السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Yang ngaji itu bukan berarti kita sudah sempurna.
Kita semua merasakan, berapa ratus kali, ribuan kali ikut hadir di Majlis Ilmu, tapi masih banyak kecacatan dalam akhlaq kita yang masih belum bisa dibenahi.
Jangan sampai ada yang membikin kaidah kalau orang yang suka ngaji itu pasti sudah benar.
Orang yang ngaji itu walaupun sudah ratusan kali ribuan kali hadir di Majlis Ilmu, didalam berubahnya tidak seperti tukang sulap, satu kali duduk bimsalabim abakadabra, langsung berubah.
Membentuk akhlaq yang mulia itu butuh bertahun-tahun. Membentuk satu saja akhlaq mulia, butuh bertahun-tahun. Itupun bagi yang serius membentuk akhlaq mulia.
Kalau orang yang tidak serius, tidak punya tujuan punya akhlaq yang mulia, walaupun ratusan tahun, ya gak mulia mulia.
Andaikata kita melihat di diri jamaah, pengurus, banser, dan sebagainya, lalu...ada kekurangan, masih ada dosa yang masih dilakukan, jangan sampai menganggap percuma kepada kebaikan yang lainnya yang dia lakukan.
Contoh 1 :
Ini orang tukang zina tapi dia Sholat. "Percuma Sholat."
Seharusnya :
"AlhamduliLLaah masih bisa Sholat, walaupun dia berzina."
.
Contoh 2 :
"Kenapa ko tukang Ngaji, bayar hutangnya susah sama saya. Percuma ngaji juga!"
Seharusnya :
"AlhamduliLLaah dia masih mau Ngaji, walaupun dia orang yang jeblug (susah sekali) bayar hutang."
.
Contoh 3:
"Percuma! kamu ngaji kesana kemari tapi ngomong sama suami, "sia".
Jangan begitu!!! Nanti drop! Kita ngajar istri gak bisa, istri rajin ngaji ke Gurunya ke Ulama, ini sudah Maasyaa Allooh ! Anugerah yang hebat.
Seharusnya :
"AlhamduliLLaah mamah sudah baik dalam sisi Sholat, sisi tutup Aurat, Ngaji kesana kemari, AlhamduliLLaah ! namun... papah alangkah mendambakan sekali, andaikata mamah berubah, kalau berbicara itu lebih lembut kepada papah"
.
Jadi, tinggal kita merubah yang salah-salahnya, yang kurang-kurangnya coba ditambalin, yang salah-salahnya coba dibenerin.
.
Jadi kita harus belajar berbicara bijaksana ketika melihat orang melakukan kekurangan, tapi punya kebaikan dalam hal yang lain. Yang baiknya didorong, yang kekurangannya ini bagaimana supaya tidak kurang.
.
Awas! Jangan ada Ummat Islam yang mengatakan 'percuma' kepada Amal Sholeh.
.
Gak boleh itu terjadi. Kenapa?
Kalau 'percuma' itu khawatir disamping dianya juga drop lalu berhenti dari Amal Sholehnya.
siapa yang menjadi sebab dia berhenti dari Amal Sholeh yang sudah dia lakukan?kita sendiri. Ini bahaya nanti.
Ditambah khawatir juga ada pelecehan dihati kita kepada Amal Sholeh itu.
.
"Wah...percuma Ngaji kesana ke mari juga, tetep aja begitu!"
.
Nah... Ini Ngaji ke sana ke mari, seolah direndahkan, dilecehkan. Nanti Allooh yang marah. Kalau Allooh yang marah, bahaya nanti. Kita bisa dapat warna-warni musibah dari Allooh Jalla Jalaaluh Wahdah.
.
Ini orang hadir di Majlis Ilmu, Allaah Ridlo, Rosul Ridlo.
Lalu didropkan oleh kita. Akhirnya meninggalkan Majlis Ilmu. Akhirnya Ridho Allooh gak dapet, Ridlo Rosul gak dapet. Gara-gara siapa?gara-gara kita!
Kita akan mendapatkan murka yang lebih banyak dari Allooh. Kita yang akan mendapatkan murka lebih besar dari RosuuluLLooh ﷺ.
۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞
( Kutipan Kalam Abuya KH. Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi. MA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar