Kamis, 27 Desember 2018

“DO’A BUKAN PENYEBAB الله MEMBERI(1)”

لا يَكُنْ طَلَبُكَ تَسَـبُّـبًا اِلى العَطَاءِ مِنْهُ فَيَقِلَّ فَهْمُكَ عَنْهُ وَاليَكُنْ طَلَبُكَ لاِظْهارِ العُبُودِ يَّةِ وَقياماً بِحُقُوقِ الرُّبُوبيَّةِ
. “ Jangan sampai do’a permintaanmu itu engkau jadikan alat/ sebab untuk mencapai pemberian الله (jangan punya i’tiqod bahwa pemberian الله itu sebab do’amu), niscaya akan kurang pengertianmu (makrifatmu) kepada الله, tetapi hendaknya do’a permintaanmu itu semata-mata untuk menunjukkan kerendahan, kehambaanmu dan menunaikan kewajiban terhadap keTuhanannya الله."

الله سبحانه وتعالى. Telah memerintahkan hambaNya untuk berdo’a dan meminta kepadaNya, tujuan utamanya hanya supaya hamba benar-benar menunjukkan sifat fakir, hina dan bodohnya dihadapan الله, bukan untuk sebab/ alat menghasilkan apa yang diminta.
Hikmah dan pemahaman ini bagi orang yang sudah Arif billah, yang mereka tidak pernah berhenti dan bosan meminta kepada الله, walaupun tidak diberikan apa yang diminta, bagi mereka antara diberi atau tidak itu sama saja, sehingga mereka selalu menjadi hamba الله dalam segala keadaan.
Syeih Abul Hasan As-Syadzily رضي الله عنه. Berkata: Janganlah yang menjadi tujuan dari do’amu itu tercapainya hajat kebutuhanmu, maka jika demikian berarti engkau terhijab dari الله, tetapi seharusnya tujuan do’a itu untuk munajat kepada الله, yang memeliharamu, menciptakan dirimu. Dan bala’ dan bencana yang memaksa engkau berdo’a kepada الله, itu lebih baik daripada menerima nikmat kesenangan yang melupakan kepada الله dan menjauhkan daripadaNya. ```

اللهم اجعلنا من العلماء العاملين المخلصين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar