Sabtu, 22 Desember 2018

KISAH KEZUHUDAN SAHABAT ROSULULLOH

Pada saat sayyidina Umar bin Khattab menjadi khalifah, Ia mengangkat Shahabat Sa’id bin ‘Amir al-Jumahy sebagai pemimpin di daerah Hims. Pada awalnya Ia menolak tawaran tersebut dan mengatakan, “Wahai Umar janganlah Engkau jerumuskan aku ke dalam fitnah”. Mendengar hal tersebut, Sayyidina Umar marah dan lantas berkata, “Teganya engkau pikulkan semua beban ini di pundakku lalu engkau meninggalkanku. Demi Allah! Aku tidak akan memebiarkanmu.”

Singkat cerita, akhirnya Sa’id bin ‘Amir diangkat oleh Sayyidina Umar menjadi pemimpin di daerah Hims. Pada suatu hari, Sayyidina Umar mengutus beberapa utusan dari penduduk Hims untuk menceritakan kondisi masyarakat disana. Beliau berkata kepada utusan tadi, “Coba kalian tulis nama-nama orang yang kurang mampu diantara kalian! Nanti akan saya bantu keperluan mereka.” Mereka pun mulai menulis satu persatu nama-nama orang yang kurang mampu diantara mereka. 

Setelah selesai, Beliau pun melihat satu persatu nama-nama tersebut dan didapatinya ada nama Sa’id bin ‘Amir. Sayyidina Umar pun bertanya, “Siapa Sa’id bin ‘Amir ini?” Mereka menjawab, “Dia pemimpin kami.” “Pemimpin kalian faqir (tidak mampu)”, lanjut Beliau tadi terkejut atas jawaban mereka. “Benar, demi Allah! Ia lalui beberapa hari tanpa ada api yang menyala di dapurnya”, lanjut mereka. Air matanya pun berlinangan setelah mendengar jawaban tadi sampai jenggotnya menjadi basah. Lalu Beliau membungkus seribu dinar dan menitipkan uang tersebut kepada utusan tadi sambil berkata, “Sampaikan salam dariku untuknya.”

Setelah sampai di Hims, para utusan tadi menemui pemimpin mereka untuk menyerahkan uang titipan dari Sayyidina Umar bin Khattab. Setelah membuka bungkusan tadi, Sa’id bin ‘Amir mendapati beberapa kepingan dinar di dalamnya, lalu ia menjauhkan uang tadi dari dirinya. Lalu berkata, “Inna lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un! (seolah-olah ada musibah besar yang menimpanya).” Terkejut mendengar suara tersebut, sang istri bergegas menemuinya, lantas berkata, “Apa yang terjadi wahai Sa’id? Apakah Amirul Mukminin (sayyidina Umar) wafat?” ia pun menjawab, “Bahkan lebih parah dari itu.” “Apakah umat islam sedang dalam musibah?”, lanjut istrinya. “Bahkan lebih dari itu?”, jawabnya. 

Sang istri lantas bertanya, “Apa yang lebih parah dari hal itu?” “Perkara dunia telah masuk ke dalam rumahku untuk merusak bekal akhiratku! Dan fitnah telah merasuki atmosfer rumahku!”, balas sang suami. “Jika demikian, jauhi dan hindari perkara tersebut! (padahal sang istri belum tahu bahwa yang dimaksud oleh sang suami adalah beberapa kepingan dinar tadi)”, sang istri meberikan solusi. Lalu suaminya bertanya, “Apakah kamu mau membantuku?” “mau”, jawab sang istri. Tanpa pikir panjang, sang suami bergegas mengambil kepingan-kepingan dinar tadi dan dibungkus dalam wadah, lalu ia meminta kepada istrinya agar membagikan kepingan-kepingan dinar tersebut kepada masyarakat-masyarakat muslim yang kurang mampu.

MAJELIS ALBAHJAH BANDUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar