Kamis, 01 Agustus 2019

RUMUS EKONOMI DALAM AL-QUR'AN


Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi berkata: “Al-Qur’an telah menjelaskan kaidah-kaidah dalam masalah ekonomi, sebab perekonomian itu kembali kepada dua permasalahan:

Pertama : Pintar dalam mencari harta

Allah telah membuka lebar-lebar segala pintu untuk mencari harta selagi tidak melanggar agama. Allah berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًۭا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. al-Jumu’ah : 10)

Kedua : Pintar dalam membelanjakan harta

Allah telah memerintahkan untuk hemat dan tidak boros dalam membelanjakan harta.
Allah berfirman menyifati hamba-hamba-Nya yang beriman:

وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَ‌ٰلِكَ قَوَامًۭا

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian." (QS. al-Furqan : 67)

(Al Islamu Dinun Kamilun hlm. 18-19)

Bârakallâhu fiîk

✍  Ust. Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar