Sabtu, 22 Desember 2018

TERSINGKAPNYA TABIR HAKIKAT

Suatu ketika seorang sufi Abu Bashir sedang berdiri dekat Ka’bah seraya menjuruskan pandangannya kepada orang ramai yang sedang bertawaf, dia tertegun karena begitu banyaknya orang yang mengerjakan tawaf sehingga kedengaran suara gemuruh takbir, tahmid, tasbih serta do’a, lalu terlintas dalam benaknya tentulah mereka itu mendapat ampunan di sisi Alloh

Sejurus kemudian datanglah Imam Ja’far Shaddiq seorang imam besar keturunan Rasulullah dan dia mengetahui apa yang terlintas di dalam benak muridnya itu lantas berkata kepada Abu Bashir;

"Pejamkanlah matamu wahai Abu Bashir...!"

Dengan rasa kebingungan yang mendalam akhirnya Abu Bashir menuruti dan patuh atas apa yang diperintahkan oleh gurunya itu.

Kemudian Imam Ja’far Shaddiq mengusap wajah Abu Bashir dan berkata;

"Sekarang bukalah matamu wahai Abu Bashir dan lihat kembali kepada orang ramai yang sedang bertawaf itu..."

Setelah Abu Bashir membuka matanya, alangkah terperanjat dia tak terkira karena sekarang apa yang dilihatnya hanyalah sekumpulan orang-orang yang berkepala binatang sedang melakukan tawaf, diantara mereka ada yang menyalak, mengaum, mengembik dan mengerang.

Sambil diliputi rasa heran, kebingungan dan gerun ketakutan dia kemudian bertanya kepada gurunya;

"Apa yang sebenarnya yang terjadi ini wahai guru...?"

Maka Imam Ja’far Shaddiq menjelaskan;

"Pada kali pertama yang engkau lihat itu adalah sifat wujud jasadniyah luaran mereka saja yang sedang bertawaf, dan pada kali kedua yang engkau lihat adalah sifat batin dalam wujud rohaniyah mereka."

Lalu Abu Bashir bertanya lagi;

"Kenapa bisa terjadi hal yang demikian wahai guru? Pada keadaan mereka yang sedang berhaji, dan kelihatan mereka itu sedang bertakbir, bertahmid dan bertasbih mengagungkan Allah ?"

Dan dijawab oleh Imam Ja’far Shaddiq;

"Apa yang mereka ucapkan tidak sungguh-sungguh keluar dari lisan mereka karena tidak bersesuaian dengan apa yang terlintas di dalam hati mereka. Apa yang mereka usahakan tidak pernah ditujukan kepada Allah tapi keduniaan yang mereka tuju. Mereka masih lagi mengingati yang lain selain Allah karena kenyataannya mereka masih lagi mengagungkan jabatan kedudukannya, ilmu-keilmuannya dan harta kekayaannya padahal Allah  Maha Mengetahui apa yang terlintas didalam diri kita baik zahir maupun batin".

Oleh sebab itu luruskan ikhlas niatmu karena Allah dan Rasul-Nya dan pasrah berserah dirimu untuk diaturkan oleh Allah  dengan segala ketentuan-Nya, karena itu adalah awal serta akhir dari segala perjalanan ibadah seseorang hamba.

Dan sesuatu yang dilihat itu belum tentu benarnya jika dilihat hanya pada luar dzahirannya sahaja.....

Oleh :
Ustad Iqbal Zain

MAJELIS ALBAHJAH BANDUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar