Senin, 26 November 2018

Ketawadhuan

Ketawaduanya Guru Mulia Buya Yahya Terhadap Habib Dan syaikh

Kisah nyata akhlak seorang guru mulia Buya Yahya (Pengasuh LPD AL BAHJAH Cirebon)

Peristiwa ini terjadi di Maulid akbar satu hati al bahjah yang baru saja berlangsung kemarin, 11 November 2018.

Saat itu Habib menyampaikan ke jamaah.. akan pentingnya semangat untuk membuat perubahan, sebagaimana Buya Yahya yang awalnya hanyalah seorang santri penuntut ilmu lalu berssungguh - sungguh semangat, dsb (Habib menyebutkan prestasi2 Buya di depan jamaah agar jamaah juga termotivasi), bahkan Habib menyampaiakn ke jamaah : " Hendaknya kalian seperti Buya Yahya."

Saya yang saat itu sedang berada disisi panggung bersama Ustadz Sayf Abu Hanifah lagi menyimak tausiyah pamungkas dalam acara ini.

Seketika beliau ust sayf berkata "Liat nih ki, buya ga bakal jabarin secara rinci apa yang habib sampaikan".

Saya balas menjawab "memang tadi habib blg apa aja ust? yang sedikit saya pahami bahwasannya habib menyanjung buya dihadapan jamaah"

"Tidak hanya itu, habib merinci bagaimana perjuangan buya dahulu saat menjadi santri sampai bisa bisa dititik ini...." beliau melanjutkan inti paparan panjang habib secara ringkas dan jelas.

Saya cuma bisa meng-iyakan bahwasannya memang tidak akan buya menyebutkan "diri" buya sendiri dihadapan para jamaah apalagi pujian itu datangnya dari gurunya dan dari para masyaikh. Hal ini sudah menjadi rahasia umum bagi para santri yang selalu menyimak ceramah-ceramah guru mulia yang diterjemahkan sendiri oleh buya.

Selanjutnya ceramah tersebut lalu diterjemahkan oleh Buya kalimat per kalimat Habib.. akan tetapi sama sekali Buya tidak menyebutkan sedikitpun nama Buya sendiri dan kalimat-kalimat Buya pun tidak menjurus kepada Buya sama sekali (hanya penjelasan umum), namun tidak merubah esensi pesan Habib ke segenap jamaah.

Betul saja dugaan kami yang cuma bisa senyum disisi panggung melihat keanggunan akhlak pewaris nabi yang sedang berada disisi dzuriyatnya.
Melihat beliau berdua tersenyum dan para masyaikh lainnya tersenyum karena mengerti makna ini, saya tidak terbayang seperti apa senyuman Rasulullah SAW kepada beliau semua

Selesai itu...

Habib menanyakan kira2 : "kenapa tidak disebutkan namamu 'Buya Yahya'? yang kalimat ini pun didengar Syaikh Mar'i di belakangnya. Namun, Buya menjawab dengan isyarat senyum tersipu malu seolah-olah berkata "hehe, ndak usah Habib.."
seketika itu habib pun tertawa indah, begitupun Syaikh Mari.. sedangkan Buya tertunduk senyum agak tertawa tapi malu..

dan...

Allah.... saat itupun terlihat pancaran cahaya yang begitu indah dari senyum mereka...

Begitulah akhlak indah dari guru-guru mulia, jarang terlihat pada zaman ini kecuali mereka yang sibuk mendekat dan mencari cinta para ulama untuk mencari Ridho Allah dan RasulNya.

Dan satu lagi hikmah yang bisa kita ambil dari momen ini adalah "Jika seorang murid bangga dan mencintai seorang gurunya itu adalah wajar, namun jika seorang guru yang bangga terhadap muridnya maka itulah yang luar biasa"

Cahaya rahasia, akhlak dan ilmu seorang guru hanya bisa ditularkan kepada muridnya ketika murid itu memiliki Mahabbah yang besar kepada gurunya.

Maka ceklah dirimu saat ini, Seberapa besar cintamu pada gurumu saat ini? Adakah cinta itu?

Karena jika bukan karena wasilah gurumu, kau tidak akan mengenal tuhanmu dan mengenal jalan dakwah kekasihmu (Nabi Muhammad SAW).

Ahlaq yang mulia dari Guru-Guru Mulia, Mudah"an kita  semuanya bisa meneladani beliau2 para Guru-Guru Mulia.

AL BAHJAH BANDUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar