Senin, 01 Oktober 2018

HUKUM SALAMAN { jabat tangan } SETELAH SHOLAT

Bersalaman setelah shalat adalah sesuatu yang dianjurkan dalam Islam karena bisa menambah eratnya persaudaraan sesama umat Islam. Aktifitas ini sama sekali tidak merusak shalat seseorang karena dilakukan setelah prosesi shalat selesai dengan sempurna. Meskipun demikian, banyak orang yang mempertanyakan tentang hukum bersalaman, perbincangan seputar ini masih terfokus tentang bid’ah tidaknya bersalaman ba’das sholat. Inilah yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Ada beberapa hadits yang menerangkan tentang bersalaman diantaranya adalah riwayat Abu Dawud:

عَنِ اْلبَرَّاءِ عَنْ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَتَفَرَّقَا

Artinya : Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah.” (H.R. Abu Dawud)

عَنْ سَيِّدِنَا يَزِيْد بِنْ اَسْوَدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: اَنَّهُ صَلَّى الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَليْهِ وَسَلّمْ. وَقالَ: ثُمَّ ثَارَ النَّاسُ يَأخُذوْنَ بِيَدِهِ يَمْسَحُوْنَ بِهَا وُجُوْهَهُمْ, فَأَخَذتُ بِيَدِهِ فَمَسَحْتُ بِهَا وَجْهِيْ.(رواه البخارى)

Artinya : Diriwayatkan dari sahabat Yazid bin Aswad bahwa ia shalat subuh bersama Rasulallah, lalu setelah shalat para jamaah berebut untuk menyalami Nabi, lalu mereka mengusapkan ke wajahnya masing-masing, dan begitu juga saya menyalami tangan Nabi lalu saya usapkan ke wajah saya. (H.R. Bukhari, hadits ke 3360).

عَن قلَدَة بن دِعَامَة الدَّوْسِيْ رَضِيَ الله عَنهُ قالَ قلْتُ لاَنَسْ : اَكَانَتِ اْلمُصَافحَة فِى اَصْحَابِ رَسُوْلِ الله, قالَ نَعَمْ.

Artinya dari Qaladah bin Di’amah r.a. berkata : saya berkata kepada Anas bin Malik, apakah mushafahah itu dilakukan oleh para sahabat Rasul ? Anas menjawab : ya (benar)

↪ Hadits-hadits di atas adalah menunjuk pada mushafahah secara umum, yang meliputi baik mushafahah setelah shalat maupun di luar setelah shalat.

➡ Jadi pada intinya mushafahah itu benar-benar disyariatkan baik setelah shalat maupun dalam waktu-waktu yang lainnya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh hadits di atas.

✅ Pendapat para ulama.

{1} Imam al-Thahawi.

تُطْلَبُ اْلمُصَافحَة فَهِيَ سُنَّة عَقِبَ الصَّلاةِ كُلّهَا وَعِندَ كلِّ لَقِيٍّ

Artinya: Bahwa bersalaman setelah shalat adalah sunah dan begitu juga setiap berjumpa dengan sesama Muslim.

{2} Imam Izzuddin bin Abdissalam
Beliau berkata :

اَنَّهَا مِنَ اْلبِدَعِ المُبَاحَةِ

Artinya : (Mushafahah setelah shalat) adalah masuk dalam kategori bid’ah yang diperbolehkan.

{3} Syeikh Abdul Ghani an-Nabilisi
Beliau berkata :

انَّهَا دَاخِلَة تحْت عُمُوْمِ سُنّةِ اْلمُصَافحَةِ مُطْلقا

Artinya : Mushafahah setelah shalat masuk dalam keumuman hadits tentang mushafahah secara mutlak.

{4} Imam Muhyidin an-Nawawi
Beliau berkata :

اَنَّ اْلمُصَا فحَة بَعْدَ الصَّلاة وَدُعَاء المُسْلِمِ لآخِيْهِ اْلمُسْلِمِ بِأنْ يَّتقبَلَ الله مِنهُ صَلاتهُ بِقوْلِهِ (تقبَّلَ الله) لاَ يَخفى مَا فِيْهِمَا مِنْ خَيْرٍ كَبِيْرٍ وَزِيَادَةِ تَعَارُفٍ وَتألُفٍ وَسَبَب لِرِبَطِ القلوْبِ وَاِظهَار للْوَحْدَةِ وَالترَابُطِ بَيْنَ اْلمُسْلِمِينْ.

Artinya : Sesungguhnya mushafahah setelah shalat dan mendoakan saudara muslim supaya shalatnya diterima oleh Allah, dengan ungkapan (semoga Allah menerima shalat anda), adalah di dalamnya terdapat kebaikan yang besar dan menambah kedekatan (antar sesama) dan menjadi sabab eratnya hati dan menampakkan kesatuan antar sesama umat Islam.]

( Disarikan dari buku Tradisi Amaliah NU dan Dalil-Dalilnya, LTM PBNU )

والله تعالی اعلم واحکم بالصواب رب اجعلنی مقیم الصلوة ومن ذریتی ربنا وتقبل دعاء ربنا اغفر لی ولوالدی وللمٶمنین یوم یقوم الحساب امین برحمتك یاارحم الراحمین 

﴿ شهاب الاسلام متوکل علی الله ﴾

HUKUM SALAMAN SETELAH SHOLAT

Hukum bersalaman (mushafahah) setelah shalat berjamaah ada dua alternatif :

{1} Jika seseorang (A) sebelum shalat telah bersalaman dengan orang lain (B), maka hukumnya adalah mubah (tidak sunnah dan tidak makruh),

{2} namun jika sebelum shalat si A dengan si B tadi belum bersalaman, maka bersalaman itu hukumnya sunnah.

Bahkan ada ulama yang berpendapat, baik sebelum shalat belum bersalaman ataupun sudah bersalaman, tetap bersalaman setelah shalat itu hukumnya sunnah.

Imam Hamzah An-Nasyiri dan ulama lainnya syaikh Ibnu Allan Ash-Shiddiqi berfatwa :

وَأَفْتَى حَمْزَةُ النَّاشِرِيُّ وَغَيْرُهُ بِاسْتِحْبَابِهَا عَقِبَ الصَّلَوَاتِ مُطْلَقًا أَيْ وَإِنْ صَافَحَهُ قَبْلَهُ لِأَنَّ الصَّلَاةَ غَيْبِيَّةٌ حُكْمِيَّةٌ فَتُلْحَقُ بِالْغَيْبِيَّةِ الْحِسِّيَّةِ

Imam Hamzah An-Nasyiri dan lain-lain telah menfatwakan sunnah bersalaman seusai shalat lima waktu secara mutlak, maksudnya sekalipun ia telah bersalaman dengan orang lain sebelum shalat, karena shalat itu merupakan gaib secara hukmi (non indrawi), maka hukumnya disamakan dengan goib secara hissi (indrawi).

Mashodir : ( Kitab Al-Futuhatur Rabbaniyyah, Juz V, halaman 397 )

Imam Nawawi mengatakan :

وَالْمُخْتَارُ أَنْ يُقَالَ اِنْ صَافَحَ مَنْ كَانَ مَعَهُ قَبْلَ الصَّلَاةِ فَمُبَاحَةٌ كَمَا ذَكَرَنَا وَاِنْ صَافَحَ مَنْ لَمْ يَكُنْ مَعَهُ قَبْلَ الصَّلَاةِ عِنْدَ الِّلقَاءِ فَسُنَّةٌ بِالْإِجْمَاعِ لِلْأَحَادِيْثِ الصَّحِيْحَةِ

Dan pendapat yang terpilih dikatakan bahwa apabila seseorang telah bersalaman dengan temannya sebelum shalat, maka bersalaman setelah shalat itu hukumnya mubah, namun jika ia bersalaman dengan temannya, padahal ketika ia bertemu dengan temannya sebelum shalat belum bersalaman, maka hukumnya adalah sunnah dengan ijma' (kebulatan pendapat ulama) berdasarkan beberapa hadits yang shahih.

mashodir : ( Kitab Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, Juz III, halaman 488 )

Hadits yang menjelaskan sunnahnya bersalaman adalah sebagai berikut :

عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَتَفَرَّقَا

Dari Barra bin  bin Azib ia berkata, Rasulullah saw bersabda : Tidaklah dua orang muslim bertemu, kemudian keduanya bersalaman, kecuali diampuni dosa keduanya sebelum mereka berpisah. (H. R. Ibnu Majah no. 3734)

والله ورسوله احق واعلم بالصواب اللهم انا نسالك موجبات رحمتك وعزاٸم مغفرتك والسلامة من کل اثم والغنیمة من کل بر والفوز بالجنة والنجاة من النار امین یارب العالمین

﴿ شهاب الاسلام متوکل علی الله ﴾

Tidak ada komentar:

Posting Komentar