Senin, 26 Agustus 2019

Kenapa Kita Disuruh Istighfar Tiga Kali Bada Shalat?

Tsauban radhiyallahu ‘anhu berkata,

كَانَ رَسولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلاَتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلاثَاً ، وَقَالَ : (( اللَّهُمَّ أنْتَ السَّلاَمُ ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ ، تَبَارَكْتَ يَاذَا الجَلاَلِ وَالإكْرَامِ )) قِيلَ لِلأوْزَاعِيِّ – وَهُوَ أحَدُ رواة الحديث – : كَيْفَ الاسْتِغْفَارُ ؟ قَالَ : يقول : أسْتَغْفِرُ الله ، أسْتَغْفِرُ الله . رواه مسلم

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam selesai dari shalatnya (shalat fardhu, pen.), *beliau beristighfar tiga kali* dan mengucapkan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM” (artinya: Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan. Mahasuci Engkau, wahai Tuhan Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Ada yang bertanya pada Al-Auza’i, salah satu perawi hadits ini, “Bagaimana cara beristighfar?” Al-Auza’i menjawab, “Caranya membaca ‘ASTAGHFIRULLAH … ASTAGHFIRULLAH’ (Aku memohon ampun kepada Allah. Aku memohon ampun kepada Allah). (HR. Muslim, no. 591)

Penjelasan:
1- Disunnahkan beristighfar tiga kali setelah shalat fardhu.

2- Imam Al-Auza’i mengajarkan cara beristighfar yaitu mengucapkan “ASTAGHFIRULLAH”. Tentu saja seorang perawi lebih memahami apa yang ia riwayatkan.

3- Dianjurkan membaca bada shalat bacaan istighfar, lalu bacaan “ALLAHUMMA ANTAS SALAAM, WA MINKAS SALAAM, TABAAROKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKROOM”.

4- Istighfar bada shalat menunjukkan bahwa seorang hamba janganlah tertipu dengan amalannya. Jika hamba merasa tidak takjub pada amalnya sendiri, itu akan membuat amalan tersebut mudah diterima.

5- Hamba butuh sekali dengan istighfar setiap waktu.

6- Keselamatan, rasa aman, dan thuma’ninah seperti yang dibaca dalam dzikir di atas adalah suatu nikmat yang Allah anugerahkan pada mereka yang mengikuti ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Referensi:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:448-449.

Bârakallâhu fiîk
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar