Setelah sekian waktu lamanya Imam Asy-Syibli wafat,
ada seorang temannya yang memimpikannya.
Dalam mimpinya itu terlihat Imam Asy-Syibli mendapatkan ni’mat kubur.
“Wahai Imam Asy-Syibli, apa yang diperbuat Allah kepadamu?”,
Tanya temannya itu.
“Allah telah menempatkanku di tempat yang mulia,”
jawab Imam Asy-Syibli
“Tolong beritahu aku amal apa yang engkau perbuat sehingga mendapatkan kemuliaan itu?”
pinta temannya.
Imam Asy-Syibli pun bercerita bahwa dirinya pernah ditanya Allah
tentang amal yang membuat ampunan datang kepadanya.
Imam Asy-Syibli menjawab :
kalau dirinya telah melakukan amal baik dan ikhlas dalam beribadah.
Akan tetapi, jawaban itu disangkal oleh Allah.
Imam Asy-Syibli pun langsung menjawab amal lainnya.
“Mungkin karena ibadah hajiku, puasaku, dan sholatku,” kata Imam Asy-Syibli.
Namun lagi-lagi pernyataan itu ditolak Allah.
Imam Asy-Syibli lantas mencoba mengingat-ingat amal baiknya lagi semasa hidupnya.
“Atau mungkin karena kelanggenganku mencari ilmu”, tebaknya.
Pernyataan itu kembali disangkal Allah, hingga akhirnya Imam Asy-Syibli menyerah.
Ia kemudian berkata,
“Ya Rabbi,
semua itu adalah amalanku yang karenanya aku harap Engkau mau memaafkanku.”
Kemudian Allah berfirman,
“Semua itu tidaklah membuat-Ku mau mengampunimu.”
Imam Asy-Syibli lantas bertanya,
“Lalu, karena apa Engkau berkenan mengampuniku?
Allah berfirman,
“Ingatkan Engkau, ketika engkau berjalan di pinggiran kota Baghdad,
engkau menemukan seekor anak kucing yang kedinginan dan
merapatkan tubuhnya ke sebuah tembok.
Kemudian karena merasa kasihan engkau mengambil anak kucing itu dan
memasukkannya ke dalam saku jubahmu agar ia terjaga dari kedinginan?”
“Benar ya Allah, “jawab Asy-Syibli.
Allah berfirman,
“Karena rasa kasihmu pada anak kucing itulah Aku berkenan mengampunimu.”
Imam Asy-Syibli bersyukur telah mendapatkan ampunan Allah.
Ia sendiri tidak menyangka jika amal menolong anak kucing itulah
yang mengantarkannya mendapatkan kemuliaan dari Allah.
Setelah mendapatkan penjelasan itu, teman Imam Asy-Syibli sadar bahwa
amal ibadah yang dilakukan di dunia ini tidak menjadi jaminan mendapatkan ampunan
dari Allah. Bisa jadi ampunan itu karena amalan-amalan lain yang mungkin ringan
dan remeh untuk dikerjakan, seperti menolong hewan dan tumbuhan.
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Dulaf ibnu Jasdar Asy-Syibly,
Beliau dilahirkan di Surraman pada tahun 247 H.
Beliau dilahirkan dari keluarga pejabat yang dihormati oleh masyarakat.
Beliau dijulukan "Asy-Syibly" karena Beliau lahir di Syiblah daerah Khurasan.
Asy-Syibli hidup hingga usia 87 tahun dan
wafat pada tahun 334 H dimakamkan di Baghdad.
Sumber :
Kitab Nashoihul ‘Ibad karya Syeikh Imam Nawawi Al Jawi
MAJELIS ALBAHJAH BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar