjadi emas," ucapnya.

Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jabar, Abdul Muis Ali menyatakan Habib Bahar bin Smith langsung dipindahkan ke Lapas Pondok Rajeg. "Alhamdulillah hari ini kita telah melaksanakan eksekusi pada Habib Bahar dan kawan-kawan, langsung kita akan pindahkan ke Bogor," ucapnya.

Menurut Abdul Muis selama menjalani masa hukuman Habib Bahar akan tetap di lokasi tersebut. "Alasannya adalah karena memang Habib Bahar berdomisili di Bogor sehingga dicari lapas terdekat,"

© 1996 - 2019 Pikiran Rakyat

PUASA TARWIYAH

BESOK, HARI JUMAT & SABTU, SAATNYA PUASA TARWIYAH DAN PUASA AROFAH.

PUASA TARWIYAH (Jumat, 8 Dzulhijjah / 09 Agustus 2019) ARAFAH (Sabtu , 9 Dzulhijjah / 10 Agustus 2019).

KEUTAMAAN PUASA TARWIYAH DAN AROFAH
Adapun keutamaan puasa sunah Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan Arofah (9 Dzulhijjah) bagi orang yang tidak melaksanakan ibadah haji berdasarkan beberapa hadist Nabi Muhammad SAW adalah:

1. Barang siapa yang menjalankan Puasa Tarwiyah akan dihapus dosa satu tahun yang lalu yang telah terlewati.

2. Sedangkan yang berpuasa di hari Arofah akan dihapus dosa dua tahun (1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang)

3. Dan yang melaksanakan dua puasa ini akan dianugrahi oleh Allah SWT dengan 10 macam kemuliaan, yaitu:

1. Allah akan memberi keberkahan pada kehidupannya.
2. Allah akan menambah harta.
3. Allah akan menjamin kehidupan rumah tangganya.
4. Allah akan membersihkan dirinya dari segala dosa dan kesalahan yang telah lalu.
5. Allah akan melipat gandakan amal dan ibadahnya.
6. Allah akan memudahkan kematiannya.
7. Allah akan menerangi kuburnya selama di alam Barzah.
8. Allah akan memberatkan timbangan amal baiknya di Padang Mahsyar.
9. Allah akan menyelamatkannya dari kejatuhan kedudukan di dunia ini.
10. Allah akan menaikkan martabatnya di sisi Allah SWT.

Alangkah banyak keberkahan dan kebahagiaan yang Allah berikan bagi orang yang menjalankan puasa Tarwiyah dan Arofah. Semoga kita termasuk di dalamnya.

*NIAT*

*_Do'a Niat Puasa Tarwiyah_*

ﻧﻮﻳﺖ ﺻﻮﻡ ﺗﺮﻭﻳﻪ ﺳﻨﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ

NAWAITU SAUMA TARWIYAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta’ala.”

Do'a Niat Puasa Arafah
ﻧﻮﻳﺖ ﺻﻮﻡ ﻋﺮﻓﺔ ﺳﻨﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ.                         
NAWAITU SAUMA ARAFAH SUNNATAN LILLAHI TA’ALAH
“Saya niat puasa Arofah, sunnah karena Allah ta’ala.”

*semoga bermanfaat*

LARANGAN BAGI WANITA HAID .

اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎

dalam kitab Ghoyatul Ikhtishor dijelaskan :

(ويحرم بالحيض) وفي بعض النسخ ويحرم على الحائض (ثمانية أشياء) أحدها (الصلاة) فرضاً أو نفلاً وكذا سجدة التلاوة والشكر (و) الثاني (الصوم) فرضاً أو نفلاً (و) الثالث (قراءة القرآن و) الرابع (مس المصحف) وهو اسم للمكتوب من كلام الله بـين الدفتين (وحمله) إلا إذا خافت عليه (و) الخامس (دخول المسجد) للحائض إن خافت تلويثه (و ) السادس (الطواف) فرضاً أو نفلاً (و) السابع (الوطء) ويسن لمن وطىء في إقبال الدم التصدق بدينار، ولمن وطىء في إدباره التصدق بنصف دينار (و) الثامن (الاستمتاع بما بـين السرة والركبة) من المرأة فلا يحرم الاستمتاع بهما ولا بما فوقهما على المختار في شرح المهذب

~ Diharamkan 8 perkara bagi orang yang haidl :
1.- sholat
2.- puasa
3.- membaca Al-qur'an (dengan niat membaca)
4.- menyentuh mush-haf Al-qur'an
5.- membawa mush-haf Al-qur'an
6.- masuk masjid bila khawatir darahnya netes didalamnya
7.- thowaf- wathi / jima'
8.- istimta' (bersenang-senang) di antara pusar sampai lutut
Selain ini semua BOLEH.

✔ Perkara Yang Diharamkan Bagi Orang Haid dan Nifas. Seorang wanita yang sedang haid atau nifas, diharamkan mengerjakan 11 perkara, yaitu sebagai berikut:

1. Mengerjakan shalat fardlu maupun shalat sunnah,
2. Mengerjakan thawaf di Baitullah Makkah, baik thawaf rukun, thawaf wajib atau thawaf sunnah.
3. Mengerjakan rukun-rukun khutbah Jum’at
4. Menyentuh lembaran al-Qur’an Apalagi kitab al-Qur’an
5. Membawa lembaran al-Qur’an. Apalagi kitab al-Qur’an.
6. Membaca ayat al-Qur’an, kecuali karena mengharap barakah, seperti membaca Bismillahirrahm aanirrahiim, memulai pekerjaan yang baik, Alhamdulilahi Rabbil ‘Alamiin, karena bersyukur dan Innaa Lillaahi wa Innaa Ilaihi Raaji’uun karena terkena musibah.
7. Berdiam diri di dalam masjid, sekiranya dikhawatikan darahnya tertetes didalamnya.
8. Mundar mandir didalam masjid, sekiranya dikahawatirkan darah-nya tertetes didalamnya.
9. Mengerjakan puasa Ramadlan, tetapi diwajibkan qadla. Adapun shalat tidak diwajibkan qadla.
10. Meminta cerai kepada suaminya, atau sebaliknya.
11. Melakukan Istimta’, bersenang-senang suami istri dengan pertemuan kulit antara pusar sampai dengan kedua lutut, baik bersyahwat atau tidak. Apalagi bersetubuh, meskipun kemaluannya lelaki di bungkus dengan kain, hukumnya jelas haram dosa besar.

▶ Apabila haid atau nifas sudah berhenti, tetapi belum mandi, maka larangan 11 perkara ini tetap berlaku, kecuali puasa dan thalaq.

☑ (Mahali serta Hasyiyah Al-Qalyubi: 1/100 dan Abyanal Hawaij: 11/269-270).

✅ Hukum-hukum yang berpautan dengan haid, ada 20 perkara, 12 berupa hukum haram, yaitu:

1. Mengerjakan shalat,
2. Melakukan sujud tilawah (bacaan dalam al-Qur’an), sujud syukur,
3. Melakukan thawaf rukun, wajib, atau sunnah,
4. Mengerjakan puasa wajib maupun sunnah,
5. Melakukan I’tikaf di dalam masjid,
6. Memasuki masjid sekira kuatir akan tetesnya darah haid,
7. Membaca al-Qur.an.
8. Menyentuh al-Qur’an.
9. Menulis al-Qur’an menurut sebagian ulama,
Sembilan perkara ini yang diharamkan bagi seorang wanita yang sedang haid. Adapun yang tiga selanjutnya, diharamkan bagi lelaki suaminya, yaitu:
10. Melakukan persetubuhan
11. Menceraikan istrinya dalam keadaan haid
12. Melakukan istimta’, atau besenang-senang  dengan cara memper-mukan kulit antara pusar sampai dengan lutut istrinya dengan selain bersetubuh.

➡ Adapun delapan perkara yang lain tidak berupa hukum haram ialah sebagai berikut:

1. Usia balig karena haid
2. Kewajiban mandi, setelah haidnya berhenti
3. Melaksanakan Iddat, apabila cerai atau suaminya meninggal
4. Istibra’ atau menunggu seorang wanita amat yang baru dimiliki
5. Bersihnya kandungan bayi
6. Diterima ucapannya apabila wanita itu sudah haid
7. Gugurnya kewajiban shalat ketika keluar darah haid
8. Gugurnya thawaf wada’ ketika dalam keadaan haid.

✏ (Hasyiyah Al-jamal ala Syarhi Al-Minhaj: 1/227)  Ri’ayatul Himmah: 1/152 153).

❌ Peringatan ! : Berhubungan dengan orang yang mempunyai hadas besar, dibolehkan :
(1) membaca zikir yang diambil dari al-Qur’an, seperti ketika makan atau minum membaca lafadl :

بسم الله الرحمن الرحيم

“Dengan menyebut nama Allah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.

(2) Ketika menerima nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa lalu membaca lafad
الحمد لله رب العالمين

“Segala puji bagi Allah seru sekalian alam semesta”.

(3) Ketika naik kendaraan membaca bacaan al-Qur’an dengan harapan semoga selamat dengan lafad :

سبحان الـذى سخر لنـا هـذا ومـا كنالـه مقـرنــين, وإنـا إلى ربنـا لمنقـلبـون

“Maha Suci Dzat yang telah menundukkan semua ini bagi kami sebelumnya tidak mampu mengasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami,. Sesungguhnya yang mewajibkan kepadamu Alqur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali”.

(4) Ketika mendapat musibah atau cobaan sabar dan ridla dengan mengucapkan lafad :

إنـالله وإنـا إليه راجعون

Sesungguhnya kami kepunyaan Allah, dan sesungguhnya kepada Allah lah tempat kami kembali.

↪ (Al-Iqna’ pada Hamisy Hasyiyah Al-Bujarami:1/ 315 dan Abyanal Hawaij: 11/269).

♻ والله اعلم بالصواب سبحان الله والحمد لله ولااله الاالله والله اکبر عدد کل حرف کتب او یکتب ابد الابدین ودهر الداهرین ♻

💠 اَلسَلامُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اَللهِ وَبَرَكاتُهُ‎ 💠

﴿ مجاهدین المرتجی الی فضل ربه ﴾

NUUR ( CAHAYA ) SAYYIDINA MUHAMMAD SHALLALAAHU ALAYHI WASALLAM


Apa sebabnya para salaf kita kalau mendengar adzan, sampai pada lafadz : *ASSYHADU ANNA MUHAMMADARROSULULLAH,* Mereka kemudian mencium kedua jari jempolnya dan mengusapkan kekelopak mata, dengan mengucapkan : *MARHABAN BI HABIBI WA QURROTU 'AINI MUHAMMAD IBNU ABDULLAH.*

Diriwayatkan, bahwa Nabi Adam heran melihat para Malaikat selalu mengikutinya dari belakang... Sehingga Nabi Adam bertanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala, "Ya Allah, kenapa mereka selalu mengikutiku?".

*"Wahai Adam, karena mereka telah tertarik dengan cahaya keturunanmu yang telah ada di sulbimu".*

Kemudian Nabi Adam memohon kepada Allah, agar memindahkan cahaya yang ada di sulbinya kedepan... Maka Allah meletakkan cahaya tersebut diantara kedua alis Nabi Adam. Maka dengan segera semua Malaikat berada dihadapan Nabi Adam. Nabi Adam heran dengan hal yang dilakukan para Malaikat yang selalu memandang wajahnya.

Nabi Adam kemudian memohon agar diperkenankan melihat cahaya itu... Maka Allah Subhanahu Wa Ta'aala menampakkan cahaya tersebut pada kuku kedua ibu jari Nabi Adam, dan membuat Nabi Adam kagum dengan keindahan cahaya tersebut.

*"Ya Allah, cahaya siapakah ini? Kemudian Allah menjawab, "ITU ADALAH NUUR (CAHAYA) SAYYIDINA MUHAMMAD".*

*"WAHAI ADAM, KALAU TIDAK KARENA NUUR SAYYIDINA MUHAMMAD, MAKA TIDAK AKAN AKU CIPTAKAN SEMUA INI".*
Dan Allah Subhanahu Wa Ta'aala menyebutkan keagungan-keagungan Nuur Sayyidina Muhammad Shallalaahu Alayhi Wasallam.

Nabi Adam sangat gembira sekali dengan cahaya Sayyidina Muhammad yang ada pada dirinya...Dan ia mencium kedua jempolnya, lalu meletakkan ke kelopak kedua matanya sambil mengucapkan : Marhaban Bi Habibi Wa Qurrotu 'Aini...Kemudian diusapkan cahaya tersebut dikedua matanya.

Para Salaf mengatakan bahwa, kalau kita melakukan hal tersebut...Insya Allah kita tidak akan terkena penyakit mata dan tidak menjadi buta.

*Allahumma Shalli 'Alaa Sayyidina Muhammad Wa 'Alaa Ali Sayyidina Muhammad.*

            AL-BAHJAH BANDUNG

MUTIARA HIKMAH BUYA YAHYA KE 21

“Sangat benar jika kita terheran saat melihat seorang ibu dan bapak menyuapi bayinya dengan kotoran. Akan tetapi pernahkah kita benar-benar merasa terheran saat ada seorang ibu atau bapak memberi makan anaknya dari sesuatu yang haram? Atau mungkin kita sendiri yang melakukannya? Jika kita belum bisa terheran maka kita adalah manusia aneh yang mengherankan. Sebab sesuatu yang haram adalah sangat kotor di hadapan Allah.”

Mutiara Hikmah Buya Yahya ke 21

MEMBENTENGI AQIDAH AHLUSSUNNAH


Oleh : Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)

Muqoddimah

Sesuatu yang paling berharga yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting dibandingkan ilmu-ilmu yang lainya. Dan diskusi-diskusi yang diadakan jika hal itu untuk membela dan menjaga aqidah yang benar maka itu adalah sebaik-baik diskusi. Saat ini kami sungguh sangat berbahagia jika pada kesempatan ini kami para alim ulama untuk bersama-sama mendiskusikan aqidah dan bagaimana upaya kita untuk menjaga aqidah umat. Kami yakini bahwa kita semua akan senantiasa dalam lindungan dan pertolongan Allah sesuai janji Allah  dalam Al-Qur'an yang artinya:

_“Dan mereka yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran-Ku sungguh Aku akan memberi petunjuk kepada mereka”._ *(Q.S. Al-Ankabut : 69)*

Menjaga aqidah umat adalah sebaik-baik hadiah yang diberikan oleh para ulama kepada mereka kapan dan dimanapun berada. Lebih-lebih disaat merebaknya fitnah-fitnah yang menggerogoti aqidah-aqidah seperti yang kita rasakan dan saksikan pada saat ini. Bahkan ada diantara kita yang sudah keropos aqidahnya namun ia tidak merasa tergerogoti. Umat islam adalah umat yang besar akan tetapi sering lengah dengan jumlah yang besar ini sehingga kadang-kadang kita kurang mencermati hal-hal yang disusupkan musuh-musuh Allah dalam tubuh umat Islam. Maka dalam kesempatan pertemuan ini kami ingin menghadirkan sekilas tentang aqidah yang benar untuk bisa menjadi bekal bagi kita di dalam menegakkan dan menjaga aqidah umat Islam dunia dan Indonesia khususnya yang Alhamdulillah dari generasi ke gernerasi mereka pada aqidah yang benar yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah.

Pertolongan Pertama Di Zaman Fitnah Aqidah

Yang kami maksud pertolongan pertama dizaman fitnah aqidah ini adalah bagaimana kita menghadirkan hal terpenting dan mendesak yang dibutuhkan oleh ummat dalam upaya membentengi aqidah yang benar.
Ada dua hal yang secara subtansi dan maknawi tidak terlalu penting akan tetapi hal tersebut perlu diperhatikan lebih karena dari situlah kesesatan akan masuk. Dua hal tersebut yang pertama mengenal sebuah identitas dan yang kedua adalah mempertahankan manhaj talaqqi.

1. Mengenal Sebuah Identitas

Di dalam kita berbicara untuk menjelaskan aqidah yang benar, sangat sulit kalau seandainya hanya dalam ceramah yang singkat atau dalam pertemuan yang sesaat. Akan tetapi dengan menyadari dan memahami sebuah identitas diri kebenaran aqidahnya bisa dengan sangat mudah di jaga dan di kontrol agar seseorang tidak terbawa masuk dalam kelompok aqidah yang salah atau sesat. Dan hal ini bisa kita saksikan dalam amaliyah-amaliyah di dalam keseharian mereka mulai dari tawasulan, tahlilan, membaca kitab maulid secara bersamaan (Asroqolan Atau Marhabanan) yang sungguh itu semua adalah amaliyah yang benar dan telah menjadi ciri khas aqidah yang benar biarpun sebenarnya pembahasan aqidah yang lebih penting bukan di dalam amaliah-amaliyah tersebut.

Kalau kita cermati para ulama terdahulu dalam urusan aqidah dan amaliyah, mereka lebih mementingkan isi daripada kulit. Hingga terkadang seorang muslim awam Ahlussunnah Wal Jamaah dengan kualitas aqidahnya yang sudah benar akan tetapi dia tidak mampu untuk menjelaskan Ahlusunnah Wal Jamaah dengan panjang dan lebar dengan pemaparan ilmiyah. Padahal sebetulnya penjabaran makna aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah secara panjang lebar sudah dihadirkan dan disosialikan oleh ulama-ulama terdahulu dengan metode yang sangat sederhana dan kemasyarakatan sehingga sebuah aqidah sudah menyatu dengan kehidupan mereka.

Cara penjabaran dan pemaparan luas dan halus amatlah tepat pada masa disaat fitnah aqidah belum banyak tersebar. Akan tetapi disaat fitnah aqidah merebak dimana-mana dan pergeseran nilai aqidah mudah terjadi, kita harus bisa mencermati sebab-sebab umat ini termakan fitnah. Kita bisa saksikan disaat munculnya ahli fitnah yang tidak henti-hentinya merendahkan dan mencaci aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Orang-orang awam pun diam karena tidak tahu kalau mereka sendiri yang dicaci karena mereka tidak mengenal identitas mereka sendiri.

Maka dari itu kami perlu mengenalkan sebuah identitas yang secara hakikatnya memang kurang penting sebab hal itu hanya berurusan dengan kulit dan bukan subtansi aqidah. Akan tetapi sebagai langkah pertama dalam membentengi aqidah dalam kondisi mendesak dan darurat kami anggap mengenal identitas diri saat ini amat diperlukan yaitu disaat  merebaknya fitnah dan banyaknya pemalsu-pemalsu aqidah.

Sebab lain yang menjadikan mengenal identitas diri ini penting adalah karena banyaknya orang yang memusuhi aqidah para ulama Ahlussunnah Wal Jamaah yang mereka pun yang menggemborkan syi’ar dan slogan Ahlussunnah Wal Jamaah dan menamakan diri mereka Ahlussunnah Wal Jamaah. Jadi pengenalan identitas ini disaat ini sangat penting untuk membedakan Ahlussunnah Wal Jamaah yang sesungguhnya dengan Ahlussunnah Wal Jamaah yang palsu. Dan setelah itu kita akan mencoba satu demi satu untuk menjelaskan perbedaan antara Ahlussunnah Wal Jamaah yang palsu dan yang Ahlussunnah Wal Jamaah yang sesungguhnya dengan kajian ilmiah di dalam pembahasan berikutnya.

Identitas yang kami maksud adalah:

1. Islam
2. Ahlussunnah Wal Jamaah
3. Asy’ariyah atau Maturidiyah
4. Shufiyyah 
5. Pengikut salah satu 4 Madzhab

Seseorang yang beraqidah yang benar adalah seorang Muslim, Sunni, Asy’ari, Shufi dan Bermadhab.

Artinya di zaman fitnah ini tidak cukup seorang itu dikatakan aqidahnya benar jika dia hanya menyebut dirinya sebagai seorang muslim saja. Sebab Islam sekarang bermacam-macam dan alangkah banyaknya Islam yang dipalsukan oleh musuh-musuh Allah. Oleh sebab dalam irama pembuktian kebenaran akidah seorang muslim harus dilanjutkan dengan ikrar bahwa dirinya adalah muslim Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dan dengan jawaban sebagai muslim Ahlussunnah Wal Jamaah saja ternyata belum cukup karena adanya pemalsu-pemalsu Ahlussunnah Wal Jamaah yang mereka adalah musuh-musuh Ahlussunnah Wal Jamaah. Maka dari itu harus dilanjutkan ikrar bahwa dirinya adalah pengi-kut Ahlussunnah Wal Jamaah.

Dan orang yang mengatakan dirinya sebagai Asy’ariy atau pengikut Imam Abul Hasan Al Asy’ari ternyata belum cukup, sebab ada sekelompok orang yang sepertinya mengagungkan Imam Abul Hasan Al Asy’ari ternyata mereka adalah musuh-musuh Abul Hasan Al Asy’ari. Dan pengikut Imam Abul Hasan yang benar adalah mereka yang berani mengatakan dirinya adakah pengikut para Ahli Tasawuf (Shufiyyah) di dalam ilmu mendekatkan diri kepada Allah. Maka seorang Asy’ari yang benar haruslah dia berkeinginan untuk menjadi seorang shufi dan mencintai ahli Tasawuf.

Termasuk fitnah besar akhir-akhir ini dimunculkan adalah tuduhan sesat kepada ahli tasawwuf. Dan memang kita akui ada segelintir orang yang menodai citra tasawwuf, dan itu tergolong orang yang sesat mengaku bertasaw-wuf. Adapun tasawuf adalah ilmu untuk mem-
bersihkan hati dalam irama mencari ridho Allah. Maka sangat sesat orang-orang yang memusuhi tasawwuf biarpun dia mengaku Ahlussunnah Wal Jamaah dan biarpun juga mengakui Abul Hasan Al-Asy’ari.

Dan yang terakhir adalah identitas Ahlussunnah Wal Jamaah di dalam masalah fiqih mereka adalah orang-orang yang mengikuti kepada Imam Madzhab yang empat Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad Bin Hambal. Dalam bahasa fiqh kita sering menyebut dengan istilah bertaqlid kepada salah satu dari imam 4 madhab.

Identitas terakhir ini juga sangat perlu dihadirkan sebab pada zaman akhir ini telah muncul orang yang mengaku Ahlussunnah Wal Jamaah akan tetapi dengan kesombongannya mereka merendahkan dan membenci taqlid bahkan hingga sampai mencaci-maki dan merendahkan para ulama-ulama yang bertaqlid. Maka bertaqlid adalah termasuk ciri aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang benar.

Maka orang sesat adalah orang yang mengaku Islam tetapi bukan Ahlussunnah Wal Jamaah, membenci asy’ariyah, membenci tasawwuf dan tidak mau bermadhab. Ini adalah cara pintas untuk mengenali orang-orang yang beraqidah benar di tengah-tengah kesesatan ummat.

2. Manhaj Talaqqi

Talaqqi adalah pengambilan ilmu dengan memperhatikan kedisiplinan, kesinambungan, keilmuan antara guru dengan murid. Hal yang semacam ini sangat berarti dalam irama menjaga dan mengkaji Ahlussunnah Wal Jamaah yang benar. Disini bukan berarti seseorang tidak boleh memperluas ilmu dengan cara membaca, akan tetapi disini lebih ditekankan kepada seseorang agar mempunyai dasar-dasar aqidah yang benar yang diambil dari guru yang jelas terlebih dahulu sebelum dia mengembara dengan akal pikirannya ke berbagai disiplin ilmu atau untuk menelaah pemikiran-pemikiran aqidah yang berbeda dan pada dasarnya cara ini sudah mengakar dan membudaya di lingkungan pe-santren-pesantren salaf yang diasuh oleh para ulama dengan metode sorogan atau memindah ilmu dengan membaca kitab secara kalimat perkalimat dari awal hingga akhir.

Seperti yang sangat kita sering dengar dengan pengenalan kitab-kitab aqidah, seperti Aqidatul awam, Jauharotut tauhid dan yang lainnya yang secara ilmiah terbukti itu adalah penjabaran dari aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Maka menjaga mata rantai dan kesinambungan keilmuan seperti ini adalah sangat penting. Dan dalam pengamatan kenyataan di zaman ini kita tidak menemukan kesesatan kecuali disaat seseorang tersebut meninggalkan buku-buku aqidah para pendahulunya dan cara yang di anut oleh pendahulunya dalam mengambil lmu.

Ada 3 hal yang amat penting untuk kita cermati dalam masalah manhaj talaqqi terhadap kerusakan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah.

1. Dari awal pendidikan agamanya memang tidak dikenalkan dengan aqidah yang benar melalui kitab-kitab yang benar dengan manhaj talaqqi. Dalam hal ini bisa dibuktikan bahwa jika ada pesantren atau ada lembaga pendidikan yang tidak berpegang kepada manhaj talaqqi sudah tidak ada lagi maka yang terjadi adalah mudah tercemar oleh aqidah yang sesat.

2. Manhaj talaqqi masih di berlakukan akan tetapi itu hanya sekedar pembacaan rutin tanpa ditindaklanjuti kajian yang lebih dalam. Hal ini akan menjadikan seseorang akan mudah tercemar oleh aqidah-aqidah yang sesat karena disatu sisi mereka kurang mendalami aqidah yang mereka tekuni. Disisi lain virus kesesatan bertebaran melalui media-media yang saat ini menjadi lebih dekat kepada masyarakat seperti televisi, radio dan buletin-buletin yang semua itu lebih mudah dibaca dengan bahasa lokal yang mudah di fahami seiring berkembangnya dunia tehnologi. Sementara penyeru kesesatanpun sangat gigih dalam menyebarkan kesesatan.

3. Semangat ingin tahu kepada agama yang tinggi yang tidak dibarengi dengan bimbingan seorang guru dan hanya hanya mengandalkan kemampuannya dalam membaca buku-buku yang ditemukannya di toko-toko buku atau yang dibaca melalui internet. Hal yang semacam inilah yang kami cermati telah benar-benar menjadikan aqidah kita semakin hari semakit keropos.

Kita bisa saksikan dengan para perusak aqidah telah dengan gigihnya membuat radio-radio, mencetak buku-buku murah dan gratis serta selebaran yang dibagi secara cuma-cuma.

Sebagai contoh, di kebanyakan kota, kabupaten, penyebar aqidah sesat itu berusaha untuk mempunyai radio karena mereka yakin dengan adanya radio mereka bisa mempengaruhi masyarakat luas yang sebenarnya dihati mereka ada kerinduan untuk mendalami ilmu agama. Dengan membuat stasiun radio ternyata tanpa kita sadari telah berpengaruh besar terhadap kesesatan.

Justru kita sebagai pembawa aqidah yang benar kita kurang berfikir maju untuk menguasai media informasi demi membendung arus penyesatan aqidah. Hubungannya dengan manhaj talaqqi yang kami sebut adalah kita jangan memulai belajar aqidah kecuali dengan manhaj talaqqi. Dan kita harus berusaha agar media-media yang ada dan juga toko-toko buku bisa dipenuhi oleh orang-orang yang mempunyai aqidah yang benar dan menekuni manhaj talaqqi. Dan jangan membaca buku aqidah kecuali atas petunjuk guru yang mempunyai manhaj talaqqi.

Hakekat Ahlusunnah Wal Jamaah

Ahlussunnah Wal Jamaah adalah manhaj beraqidah yang benar dengan dua ciri. Pertama mereka sangat mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW. Kedua, mereka juga sangat mencintai sahabat Nabi Muhammad SAW.

Maka tidak cukup orang mengaku beragama Islam akan tetapi dengan mudah mereka mencaci para sahabat nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari Ahlussunnah Wal Jamaah model ini diwakili oleh kelompok Syi’ah (Syi’ah Imamiyah Itsnata ’Asyariyah) dengan ciri khas paling menonjol dari mereka adalah mengagungkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW akan tetapi merendahkan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Begitu juga tidak cukup orang mengaku Islam akan tetapi dia merendahkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari Ahlussunnah Wal Jamaah model ini diwakili mereka mempunyai ciri khas yaitu yang tidak peduli dengan urusan ahlul bait nabi Muhammad SAW mencoba merendahkan sayyidina Ali bin abi Tholib biarpun di sisi lain mereka mengakui para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Ringkasnya Ahlussunnah Wal Jamaah adalah mereka yang memuliakan ahlu bait dan sekaligus mengagungkan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Ada diantara orang-orang yang mengaku mengagungkan dan memuliakan para sahabat Nabi Muhammad SAW dan ahlu bait Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi mereka punya penafsiran-penafsiran tentang aqidah yang jauh dari kitab Allah dan sunnah Rasululloh SAW yaitu dari kaum jabariah dan qodariyah.

Disaat seperti itu muncullah seorang yang dinobatkan sebagai Imam besar yang telah berusaha untuk membersihkan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah yang benar dari unsur luar dan menjerumuskan. Dan muncullah cetusan-cetusan ilmu aqidah yang benar yang dari masa ke masa dan menjadi pegangan umat Islam sedunia yaitu Ahlussunnah Wal Jamaah Asy’ariyyah.

Asy`ariyyah adalah sebuah pergerakan pemikiran pemurnian aqidah yang dinisbatkan kepada Imam Abul Hasan Al-Asy`ariy. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H / 975-6 M.

Imam Al-Asy`ari pernah belajar kepada ayah tiri beliau yang bernama  Al-Jubba`i, seorang tokoh dan guru dari kalangan Mu`tazilah. Sehingga Al-Asy`ari mula-mula menjadi penganut Mu`tazilah, sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami paham Mu`tazilah hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara beliu dengan gurunya, Al-Jubba`i dalam berbagai masalah. Debat itu membuatnya tidak puas dengan konsep Mu`tazilah dan beliau pun keluar dari paham itu dan kembali kepada pemahanan Ahlussunnah Wal Jamaah.

Imam Al-Asy`ari telah berhasil mengem-balikan pemahaman sesat kepada aqidah yang benar dengan kembali kepada apa yang pernah di bangun oleh para salaf (ulama sebelumnya) dengan senantiasa memadukan antara  dalil nash (naql) dan logika (`aql). Dengan itu belaiu berhasil melumpuhkan para pendukung Mu`tazilah yang selama ini menebar fitnah ditengah-tengah ummat Ahlus Sunnah. Bisa dikatakan sejak berkembangya aliran Asy`ariyah inilah Mu`tazilah berhasil diruntuhkan.

Dan kaum Asya’iroh dari masa ke masa selalu mempunyai peran dalam membela aqidah yang benar aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah. Dan terbukti dalam sejarah perkembangan Islam ulama Asya’irohlah yang memenuhi penjuru dunia. Merekalah ahli sunnah yang sesungguhnya.
Adalagi pakar aqidah yang semasa dengan Imam Abul Hasan Asy’ari yaitu Imam Abu mansur Almaturidi. Secara umum tidak ada perbedaan diantara keduanya. Hanya karena yang tersebar di Indonesia maka kami sebut lebih sering Asy’ariyah.

Wallohu a’lam bishshowab

MENCIUMI TANGAN SEORANG GURU

Suatu hari ada seorang pemuda yang bertanya kepada habib Umar Bin Hafidz.

PEMUDA :
"Kenapa engkau membiarkan murid muridmu membungkukkan badan dan mencium tanganmu bolak balik.
Tidaklah engkau tahu itu perbuatan syirik?
Engkau sudah membuat murid muridmu menyembah sesama makhluk.
Bukankah hanya Allah yang layak disembah.
Tunduk dan menunduk adalah perbuatan syirik". 

Tanya seorang pemuda kepada habib Umar Bin Hafidz.

Habib Umar Bin Hafidz hanya tersenyum melihat dan mendengar pertanyaaan pemuda itu, lalu habib Umar Bin Hafidz memanggil pemuda tadi dan mendekatinya.
Kemudian habib Umar Bin Hafidz mengambil pena yang ada disaku pemuda itu dan menjatuhkan pena tersebut kebawah.
Ketika pemuda itu menunduk hendak mengambil pena tersebut maka habib Umar Bin Hafidz menahannya lalu berkata

HABIB UMAR :
"Jangan menunduk, bukankah menunduk kepada makhluk adalah perbuatan bathil."

PEMUDA :
"Tidak, aku hanya ingin mengambil penaku dibawah",
jawab pemuda itu.

HABIB UMAR :
"Aku ini diibaratkan pena, Seorang tholabul Ilmi ( pencari ilmu ) tidak akan mendapatkan ilmu jika tiada Memiliki pena, Begitu juga dengan murid-muridku  mereka menghargai dan menghormati aku bukan atas dasar permintaanku, aku tidak pernah memaksa dan aku tidak pernah menyuruh mereka mencium tanganku.

Tetapi ketahuilah wahai pemuda, Seorang tholabul Ilmi ( penuntut ilmu ) tidak akan mendapatkan setetes pun ilmu yang bermanfaat jika dia tidak menghormati gurunya".

Semoga kita bisa menghormati dan memuliakan guru guru kita semuanya tanpa terkecuali.
Duhai allah berikanlah kami ilmu yang bermanfaat dan tambahkanlah ilmu bagi kami.
Aamiin ya rabbal alamiin..

            AL-BAHJAH BANDUNG

Kemenangan terbesar saiton adalah tatkala dia membuat manusia putus asa untuk bertaubat kepada ALLAH

-Mutiara Hikmah Habib Novel Al Athos ke84-

Salah satu istighfar yang dibaca para waliyullah.

استغفر الله للمؤمنين و مؤمنات

Astaghfirullaaha lilmu'miniina wal-mu'minaat. (dibaca setiap harinya 27x)

Artinya : Aku memohon ampun kepada Allah untuk mukmin dan mukminat.

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كل يوم سبعا وعشرين مرة كان من الذين يستجاب لهم ويرزق بهم اهل الارض

Dari Abu Darda' ra. Nabi Muhammad saww. berkata : "Manistaghfara lilmu'miniina wal-mu'minaati kulla yaumin sab'an wa 'isyriina marotan kaana minal-ladziina yustajaabu lahum wa yurzaqu bihim ahlul-ardhi.

Artinya : Barangsiapa membacakan istighfar untuk mukmin dan mukminat sebanyak dua puluh tujuh kali di setiap hari, maka ia termasuk golongan mereka yang terkabul doanya dan mereka yang menjadi jaminan rizki Allah dari para penghuni bumi.". (HR. Ath-Thabaraniy)

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كتب الله له بكل مؤمن و مؤمنة حسنة

Dari Ubadah bin Smamit ra. Nabi Muhammad saw. bersabda : "Manistaghfara lilmu'miniina wal-mu'minaati kataballaahu lahu bikulli mu'minin wa mu'minatin hasanatan.

Artinya : Barangsiapa membacakan istighfar untuk mukmin dan mukminat, maka Allah mencatat satu kebajikan untuknya pada setiap seorang mukmin dan mukminat. (HR. Ath Thabarani)

Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad di dalam kitabnya An-Nashaih Ad-Diniyah Wal-Washaya Al-Imaniyah mengatakan beristighfar untuk mukmin dan mukminat sebanyak 27x termasuk sifat-sifat/kebiasan dzikirnya para Wali.

KISAH SERIGALA DAN PENGGEMBALA DIZAMAN ROSULULLOH (Risalah Takrif)

Di ceritakan ada seorang penggembala kambing saat itu ia sedang menggembala kambing-kambingnya, lantas tiba-tiba datang seekor serigala besar mengambil kambingnya. Digigitnya kambing tersebut dengan mulutnya dan membawanya pergi

Mengetahui hal tersebut dikejarnya serigala itu oleh penggembala hingga serigala itu terpojok dan anak kambing masih berada dimulutnya dalam keadaan masih hidup karena semakin terpojok serigala melepaskan anak kambing itu dan berkata dalam bahasa arab dengan lisan yang fasih
"wahai penggembala takutlah kepada alloh jangan kau halangi aku dari rizkiku ini".

Maka penggembala itu berkata
"sungguh menakjupkan ada seekor serigala dapat berbicara"

maka serigala itu berkata
"engkau lebih menakjupkan...!"

"Mengapa aku lebih menakjupkan?" sahut penggembala

"Ada nabi dan sahabat-sahabatnya sedang berjihad dibalik bukit ini sedangkan engkau masih sibuk dengan kambing-kambingmu, (mereka berjihad dalam perang uhud saat itu) ada bidadari-bidadari menanti di surga kedatangan orang-orang yang wafat diantara mereka sedangkan engkau masih sibuk dengan kambing, masih sibuk dengan dunia.."

Maka ucapan serigala ini lebih membuat penggembala semakin takjup

"Baik aku akan datang tapi siapa yang akan menjaga kambing-kambingku ini?"

maka serigala itu "berkata aku yang akan menjaga kambig kambingmu ini."

Karena serigala itu bukan sembarang serigala. Tapi serigala ini kenal dengan nabi Muhammad maka penggembala percaya, kemudian ia serahkan kambing-kambingnya kepada serigala itu kemudian ia pergi berjihad bersama Rosululloh
Ia tinggalkan dunianya untuk bersama Rosululloh.

Selesai perang uhud ia ceritakan kepada Rosululloh peristiwa tersebut

Rosululloh percaya dan "berkata sungguh kau pulang ke kawanan kambing-kambingmu akan kau dapati kambing-kambingmu masih utuh tidak ada satupun yang berkurang"

Sesampai ia di tempat penggembalaannya ia dapati dombanya masih lengkap tidak kurang dan seringga di lihatnya sedang menggembalakan kambing-kambing nya

Kemudian sebagai ucapan terimakasih kepada serigala karena telah mengenalkannya kepada Rosululloh maka ia sembelihkan seekor kambing dan dihadiahkan kepada serigala tersebut,yang karenanya ia bisa mengenal Rosululloh

Demi alloh sesungguhnya tidak ada satu makhlukpun di langit dan di bumi melainkan semuanya tau bahwa aku adalah Rosululloh, semuanya mengenal aku kecuali tukang-tukang maksiat dari kaum jin dan manusia

            AL-BAHJAH BANDUNG

BACAAN DO'A QUNUT NAZILAH



Ketika Keadaan Negeri Sedang Dilanda Banyak Fitnah dan Bencana, maka Para Ulama Menghimbau Agar Masyarakat  Membaca Do’a Qunut Nazilah Di Setiap Rokaat Terakhir Sholat, Khususnya Shalat Fardhu (Saat I'tidal di Rakaat Terakhir).

Berikut Bacaannya :

اللّٰهُمَّ اهْدِنَــــا فِيْمَنْ هَدَيْتَ . وَعَافِنَــــا فِيْمَنْ عَافَيْتَ . وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ. وَبَارِكْ لَنَــــا فِيْمَا أَعْطَيْتَ .وَقِنَــا شَرَّ مَا قَضَيْتَ

فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ .وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ . وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ . تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ . فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ . أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْـبَلَاءَ وَاْلغَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزِّنَا وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ . اللّٰهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِ صَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْـــمُسْلِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ لَا تُهْلِكْنَــا وَأَهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِــــهِ صَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَالْـــمُسْلِمِيْنَ. وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ اْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ . اللّٰهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ اُمُوْرِنَا وَاجْعَلِ اللّٰهُمَّ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَـــةً وَقِنَــا عَذَابَ النَّــارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَــا مُحَمَّدٍ (ن) النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِــهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ.

AL-BAHJAH BANDUNG

Sebagai mana kita ketahui, akhlak adalah suatu hal yang mahal yang harus kita miliki, lalu bagaimana manusia yang berakhlak mulia?
Buya Yahya

Manfaat dan Keutamaan Istighfar

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada kaumnya,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا.

“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” [Nuh: 10-12]

Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Al-Hasan Al-Bashry bahwa ada empat orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh akan masa paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak. Namun, terhadap semua keluhan tersebut, beliau hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah,” lalu membacakan ayat di atas. [Demikian makna kisah yang disebut dalam Fathul Bary 11/98.].

Bârakallâhu fiîk
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Nikmat bersyukur dalam segala hal

Apakah Makna Syukur?⁣⁣ Syukur secara bahasa,⁣⁣
⁣⁣
“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur artinya berterima kasih.⁣⁣
⁣⁣
Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:⁣⁣
⁣⁣
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244).⁣⁣
⁣⁣
Perkara lain diantara buah manis dari mempunyai sifat senantiasa Bersyukur ialah akan menjadikan penyebab seseorang Ditambahnya Nikmat oleh Allah subhanahu wata'ala.⁣⁣
⁣⁣
Allah Ta’ala berfirman,⁣⁣
⁣⁣
وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم⁣⁣
⁣⁣
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’” (QS. Ibrahim: 7)⁣⁣

Keutamaan Bersikap Qana’ah

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari Kiamat, amma ba’du:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ, ورُزِقَ كَفَافًا, وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ”

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan diberikan oleh Allah sikap qana’ah (rasa cukup) terhadap pemberian-Nya” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مِحْصَنٍ الخَطْمِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

Dari Salamah bin Ubadullah bin Mihshan Al Hazhmiy dari ayahnya yang pernah bersahabat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang di pagi hari dirinya aman, sehat badannya, dan di dekatnya ada makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dunia telah diberikan kepadanya.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani)

keistimewaan hari juma'at

Perlu diketahui, bahwa setiap waktu memiliki kelebihan dari waktu lainnya. Di antara waktu yang memiliki keutamaan untuk beramal sholeh adalah hari Jum’at. Sebagaimana dikatakan oleh Qotadah bahwa Allah telah memilih hari yang termasuk istimewa dari yang hari lainnya yaitu hari Jum’at. (Tafsir Ibnu Katsir, surat At Taubah ayat 36)

Pada hari Jum’at juga terdapat beberapa kejadian luar biasa sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ

“Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jum’at. Hari tersebut adalah hari diciptakannya Adam, hari ketika Adam dimasukkan ke dalam surga dan hari ketika Adam dikeluarkan dari surga. Hari kiamat tidaklah terjadi kecuali pada hari Jum’at”. (HR. Muslim)

Hari Jum’at juga adalah hari ‘ied (hari raya) kaum muslimin setiap pekannya. Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya pada Jibril, “Hari apa ini?”. Jibril pun menjawab,

هَذِهِ الجُمُعَةُ جَعَلَهَا اللهُ عِيْدًا لَكَ وَلِأُمَّتِكَ

“Hari ini adalah hari Jum’at yang Allah jadikan sebagai ‘ied (hari raya) bagimu dan umatmu.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya. Hasan).

Bârakallâhu fiîk
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc

the power of istigfar

Dzikir sayyidul istighfar disebutkan dalam hadis dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu anhu, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sesungguhnya Sayidul Istighfâr (pemimpin istighfar) adalah seseorang hamba mengucapkan,

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

ALLAHUMMA ANTA RABBII LÂ ILÂHA ILLÂ ANTA KHALAQTANII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MASTATHA’TU A’ÛDZU BIKA MIN SYARRI MÂ SHANA’TU ABÛ`U LAKA BINI’MATIKA ‘ALAYYA WA ABÛ`U BIDZANBII FAGHFIRLÎ FA INNAHU LÂ YAGHFIRU ADZ DZUNÛBA ILLÂ ANTA

(Ya Allâh, Engkau adalah Rabbku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian untuk taat kepada-Mu dan janji balasan-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan keutamaan sayyidul istighfar,

مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوْقِنًا بِهَا ، فَمَـاتَ مِنْ يوْمِهِ قَبْل أَنْ يُمْسِيَ ، فَهُو مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوْقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa mengucapkannya di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga. (Muttafaq alaih).

Kenapa Kita Disuruh Istighfar Tiga Kali Bada Shalat?

Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ رَسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً ، وَقَالَ : (( اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ )) قِيلَ لِلأوْزَاعِيِّ – وَهُوَ أحَدُ رواة الحديث – : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : يقول : أسْتَغْفِرُ الله ، أسْتَغْفِرُ الله . رواه مسلم

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu, pen.), *beliau beristighfar tiga kali* dan mengucapkan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Ada yang bertanya pada Al-Auza’i, salah satu perawi hadits ini, “Bagaimana cara beristighfar?” Al-Auza’i menjawab, “Caranya membaca ‘ASTAGHFIRULLAH … ASTAGHFIRULLAH’ (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah). (HR. Muslim, no. 591)

Penjelasan:
1- Disunnahkan beristighfar tiga kali setelah shalat fardhu.

2- Imam Al-Auza’i mengajarkan cara beristighfar yaitu mengucapkan “ASTAGHFIRULLAH”. Tentu saja seorang perawi lebih memahami apa yang ia riwayatkan.

3- Dianjurkan membaca bada shalat bacaan istighfar, lalu bacaan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM”.

4- Istighfar bada shalat menunjukkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu dengan amalannya. Jika hamba merasa tidak takjub pada amalnya sendiri, itu akan membuat amalan tersebut mudah diterima.

5- Hamba butuh sekali dengan istighfar setiap waktu.

6- Keselamatan, rasa aman, dan thuma’ninah seperti yang dibaca dalam dzikir di atas adalah suatu nikmat yang Allah anugerahkan pada mereka yang mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:448-449.

Bârakallâhu fiîk
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc

" Jangan engkau jadikan ulama seperti kamar mandi, yang kau akan datang kepadanya kalau dalam keadaan butu saja. "

- Mutiara Hikmah Habib Novel Al-Athos ke92 -

Keutamaan Waktu antara Maghrib dan Isya'

Waktu ini sangat singkat. Tapi penuh dengan kucuran rahmat Allah.

Alhabib Abdullah bin Abu Bakar Alidrus berkata

الكنوز كل الكنوز فيما بين المغرب و العشاء
Pusaka (hal yang paling berharga) dari segala pusaka ada pada waktu antara maghrib dan isya'.

Dikisahkan bahwa ada seorang murid mengadu kepada gurunya. Dia berkata," _Wahai syekh, aku ini sangat ingin untuk beribadah puasa dipagi hari dan juga ingin menghidupkan waktu antara maghrib dan isya' dengan ibadah. Akan tetapi jika aku lakukan keduanya itu sangat susah. Jika paginya aku berpuasa, tentu diwaktu maghrib aku akan sibuk untuk berbuka,masak, dll. Lalu bagaimana??_

Gurunya menjawab, " _Kau lakukan keduanya itulah yang afdhol...!! Pagi harinya berpuasa, dan ketika adzan magrib engkau berbuka sebentar kemudian langsung beribadah._"
Muridnya pun mengadu bahwa susah melakukan 2 hal itu. Lantas mana yang harus dipilih diantara 2 ibadah itu..? Puasa tapi waktu antara maghrib dan isya' sibuk dengan makanan,,, atau sebaliknya??
Syekh tsb menjawab:
اذن احيي بين العشائين!!

*Kalau begitu, hidupkan waktu antara maghrib dan isya*

Maka jangan lewatkan waktu yang mulia ini untuk hal yang sia-sia.
Gunakan untuk beribadah.
Setelah adzan maghrib langsung sholat berjama'ah,
Kemudian sibukkan dengan mengaji, berdzikir,membaca ratib, dll hingga datang waktu isya'.

Yang lagi kerja,,stop dulu kerjaannya.
TV dimatikan dulu
HPnya ditaruh dulu,,kalau perlu di silent kan lagi sibuk sama Allah
Jangan ngrumpi, atau ngomongin orang diwaktu ini.
Jangan juga bahas masalah dunia!!!

📚 Risalah mu'awanah

Do'a Menjelang Maghrib

اَللّٰهُمَّ هٰذَا اِقْبَالُ لَيْلِكَ وَاِدْبَارُنَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاءِكَ فَاغْفِرْلِى  ...                                                                           
Allohumma haadza iqbaalu laylika wa idbaaru nahaarika wa ashwaatu du'aaika faghfirlii

Ya Allah... ini adalah kedatangan malamMu dan lenyapnya siangMu, serta suara orang-orang yang berdoa padaMu maka ampunilah aku

sumber: Al Adzkar Imam Nawawi
                             
Apabila waktu shalat telah tiba, maka tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah Subhaanahu Wata'aalaa lebih pantas untuk engkau perhatikan daripada yang lainnya.

Habib Umar bin Abdurrahman al-atthas

NB :

Mohon tidak chat diantara waktu Magrib sampai Isya, dikarenakan mulia nya waktu tersebut. Setelah ini akan di share Ratibul Hadad untuk dibaca (Setelah Shalat Magrib)

BOLEHKAH MELETAKKAN ALQURAN DILANTAI/SEJAJAR TAPAK KAKI?

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيد المرسلين وإمام المتقين نبينا محمد وعلى جميع إخوانه من النبيين والمرسلين وعلى ءاله الطيبين

Oleh : Abi Aufa

Yang harus diketahui adalah *menghormati Alquran adalah suatu kewajiban,* ini sudah menjadi kesepakatan kaum muslimin, seperti yang disampaikan oleh imam Nawawi رحمه الله تعالى

وَأَجْمَعَتْ الْأُمَّةُ عَلَى وُجُوبِ تَعْظِيمِ الْقُرْآنِ عَلَى الاطلاق وتنزيهه وصيانته
(المجموع شرح المهذب)

*Telah sepakat umat atas wajibnya menghormati Alquran secara umum, mensucikannya dan menjaganya. Selesai*
(Majmu' syarah muhadzdzab 2/170)

Dan sekarang mari kita melihat bagaimana Nabi kita ﷺ menghormati kitab suci bahkan kitab taurat sekalipun

أَتَى نَفَرٌ مِنْ يَهُودٍ فَدَعَوْا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْقُفِّ فَأَتَاهُمْ فِي بَيْتِ الْمِدْرَاسِ فَقَالُوا يَا أَبَا الْقَاسِمِ إِنَّ رَجُلًا مِنَّا زَنَى بِامْرَأَةٍ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ فَوَضَعُوا لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وِسَادَةً فَجَلَسَ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ بِالتَّوْرَاةِ فَأُتِيَ بِهَا فَنَزَعَ الْوِسَادَةَ مِنْ تَحْتِهِ فَوَضَعَ التَّوْرَاةَ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ آمَنْتُ بِكِ وَبِمَنْ أَنْزَلَك

"Beberapa orang yahudi datang dan mengundang Rasulullah ﷺ untuk hadir ke Quff (tempat dekat Madinah), lalu beliau mendatangi mereka di tempat yang biasa mereka gunakan untuk mengaji. Mereka berkata, "Wahai Abul Qasim, seorang laki-laki di antara kami berzina dengan seorang wanita, maka tetapkanlah hukum bagi mereka." *Mereka lantas memberi bantal kepada Rasulullah ﷺ untuk digunakan duduk, beliau pun duduk. Kemudian beliau minta diambilkan Taurat, naskah Taurat itu lalu diberikan kepada beliau. Beliau menarik bantal yang didudukinya dan meletakkan Taurat tersebut di atasnya* seraya bersabda: "Aku beriman kepadamu dan kepada Dzat Yang menurunkanmu."
(HR. Abu Daud)

Lihat, bagaimana penghormatan Nabi ﷺ terhadap kitab suci orang yahudi, sampai² beliau meletakkannya diatas bantal yang sebelumnya beliau duduki...

Maka alangkah sangat tidak pantasnya jika kita sebagai umat beliau ﷺ malah meletakkan kitab suci Alquran di tanah/lantai/sejajar dengan tapak kaki.

اَللَّّهُمَّ ارْزُقْنِيَ الفَهْمَ وَالعِلْمَ وَالحِكْمَةً وَالعَقْلَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ

 آمين... آمين...يارب العالمين...

Semoga bermanfaat

والله أعلم بالصواب والخطاء

10 RAHASIA SHALAT SHUBUH BERJAMAAH, YANG TIDAK DIKETAHUI BANYAK ORANG


➡Shalat Subuh berjamaah memiliki banyak keutamaan yang luar biasa, berikut ini sebagian keutamaan yang terdapat di dalamnya:

1. Mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala.
➡Shalat Subuh berjamaah berpeluang mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala. Sebab, aktivitas yang dilaksanakan pada waktu pagi, terlebih aktivitas wajib dan dilaksanakan berjamaah seperti shalat Subuh, telah didoakan agar mendapatkan berkah. Yang mendoakannya adalah Rasulullah shallallahualaihiwasallam:

اللهمَّ باركْ لأمتي في بكورِها

Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)

2. Mendapatkan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.
➡Kondisi pada waktu subuh umumnya masih gelap, walau dengan penerangan listrik yang ada. Namun, dengan kondisi seperti itulah justru terdapat ganjaran yang besar dari Allah Ta’ala bagi manusia-manusia yang menuju masjid buat melaksanakan shalat dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak, dalam hadits disebutkan:

عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال :بشِّرِ المشَّائين في الظُّلَم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة

➡Dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

3. Mendapatkan ganjaran shalat malam sepenuh waktunya.
➡Bisakah kita melakukan shalat malam atau tahajud sepenuh malam? Tentu sangat sulit dengan beragam aktivitas siang hari yang juga harus kita kerjakan. Namun demikian, pahala melakukan shalat malam sepenuh waktu malam ternyata bisa kita dapatkan dengan melakukan shalat Subuh secara berjamaah, dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam disebutkan:

مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه

➡“Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu.”(HR. Muslim, dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu)

4. Berada dalam jaminan AllahTa’ala.
➡Artinya, orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan sempurna, antara lain dengan melaksanakannya berjamaah, maka dia berada dalam jaminan dan perlindungan Allah Azzawajalla., dengan begitu, siapa yang berada dalam perlindungan Allah, orang itu tidak boleh disakiti, orang yang berani mencelakakannya terancam dengan azab yang pedih, sebab dia telah melanggar perlindungan yang Allah berikan kepada orang tadi, dalam haditsnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛ فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم

➡“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan ditelungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka.” (HR. Muslim, dari Jundubibn Abdillah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu)

5. Dibebaskan dari sifat orang munafik.
➡Siapakah dari kita yang bisa menjamin bahwa dirinya telah suci dari penyakit kemunafikan? Bukankah dahulu para tokoh Salaf, yang notabene keimanannya lebih baik daripada kita, senantiasa takut dan khawatir terjangkiti sifat kemunafikan? Lantas, tidakkah kita seharusnya lebih layak untuk khawatir terhadap kondisi kita dewasa ini? Apalagi hidup dalam dunia dengan godaan yang demikian banyak menerpa.

➡Shalat Subuh secara berjamaah adalah salah satu upaya yang bisa kita tempuh agar bisa terhindar dari terjangkit penyakit kemunafikan itu, disebutkan dalam hadits:

ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما، لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد

➡“Tidak ada Shalat yang lebih berat (dilaksanakan) bagi orang munafik daripada shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).” (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)

6. Jamaah shalat Subuh dipersaksikan oleh malaikat.
➡Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهم – وهو أعلم بهم: كيف تركتم عبادي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.

➡“­Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat.” (HR. Bukhari-Muslim)

7. Berpeluang mendapatkan pahala haji atau umrah bila berzikir hingga terbitnya matahari.
➡Bisa dibayangkan betapa besar ganjaran pahala yang didapatkan bila memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

➡Dasar dari hal ini adalah keterangan dari Anasibn Malik Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda:

مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة

➡“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Tirmidzi)

8. Kesempatan untuk melaksanakan shalat sunah Subuh.
➡Kesempatan lain yang bisa didapatkan dengan mengupayakan shalat Subuh secara berjamaah adalah shalat sunah Subuh dua rakaat. Shalat sunat Subuh dua rakaat ini punya kelebihan tersendiri yang disebutkan dalam hadits.

ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيا وما فيها

➡“Dua rakaat (shalat sunah fajar) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

9. Keselamatan dari siksa Neraka.
➡Keselamatan dari siksa Neraka berarti berita gembira tentang masuk Surga. Ganjaran ini tentunya berlaku bagi yang melaksanakan shalat Subuh secara sempurna (berjamaah). Mari perhatikan Hadits berikut:

عن عُمارة بن رويبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها) رواه مسلم

➡Dari Umarah Radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak akan masuk Neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan terbenamnya matahari (Ashar).”(HR. Muslim)

10. Kemenangan dengan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti.
➡Tentunya hal ini merupakan ganjaran terbesar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya.

عن جرير بن عبد الله البجلي رضي الله عنه قال: كنا جلوسًا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ نظر إلى القمر ليلة البدر، فقال: (أمَا إنكم سترَون ربَّكم كما ترَون هذا القمر، لا تُضَامُّون في رؤيته، فإن استطعتم ألا تُغلبوا على صلاةٍ قبل طلوع الشمس وقبل غروبها، فافعلوا) رواه البخاري ومسلم

➡Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu berkata, “Kami pernah duduk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!” (HR. Bukhari-Muslim)

➡Semoga motivasi ini memicu kita untuk senantiasa bisa menjaga shalat Subuh dan shalat 5 waktu secara berjamaah, bahkan menularkannya kepada saudara-saudara kita lainnya.

Aamiin....

.
KOTAK INFAQ/SEDEKAH  PROGRAM TAHFIDZ PENGHAFAL AL QUR'AN GRATIS  : do'akan agar banyak yang menyumbang dengan izin Alloh semoga berkah.
.

YAYASAN RUMAH QUR’AN.