Selasa, 30 Januari 2018

TIDAK ADA BATASAN MENGAMBIL UNTUNG DALAM BERNIAGA PERTANYAAN

Assalamu'alaikum wr wb. sudah umum biasanya ada makelar tanah untuk persewaan / pembalian tanah-tanah yang bakal jadi tempat pembangunan bangunan proyek, misalnya tower telekomunikasi. Apa hukumnya membeli tanah yang terindikasi bakal digunakan sebagai tower telekomunikasi kemudian menjualnya / menyewakannya dengan harga berlipat-lipat diluar harga normal pasaran pada umumnya ?? mohon jawabannya.
 
JAWABAN :
 

Boleh karena dalam berniaga tidak ada ketentuan batas mengambil untung, hanya saja yang utama adalah seorang penjual hendaknya bersifat pemurah dan dermawan dengan menjual barang daganganya dengan harga yang murah  :
 
المهذب ١/٢٨٨
.من اشترى سلعة جاز له بيعها برأس المال و بأقل منه و بأكثر منه لقوله صلى الله عليه و سلم " إذا إختلف الجنسان فبيعوا كيف شئتم .
Barang siapa yang membeli barang,boleh dia menjualnya dengan harga modal atau dibawah harga modal bahkan lebih pun boleh.
Dengan hadist nabi Muhammad:
Apabila berbeda jenis barang maka lakukan jual belilah sesuai keinginanmu.

Kamu Punya Guru, Tapi Tidak Kamu Perhatikan (Wajib Tahu)

Tawadhu' Kepada Guru
1. Dengarkan saat ia memberi ilmu dan nasehat

2. Saat ia memberi tahu apa yang kita sudah tahu, jangan katakan, "Oh ya, saya juga sudah tahu!"

3. Jangan sekalipun meng-ghibah guru.

4. Jika kamu berkendara, jangan biarkan gurumu jalan kaki.

5. Jangan menjadi orang munafik. Kamu katakan "Iya" di hadapannya, namun "tidak" saat di belakangnya.

6. Saat menyebut namanya, ucapkanlah "Hafidzahullah" atau "Rahimahullah"

7. Jika kamu mendapatkan segudang ilmu, jangan merasa lebih hebat dari gurumu. Karena jasanya lah kamu menjadi seperti ini.

8. Sempatkanlah mendoakannya saat kamu mengingatnya. Sebagaimana Imam Ahmad mendoakan Imam Asy-Syafii.

9. Saat kamu berbeda pendapat dengannya, jangan mendebatnya, namun bertanyalah.

10. Jangan tarik jubahnya atau sesuatu dari pakaiannya.

11. Jangan paksa dia memberikan jawaban, jika ia enggan menjawab.

12. Jangan menunjuknya dengan jarimu.

13. Saat duduk di hadapannya, perhatikanlah dudukmu. Jangan sampai menyamai duduknya.

14. Jika ia tidak keberatan dicium tangannya, ciumlah tangannya.

15. Jika kamu berjalan dengannya, jangan berada di depannya.

16. Jika kamu sedang berdiri bersamanya, jangan duduk sebelum ia duduk.

17. Jika kamu mau masuk pintu bersamanya, dahulukanlah ia.

18. Jika ia mencari sandal dan sepatu segera ambilkanlah untuknya.

19. Jika ia membawa barang bawaan, bawakanlah untuknya.

20. Jangan memanggilnya dengan namanya, baik di depan maupun belakangnya. Panggillah dengan "Ustadz" "Kyai", dan lainnya.

21. Jangan berteriak di hadapannya.

22. Tawarkanlah kepadanya makan dan minum.

23. Perhatikanlah saat sehat dan sakitnya.

24. Saat di hadapannya, jangan memasukkan jari ke hidung atau telinga.

25. Jika bermajelis dengannya, jangan sampai ia menunggumu.

26. Jika dia memerintahkanmu, jangan katakan "nanti".

27. Sedapat mungkin sisakanlah sedikit hartamu untuk memberinya hadiah.

28. Jangan membanding-bandingkan ia dengan guru yang lain.

29. Mintalah kepadanya doa. Karena mungkin doanyalah yang menghantarkan keberkahan ilmumu.

30. Jangan pelit ucapkan "Syukran" "Jazakumullohu Khoiron", atau doa lainnya.

31. Jika kamu bertamu ke rumahnya, pakailah pakaian rapi. Dan jangan lupa pakai peci.

32. Jika kamu berpisah dengannya, ucapkan lah "Allah yahfadzukum" (Semoga Allah menjagamu)
Allah yahmiikum (Semoga Allah melindungimu)

Ingatlah, salah satu tanda keberkahan ilmumu adalah saat kamu berkhidmat

اللهم صلى على سيدنا محمد صلاة تجعلنا بها من اهل العلم ظاهرا و باطنا وتحشرنا بها فى دنيانا واخرانا وعلى اله وصحبه وسلم

Minggu, 28 Januari 2018

Membaca Zaman


Menjadi sebuah topik yang cukup menarik apabila kita mencermati perkembangan zaman dimana saat ini kita berpijak. Sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa zaman ini segala sesuatunya sudah rusak, manusia-manusia menjadi kurang adab, pergaulan bebas merajalela, pemimpin-pemimpin negeri seakan hanya bekerja untuk egoisme diri dan menelantarkan hak rakyat. Meskipun tak sedikit yang berdalih bahwa zaman ini adalah lebih modern dari zaman dulu. Mereka berkata ini zaman teknologi digital yang serba canggih, dan bersikukuh menganggap ini adalah zaman yang lebih baik dari sebelumnya meski cacat moral telah melanda hampir sebagian besar generasi penerusnya.

Menariknya, periode zaman ini ternyata telah dikabarkan oleh Rasullullah Muhammad ﷺ melalui sebuah hadist yang mahsyur,

Periode an-Nubuwwah (kenabian) akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian اللّٰه mengangkatnya, setelah itu datang periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah (kekhalifahan atas manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga اللّٰه ta’aala mengangkatnya, kemudian datang periode mulkan aadhdhon (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa, selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’aala, setelah itu akan terulang kembali periode khilafatun ‘ala minhaj an-Nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam (ﷺ) diam,” (HR. Ahmad)

Dalam hadist tersebut Rasullullah Muhammad ﷺ telah dengan jelas menyampaikan bahwa memang periode kehidupan manusia setelah datangnya islam terbagi menjadi lima zaman. Periode pertama adalah zaman kenabian (an nubuwwah), dimana pada zaman itu islam yang turun di jazirah Arab datang sebagai agama yang membawa hidayah bagi manusia. Pada masa itu bertepatan pula dengan kemajuan dan perkembangan kerajaan Persia di Timur dan Romawi di Barat yang kekuasaannya membentang hamper meliputi sebagian besar wilayah dunia. Kemudian zaman kenabian ini selesai ditandai dengan wafatnya Rasullullah Muhammad ﷺ pada tahun 11 Hijriyah.

Kemudian fase kedua setelah nubuwwah adalah fase khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah. Kata khilafah artinya adalah pengganti. Maka makna fase khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah adalah periode dimana umat islam dipimpin oleh pengganti Rasul (Kholifatur Rasul) yang masih berada pada jalan (minhaj) kenabian. Dan khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah ini berlangsung selama 30 tahun sebagaimana yang beliau ﷺ sabdakan,

”Kekhilafahan umatku selama 30 tahun, kemudian setelah itu adalah masa kerajaan”  (HR. Abu Dawud no. 4646,4647; At-Tirmidzi no. 2226; dan yang lainnya; shahih).

Maka dari hadist tersebut khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah berakhir pada tahun 41 Hijriyah saat khalifah Hasan bin Ali r.a (yang saat itu hanya memegang kekuasaan selama 6 bulan) menyerahkan kepemimpinan kepada sahabat Muawiyah bin Abu Sofyan r.a.

Fase berikutnya setelah periode kedua berakhir adalah fase kerajaan yang menggigit (mulkan ‘adhon). Dalam fase ini umat islam dipimpin oleh dinasti kerajaan yang sudah bukan lagi khilafah, meskipun dalam buku-buku sejarah masih cukup banyak yang menyebutnya sebagai masa khilafah. Raja atau pemimpin umat islam pada masa ini masih memegang teguh Al Quran dan Sunnah sebagai undang-undang dan panduan hidup. Banyak raja dzolim yang terlahir pada masa ini, namun juga tak sedikit raja yang arif yang mampu membawa agama islam jaya hingga seantero muka bumi. Kita bisa melihat kejayaan islam melalui lahirnya raja Umar bin Abdul Aziz pada masa dinasti Ummayyah, raja Harun Ar Rasyid pada dinasti Abasiyah, Sultan Muhammad Al Fatih pada kesultanan Turki Ustmaniyyah, dll.

Fase mulkan ‘adhon ini berakhir pada tahun 1924 Masehi atau sekitar 1342 Hijriyah yang ditutup dan dihapus oleh seorang Yahudi bernama Mustafa Kemal Attarturk sekaligus menandai dimulainya kekuasaan dan kejayaan Yahudi di muka bumi. Maka setiap peradaban dan kebijakan dunia yang terjadi setelah masa ini adalah kebijakan dan sistem dari Yahudi dan orang-orang kafir.

Fase keempat setelah berakhirnya kerajaan yang menggigit (mulkan ‘adhon) adalah kerajaan yang kejam dan diktator (mulkan jabar). Semua ulama’ ijma’ bahwa zaman sekarang ini adalah zaman mulkan jabar. Zaman dimana para pemegang kekuasaan (orang kafir dan Yahudi) memimpin peradaban dengan sekehendak mereka sendiri. Salah satu contoh bahwa zaman ini adalah zaman diktator ialah dibatalkannya hasil pemilu demokrasi di Mesir yang memenangkan dr. Mursi dari partai ikhwanul muslimin, dan tetap digempurnya Palestina meskipun kelompok Hamas memenangkan pemungutan suara. Sistem demokrasi adalah sistem politik buatan orang kafir dan Yahudi, akan tetapi jika hasil demokrasi tak menguntungkan mereka, maka mereka akan dengan mudah membatalkannya. Inilah sebenar-benarnya diktator.

Di zaman ini pula rasa-rasanya apa yang disebutkan Rasulullah Muhammad ﷺ menjadi sebuah kenyataan dimana umat islam berada dalam kondisi jumlah yang banyak namun mereka tak begitu berharga layaknya buih di lautan. Keberadaan mereka dikebiri musuh-musuh islam seperti hidangan makanan yang diperebutkan. Laa haula wa laa quwwata illa billah.

“Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang memperebutkan makanannya.” Maka seseorang bertanya: ”Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” ”Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan اللّٰه telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan اللّٰه telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan.” Seseorang bertanya: ”Ya Rasulullah, apakah Al-Wahan itu?” Nabi ﷺ bersabda: ”Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)

Dan sesungguhnya inilah yang saat ini kita rasakan. Tak bisa kita pungkiri bahwa kita sedang berada di zaman yang rusak, dimana segala sistem dan kebijakan politik internasional dikuasai oleh Yahudi dan orang-orang kafir. Maka tak aneh jika kerusakan dan perbuatan tak beradab terjadi di mana-mana.

Jika kita bisa memilih, tentu kita tak ingin hidup di akhir zaman, di mana huru-hara fitnah akhir zaman amat begitu mengerikan bagi orang-orang yang mengetahuinya. Jika kita boleh memilih, tentu kita akan memilih hidup di zaman Rasullullah ﷺ dan menjadi bagian dari pasukan Nabi untuk menegakkan tauhid di atas muka bumi dan berjuang bersama para sahabat lainnya. Namun, hidup di masa kini bukanlah keinginan kita, melainkan adalah bagian dari takdir-Nya yang sengaja اللّٰه pilihkan untuk menguji, apakah diri kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang yakin terhadap agama-Nya ataukah tidak.

Fase ini kita yakini dengan sebenar-benar keyakinan pasti dan akan segera berakhir. Kurang lebih 4/5 periode zaman telah terjadi dan terbukti kebenarannya. Tinggallah 1/5 periode zaman yang belum terjadi, yakni periode khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah yang sekaligus menandakan dekatnya kiamat akhir zaman.

Kelima zaman yang telah Rasullullah ﷺ sampaikan tersebut sebenarnya merupakan ilustrasi dari umur umat islam di dunia ini. Sebagaimana ummat Nabi-Nabi sebelum agama islam yang memiliki batasan periode, maka ummat islam juga memiliki batasan waktu hidup di muka bumi ini. Lantas, di tahun berapakah umur ummat islam ini akan berakhir?

Yang jelas dan merupakan hal yang wajib kita yakini adalah bahwa waktu berakhirnya ummat islam adalah tatkala zaman periode kelima, yakni zaman khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah selesai. Pendapat yang mahsyur terkait umur ummat islam ini dapat kita ketahui dari tiga Imam yang sudah tidak lagi diragukan keilmuannya, mereka adalah Imam Ibnu Rajab al Hanmbali, Imam As Suyuthi, dan Imam Ibnu Hajar As Asqolani.

Imam Ibnu Rajab Al Hanbali mengatakan bahwa umur umat islam adalah lebih dari 1400 tahun dan kurang dari 1500 tahun. Sedangkan Imam Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitabnya Al Ijarah dan Kitabul Fitan bahkan mengatakan hal yang lebih spesifik yakni umur ummat islam adalah 1476 tahun.

Jika saat ini kita berada di tahun 1436 Hijriyah, maka 1476 dikurangi dengan 1436 adalah 40 tahun. Apakah benar ini adalah umur umat islam yang tersisa? Jawabannya bukan. Penanggalan hijriyah dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasul ﷺ ke Madinah, maka angka 40 tahun tersebut masih harus dikurangi lagi dengan 13 yang mana adalah bilangan tahun sejak Nabi menerima wahyu sebagai tanda lahirnya islam sampai beliau ﷺ hijrah ke Madinah. Maka umur umat islam tinggal 27 tahun.

Dari penjelasan tersebut, jika pendapat yang disampaikan oleh Imam Ibnu Hajar dan Imam Ibnu Rajab tersebut adalah benar, maka dalam 27 tahun ke depan umat islam akan mengakhiri zama diktator sekaligus menyongsong datangnya zaman khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah. Dan setelah khilafah akhir zaman itu selesai, umat islam akan diwafatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, kemudian keluarlah Ya’juj dan Ma’juj sebagai tanda besar kiamat Kubro dimulai.

Bagi sebagian orang ini akan menjadi hal yang mengerikan dan menakutkan. Sebab memanglah hal yang wajar jika manusia merasa takut akan datangnya hari kiamat. Meski demikian, kita umat islam yang hidup di zaman akhir ini sebenarnya bukanlah untuk terus menerus menyanyikan lagu kesedihan dan berkeluh kesah atas ratapan rusaknya moral yang tak beradab. Mindset dan persepsi umat islam haruslah segera diganti, bahwa sesungguhnya Allah telah memilih kita sebagai ummat yang akan mengembalikan dan menghadirkan fase periode zaman kelima, yakni khilafah ‘alaa minhaji nubuwwah. Kitalah ummat yang terpilih itu!

Maka pilihan itu adalah di tangan kita sendiri. Apakah kita akan menjadi sekelompok orang yang turut menjadi pemain dan pejuang kemenangan agama islam, atau menjadi kelompok yang phobia terhadap hadirnya zaman kelima itu, zaman khilafah yang tegak di atas manhaj kenabian, ataukah jangan-jangan kita akan menjadi penonton yang hanya bisa menyaksikan pergulatan akhir zaman?

Selamat berjuang. Anggaplah segala bentuk kedzoliman yang terjadi di muka bumi sekarang ini sebagai badai yang harus dihadapi. Karena terkadang اللّٰه sembunyikan matahari. Kemudian Dia datangkan kilat bahkan petir. Kita pun menangis dan bertanya-tanya, kemanakah hilangnya cahaya? Rupa-rupanya اللّٰه hadiahkan kita pelangi.

Wallahu ta’ala a’lam.

Sabtu, 27 Januari 2018

Pemanfaatan Tanah Waqaf Yang Terbengkalai


PERTANYAAN :

Asslm'kum,saya mau tanya lagi pertanyaan saya yang belum terjawab, 3 hari lalu, bagaimana hukumnya memanfaatkan tanah waqof untuk ditanami diambil hasilnya, sebab lama tanah tersebutt terbengkalai, dulu bekas masjid, skrg masjidnya sudah pindah di dekat jalan..
JAWABAN :

Wa'alaikumsalam. Siapapun tidak boleh memanfaatkan tanah wakaf dengan ditanami pepohonan dan sejenisnya untuk kepentingan pribadi kecuali bagi NADHIR (PETUGAS PENGELOLA WAKAF) diperbolehkan baginya dengan syarat "Untuk kepentingan umum" dan baginya juga boleh mengambilnya untuk kepentingan pribadi dengan kadar minimal nafkah dan ujrah mitsilnya (upah umum). Lihat I’aanah at-Thoolibiin III/184  
dan I’aanah at-Thoolibiin III/186

KETENTUAN DAN TUGAS PENGELOLA (NADHIR)
Sebagai pihak yang diberi wewenang amanat mengelola wakaf, nadhir harus memperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Pengelola (nadhir) harus melakukan tugas sesuai wewenang yang diberikan.
2. Pengelola (nadhir) harus memperlakukan wakaf dengan hati-hati dan mempertimbangkan kemaslahatan, karena yang ia kelola adalah kemaslahatan orang lain, sebagaimana wali anak yatim.
3. Pengelola (nadhir) harus merawat wakaf agar bisa menghasilkan pemasukan apabila memungkinkan dan mendistribusikan kepada yang berhak (mauquf `alaih).
4. Pengelola (nadhir) berhak mendapatkan upah yang diambil dari penghasilan wakaf jika ditentukan oleh waqif (pewakaf). Jika tidak, maka tidak.
5. Pengelola (nadhir) diperbolehkan ikut menikmati wakaf dengan cara yang baik (ma`ruf) sekedarnya.
6. Status pengelola (nadhir) adalah wakil dan bisa diberhentikan sewaktu-waktu oleh waqif (pewakaf) walaupun tanpa alasan.
7. Pengelola (nadhir) diperbolehkan mewakilkan pengelolaan kepada orang lain.

Jumat, 26 Januari 2018

HIKMAH

Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib  رضي الله عنه sebagaimana pula diriwayatkan dari Imam asy-Syafi'i رحمه الله :

فَرْضٌ عَلَى النَّاسِ أَنْ يَتُوُبوا  لَكِنَّ تَرْكَ الذُنُوبِ أَوْجَبْ

Manusia wajib untuk bertaubat, namun meninggalkan dosa itu lebih wajib lagi

والدهرُ في صرفهِ عجيبٌ  وَغَفْلَةُ النَّاسِ فِيْهِ أَعْجَبْ

Waktu yang hanya sekejap ini begitu mengherankan, namun kelalaian manusia di dalamnya lebih mengherankan lagi
وَالصَّبْرُ في النَّائِبَاتِ صَعْبٌ  لَكِنَّ فَوْتَ الثَّوَابِ أَصْعَبْ

Bersabar di kala musibah mendera itu berat, namun terluput dari ganjaran (pahala) lebih berat lagi

وكل ما يُرْتَجَى قريب  والموت مِن كل ذاك أقرب

Semua yang diharapkan itu dekat**, namun kematian yang datang dari segala sisi lebih dekat lagi

✍️abinyasalma

Kamis, 25 Januari 2018

Tahapan Penyesatan Oleh Syaithon


 

Waswasah

Tahap pertama adalah al-waswasah atau bisikan. Dalam bahasa arab, waswas itu juga memiliki arti suara gemericik emas dan perak. Artinya, bisikan setan itu disenangi manusia karena terlihat indah dan nikmat.

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ -٥-

“Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia” (An-Nas 5)

Cara membedakan antara bisikan setan dan bisikan yang lain sangatlah mudah. Caranya dengan mengukur apakah bisikan itu mengajak untuk melanggar ketentuan Allah atau tidak. Walau terlihat indah, jika bisikan itu mengajak kita melewati batas larangan Allah maka itu pasti bisikan setan.

Waswas yang dimaksud bukanlah penyakit yang menimpa orang peragu. Yang menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk berwudhu. Yang ketakutan dengan najis hingga membasuh berulang kali. Walau sebenarnya keraguan ini murni ulah setan.

Hamazah

Tahap kedua ini mirip dengan yang pertama. Masih berupa bisikan untuk menggoda dan merayu manusia.

وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ -٩٧-

“Dan katakanlah, “Ya Tuhan-ku, aku berlin-dung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan”
(Al-Mukminun 97)

An-Nasghuh

Dalam bahasa arah nasghoh adalah masuk diantara 2 sesuatu untuk merusaknya. Ini adalah tahapan selanjutnya setelah bisikan-bisikan kejahatan.

Mungkin kita memiliki teman akrab yang sering kita temui. Tapi suatu saat ada perasaan buruk bahwa selama ini teman itu pura-pura baik. Dia sebenarnya tidak suka kepada kita dan bermacam perasaan buruk lainnya.

Al-Qur’an mencontohkan kisah Nabi Yusuf as, ketika beliau menceritakan apa yang dilakukan saudaranya kepadanya.

مِن بَعْدِ أَن نَّزغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي -١٠٠-

“Setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku.” (Yusuf 100)

Dalam ayat lain Allah berfirman,

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ -٥٣-

“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (Al-Isra’ 53)

Terkadang kita sering suudzon dengan teman kita. Ketika kita mengucapkan salam dan dia tidak menjawab kita langsung berprasangka buruk. Mungkin saja dia sedang ada masalah atau tidak mendengar salam kita. jika prasangka itu mulai muncul maka cepatlah berlindung kepada Allah dari godaan setan yang kita membuat kita saling bermusuhan.

وَإِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ-٢٠٠-

“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah.” (Al-A’raf 200)

Iztizlal

Setelah melalui beberapa tahap diatas setan mulai menjadikan manusia tergelincir dari jalan kebenaran. Allah berfirman,

إِنَّمَا اسْتَزَلَّهُمُ الشَّيْطَانُ بِبَعْضِ مَا كَسَبُواْ-١٥٥-

“Sesungguhnya mereka digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan (dosa) yang telah mereka perbuat (pada masa lampau).” (Ali Imran 155)

Al-Ghowiyah

Tahapan selanjutnya adalah penyesatan. Coba perhatikan, dia tidak langsung menyesatkan manusia. Dia melalui berbagai tahapan. Perlahan tapi pasti, manusia yang terlepas dari Allah pasti akan terjerat dalam rayuan setan.

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ -١٦-

(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah Menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus.” (Al-A’raf 16)

Al-Muqoronah (Menjadi teman)

Setelah disesatkan, hubungan antara manusia ini dengan setan semakin akrab. Setan mulai menjadi temannya. Bisikan-bisikan setan semakin mudah merasukinya. Hal-hal yang buruk ditampilkan seakan menjadi baik dan indah.

وَقَيَّضْنَا لَهُمْ قُرَنَاء فَزَيَّنُوا لَهُم مَّا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ-٢٥-

“Dan Kami Tetapkan bagi mereka teman-teman (setan) yang memuji-muji apa saja yang ada di hadapan dan di belakang mereka.” (Fussilat 25)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman mengenai mereka yang berteman dengan setan,

وَمَن يَكُنِ الشَّيْطَانُ لَهُ قَرِيناً فَسَاء قِرِيناً -٣٨-

“Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.” (An-Nisa’ 38)

Kapan manusia menjadi teman setan?

Ketika kita mulai melupakan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bukankah Allah berfirman,

Baca Juga

10 Bahaya Syirik, Muslim Wajib Baca!Tajassus, Mencari-Cari Kesalahan Orang BerimanMuslim Wajib Baca! Inilah Tahapan Penyesatan Oleh Syaithon

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ -٣٦-

“Dan barangsiapa berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (al-Quran), Kami Biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya.” (Az-Zukhruf 36)

Mungkin manusia merasakan berbagai kenikmatan dunia ketika berteman dengan setan. Namun ketika di akhirat dia akan benar-benar menyesal, tapi tak ada waktu lagi untuk merubah keadaan. Tugas setan telah selesai.

حَتَّى إِذَا جَاءنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ -٣٨-

Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari Kiamat) dia berkata, “Wahai! Sekiranya (jarak) antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat! Memang (setan itu) teman yang paling jahat (bagi manusia).” (Az-Zukhruf 38)

Menjadi Anggota Partai Setan

Tak cukup menjadi teman, setan juga memiliki partai. Pendirinya adalah setan dan anggotanya adalah orang-orang yang mau diajak bekerja sama untuk merusak anak Adam. Dan tujuan partai ini hanya satu, yaitu menyesatkan anak Adam sampai akhir masa. Allah berfirman,

أُوْلَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ -١٩-

“Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi.” (Al-Mujadalah 19)

Menjadi Saudara

Setelah dijadikan teman oleh setan, direkrut dalam partainya, kini ia menjadikan manusia yang mulai tergoda ini sebagai saudara.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ-٢٧-

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan.” (Al-Isra’ 27)

Jangan pernah meremehkan perbuatan mubadzir atau menghambur-hamburkan harta bukan pada tempatnya karena akibatnya adalah menjadi saudara setan.

Masuk dalam Cengkaraman Setan

Saat seorang telah masuk dalam cengkraman setan, sangatlah sulit untuk lepas darinya. Karena setan telah menguasai jiwanya.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ -١٩-

“Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” (Al-Mujadalah 19)

Menjadi Saudara

Setelah dijadikan teman oleh setan, direkrut dalam partainya, kini ia menjadikan manusia yang mulai tergoda ini sebagai saudara.

إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ-٢٧-

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan.” (Al-Isra’ 27)

Jangan pernah meremehkan perbuatan mubadzir atau menghambur-hamburkan harta bukan pada tempatnya karena akibatnya adalah menjadi saudara setan.

Masuk dalam Cengkaraman Setan

Saat seorang telah masuk dalam cengkraman setan, sangatlah sulit untuk lepas darinya. Karena setan telah menguasai jiwanya.

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ -١٩-

“Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah.” (Al-Mujadalah 19)

Nabi Musa as pernah bertemu dengan Iblis, ia bertanya, “Hai Iblis, beritahukan kepadaku tentang dosa yang jika dilakukan oleh anak Adam maka engkau telah menguasainya?”

Iblis menjawab, “Ketika dia bangga diri, merasa banyak amal baiknya dan merasa sedikit dosa-dosanya.”

Dalam Hadist Qudsi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala pernah berfirman kepada Nabi Daud as,
“Wahai Dauh, berilah kabar gembira kepada para pendosa dan berilah peringatan kepada orang-orang yang taat !” Daud bertanya, “Ya Allah, bagaimana aku harus memberi kabar gembira kepada pendosa dan memberi peringatan kepada orang yang taat?” Allah menjawab, “Wahai Daud, berilah kabar gembira kepada para pendosa karena aku akan mengabulkan taubat mereka. Dan berilah peringatan kepada orang yang taat karena aku tidak akan mentolerir kecongkakan dan merasa sudah beramal dihadapan-Ku” Inilah bahaya orang yang ujub dan bangga diri.

Menjadikannya Pengikut Paling Setia.

Setelah setan menguasai jiwa seseorag, dia akan menjadi wali baginya. Dalam bahasa arab, kata wala’ (sumber dari kata wali) adalah taat dan cinta. Karena itu, para auliya’ Allah adalah mereka yang taat dan mencintai Allah.

Sementara Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman untuk para Auliya’ Setan,

إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ -٢٧-

“Sesungguhnya Kami telah Menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (Al-Baqarah 27)

وَمَن يَتَّخِذِ الشَّيْطَانَ وَلِيّاً مِّن دُونِ اللّهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَاناً مُّبِيناً -١١٩-

“Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.” (An-Nisa’ 119)

Setelah setan menjadi pemimpin para pengikutinya, dia menggunakan manusia-manusia ini untuk menyesatkan saudaranya yang lain. Setan tidak akan berhenti sampek mereka menyesatkan mereka dengan kesesatan yang jauh sehingga mereka tidak bisa kembali lagi.

وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُضِلَّهُمْ ضَلاَلاً بَعِيداً -٦٠-

“Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.” (AN-Nisa’ 60)

Tidak Menyembah kecuali Setan

Dan tahap terakhir pada serangkaian tahap di atas adalah menjadikan manusia menyembah setan dan tidak boleh menyembah selainnya. Jika telah sampai pada tahap ini, maka tugas setan telah berhasil.

أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ -٦٠-

“Bukankah Aku telah Memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (Yaasin 60).

Akhlak Tasawuf : Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam

Ajaran Islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala., Al-qur’an yang dalam penjabarannya dilakukan oleh hadis Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam. Masalah akhlak dalam ajaran Islam sangat mendapatkan perhatian yang begitu besar.

Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-qur’an dan Al-hadis. Jika kita perhatikan Al-qur’an atau hadis dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada yang baik misalnya Al-hasanah, thayyibah, khairah, karimah, mahmudah, azizah dan al-birr.

Al-hasanah sebagaimana dikemukakan oleh Al-raghib Al- Asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau dipandang baik. Al-hasanah terbagi menjadi 3 bagian, pertama hasanah dari segi akal, kedua dari segi hawa nafsu/keinginan dan hasanah dari segi pancaindera. Pemakaian kata al-hasanah kita jumpai pada ayat-ayat yang berbunyi :

“Ajaklah manusia menuju Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik (Q.S al-Nahl, 16: 125)”.

Adapun kata at-tayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan kepada pancaindera dan jiwa seperti makan dan sebagainya. Hal ini misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi :

“Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang kami berikan kepadamu. (Q.S. al-baqarah, 2:57)”.

Selanjutnya kata al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat misalnya terdapat pada ayat yang berbunyi “

“Barangsiapa yang melakukan kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui (Q.S. al-baqarah, 2: 158)”.

Adapun kata al-mahmudah digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan demikian kata al-mahmudah lebih menujukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual. Misalnya dinyatakan dalam ayat yang berbunyi :

“Dan dari sebagian malam hendaknya engkau bertahajjud mudah-mudahan Allah akan mengangkat derajatmu pada tempat yang terpuji (Q.S al-Isra, 17: 79)”.

Selanjtnya kata al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakkan dalam kenyataan hidup sehari-hari. Selanjutnya kata Al-karimah biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang sekalanya besar, seperti menafkahkan harta di jalan Allah, berbuat baik kepada kedua orang tua dan sebagainya.

“Dan janganlah kamu mengucapkan kata “uf-cis” kepada kedua orang tua, dan janganlah membentaknya, dan ucapkanlah pada keduanya ucapan yang mulia (Q.S. al-ISra, 17: 23)”.

Adapun kata al-birr digunakan untuk menunjukkan pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Terkadang digunakan sebagai sifat Allah, dan terkadang juga untuk sifat manusia. Jika kata tersebut digunakan untuk sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan balasan pahala yang besar, dan jika digunakan untuk manusia maka yang dimaksud adalah ketaatannya.

Adanya berbagai istilah kebaikan yang demikian variatif yang diberikan Al-qur’an dan hadis itu menunjukkan bahwa penjelasan tentang sesuatu yang baik menurut ajaran Islam jauh lebih lengkap dan komprehensif dibandingkan dengan arti kebaikan yang dikemukakan sebelumnya. Berbagai istilah yang mengacu pada kebaikan itu menunjukkan bahwa kebaikan dalam pandangan Islam meliputi kebaikan yang bermanfaat bagi fisik, akal, rohani, jiwa, kesejahteraan di dunia dan akhirat serta akhlak yang mulia.

Untuk menghasilkan kebaikan yang demikian, Islam memberikan tolak ukur yang jelas, yaitu selama perbuatan yang dilakukan itu ditujukan untuk mendapatkan  keridhaan Allah yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan ikhlas.

Selanjutnya dalam menentukan perbuatan yang baik dan buruk itu, Islam memperhatikan kriteria lainnya yaitu dari segi cara melakukan perbuatan itu. Seseorang yang berniat baik, tapi dalam melakukannya menempuh cara yang salah, maka perbuatan itu dipandang tercela.

Selain itu perbuatan yang dianggap baik oleh Islam juga adalah perbuatan yang sesuia dengan petunjuk Al-qur’an dan Al-sunnah, dan perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang bertentangan dengan Al-qur’an dan Al-sunnah. Namun demikian, Al-qur’an dan Al-sunnah bukanlah sumber ajaran yang eksklusif atau tertutup. Kedua sumber itu bersikap terbuka untuk menghargai bahkan menampung pendapat akal pikiran, adat istiadat dan sebagainya yang dibuat manusia, dengan catatan semuanya itu tetap sejalan dengan petunjuk Al-qur’an dan Al-sunnah. Ketentuan baik dan buruk yang didasarkan pada logika dan filsafat dengan berbagai alirannya tertampung dalam istilah etika, atau ketentuan baik-buruk yang didasarkan atas istilah adat istiadat tetap diakui dan dihargai keberadaannya. Ketentuan baik-buruk yang terdapat pada etika dan moral dapat digunakan sebagai sarana atau alat untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk yang ada didalam Al-qur’an.

Sumber : Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. “Akhlak Tasawuf”, Jakarta : Rajawali Pers. 2010

Tazkiyatun Nafs

Manfaat punya hati yang selamat

apa manfaat punya hati yang selamat

1. Hati yang selamat, merupakan hati yang baik, apabila hati itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuh. Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda :

أَلا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ, وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ, أَلا وَهِيَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati ” [HR. Bukhari]

2. Balasan yang akan didapat seorang hamba sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya dan amalnya.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” [HR. Muslim]

Di dalam hadits ini terdapat pelajaran penting, yaitu yang pertama kali diperhatikan oleh Allah dari seorang hamba adalah hatinya (ikhlas atau tidak) dan juga amal perbuatannya (sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallahu alaihi wa sallam atau tidak). Wallahu a'lam.

Lihat : Alqolbu  AsSalim, Albandry muhammad Ajlan, halaman 26,27, dengan sedikit perubahan]

Admin Grup Suara Al Iman.

KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA'

في فضيلة العلم والعلماء
قال النبي صلى الله عليه وسلم لابن مسعود رضي الله عنه: {يَا ابْنَ مَسْعُوْدٍ، جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِيْ مَجْلِسِ العِلْمِ، لاَ تَمَسُ قَلَماً، وَلاَ تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقِ أَلْفِ رَقَبَةٍ، وَنَظَرُكَ إِلىَ وَجْهِ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَّقْتَ بِهَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَسَلاَمُكَ عَلىَ العَالِمِ خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِبَادَةِ أَلْفِ سَنَةٍ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam  berkata kepada Ibnu Mas`ud -semoga Allah meridloinya- : {"Ya Ibnu Mas`ud, dudukmu  walaupun sebentar di majlis ilmu, walaupun tanpa memegang pena dan menulis satu hurufpun adalah lebih bagus daripada memerdekakan seribu raqabah /budak,  pandanganmu terhadap orang alim lebih bagus daripada seribu kuda yang kamu sedekahkan di jalan Allah /sabilillah dan salammu kepada orang alim lebih bagus daripada ibadah seribu tahun".}

وقال صلى الله عليه وسلم: {فَقِيْهٌ وَاحِدٌ مُتَوَرِّعٌ أَشَدُّ عَلىَ الشَيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ مُجْتَهِدٍ جَاهِلٍ وَرعٍ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
{"satu orang  faqih (tahu hukum syariah) yang ahli wira`i (menjauhkan diri dari perbuatan yg dilarang syariah), bagi syetan itu lebih berat daripada 1000 ahli ibadah yang  , bersungguh-sungguh dalam ibadah,yg bodoh lagi  wira`i."}

وقال صلى الله عليه وسلم: {فَضْلُ العَالِمِ عَلىَ العَابِدِ كَفَضْلِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ عَلىَ سَائِرِ الكَوَاكِبِ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
{"Keutamaan orang `alim (yang mengamalkan ilmunya) atas  `abid (ahli ibadah)   bagaikan keutamaan rembulan di malam bulan purnama atas semua bintang-bintang".}

وقال صلى الله عليه وسلم: {من انتقل ليتعلم علما غفر له قبل أن يخطو}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
{"Barang siapa berpindah tempat untuk menuntut ilmu  maka dosanya diampuni sebelum dia melangkah".}

وقال صلى الله عليه وسلم: {أكرموا العلماء فإنهم عند الله كرماء مكرمون}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam  bersabda:
{ "Mulyakanlah para ulama karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang mulya yang dimulyakan di sisi Allah")

وقال صلى الله عليه وسلم: {من نظر إلى وجه العالم نظرة ففرح بها خلق الله تعالى من تلك النظرة ملكا يستغفر له إلى يوم القيامة}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
"Barang siapa setelah melihat wajah orang alim merasa bahagia, walaupun hanya sekali lihat haja, maka Allah Ta'ala meciptakan dari pendangan tersebut seorang malaikat yang akan memintakan ampunan bagi orang tersebut hingga hari kiamat".

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: {من أكرم عالما فقد أكرمني، ومن أكرمني فقد أكرم الله، ومن أكرم الله فمأواه الجنة}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
"Barang siapa memulyakan orang alim maka dia benar-benar telah memulyakanku dan barang siapa memulyakakanku maka dia benar-benar telah memulyakan Allah dan barang siapa memulyakan Allah maka tempat kembalinya adalah surga".

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: {نَوْمُ العَالِمِ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ الجَاهِلِ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
"Tidurnya orang alim lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh".

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: {مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ العِلْمِ، يَعْمَلُ بهِ أوْ لَمْ يَعْمَلْ بهِ كَانَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ يُصَلِّي أَلْفَ رَكْعَةٍ تَطَوُّعًا}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam  bersabda:
"Barang siapa mempelajari satu bab ilmu  , baik diamalkan maupun tidak, maka itu saja sudah lebih baik daripada shalat sunat 1000 raka`at ".

وقال النبي صلى الله عليه وسلم: {مَنْ زَارَ عَالِمًا فَكَأَنَمَّا زَارَنِي، وَمَنْ صَافَحَ عَالِمًا فَكَأَنَّما صَافَحَنِي، وَمَنْ جَالَسَ عَالِمًا فَكَأَنَّما جَالَسَنِي في الدُّنْيَا، وَمَنْ جَالَسَنِي في الدُّنْيَا أَجْلَسْتُهُ مَعِيْ يَوْمَ القِيَامَةِ}.

Nabi Shollallohu alaihi wasallam  bersabda:
{ "Barang siapa berkunjung  kepada orang alim maka dia seperti mengunjungiku, barang siapa bersalaman dengan orang alim ma dia seperti menyalamiku, barang siapa duduk bersama orang alim maka dia seperti duduk bersamaku di dunia, barang siapa duduk bersamaku di dunia maka aku akan mendudukannya bersamaku di hari kiamat".}

Sumber Tanqih...
Wallohu a'lam.

Abuya berkata "hanya orang bodoh yg enggan hadir di Majelis Ilmu"
Majelis ilmu menjadikan orang hina menjadi Mulia.....

- Abuya KH.M.Muhyiddin Abdul Qodir Almanafi,MA. -

Rabu, 24 Januari 2018

FAEDAH DAN MANFAAT BERJALAN KAKI

1.JALAN KAKI mencegah Serangan Jantung
Jalan kaki dengan cepat bisa mengalirkan darah ke dalam jantung.
Dengan sering jalan kaki, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan berjalan kaki kaki.

2.JALAN KAKI mencegah Stroke
Sebuah penelitian dilakukan pada 70 ribu karyawan yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, hasilnya resiko terserang stroke menurun hingga dua pertiga.

3.JALAN KAKI Membakar Lemak
Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang tersimpan di dalam tubuh akan ikut terbakar, kemudian kenaikan berat badan tidak terjadi.

4.JALAN KAKI Melangsingkan Badan
Pergerakan kaki hingga seluruh tubuh mampu menurunkan berat badan & lemak yang ada diperut anda akan terkikis.
Lakukan jalan kaki rutin selama satu jam.

5.JALAN KAKI mencegah Kanker
Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib.
Jalan kaki juga bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara.

6.JALAN KAKI Mencegah Osteoporosis
Osteoporosis tidak cukup hanya dengan rutin konsumsi vitamin D & asupan kalsium yang banyak, tubuh juga butuhkan gerak badan & merlukan waktu paling kurang 15 menit dibawah sinar matahari pagi & anda akan terhindar dari osteoporosis.

7.JALAN KAKI Mencegah Kencing Manis
Dengan rutin jalan kaki, mampu mencegah berkembangnya diabetes, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk, selama gula darah bisa terkontrol. Anda hanya butuhkan jalan kaki rutin untuk terus menjaga kebugaran badan & terhindar dari diabetes.

8.JALAN KAKI mencegah Depresi
Berjalan kaki dengan cepat bisa minimalisasi depresi dan juga manfaat.

Berjalan kaki ke Masjid/Musholla akan Mendapat Dua kebaikan.
Orang yang melakukan semacam ini akan mendapatkan dua kebaikan :

[1] ditinggikan derajatnya,
[2] akan dihapuskan dosa-dosa.

Dari Abu Huroiroh, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِىَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً
_"Barangsiapa bersuci di rumahnya lalu dia berjalan menuju salah satu dari rumah Allah (yaitu masjid) untuk menunaikan kewajiban yang telah Allah wajibkan,_ _maka salah satu langkah kakinya akan menghapuskan dosa dan langkah kaki lainnya akan meninggikan derajatnya"._
(HR. Muslim no. 1553)

MasyaAllah.... manfaat berjalan kaki

Kudu wani.

Hadapilah bukan untuk melarikan diri dari ujian yang Allah berikan. Apalagi sampai bunuh diri, mengecam takdir Allah, mengecam kehidupannya yang terlihat sial karena ujian.

Kamu bukan satu-satunya hamba Allah yang diberi ujian, diberi cobaan, diberi masalah seberat itu. Cobalah melihat kebawah masih ada orang-orang yang ujiannya lebih berat dari kita. Yang mungkin ketika kita dihadapkan dengan ujian orang lain tersebut hadapi, kita tak mampu untuk memikulnya.

Benarlah firman Allah
: لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ ... Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (QS. Al-Baqarah :286)

Kalau saat ini masih berpikir Allah itu gak adil, Allah itu blablabla. Coba perhatikan Ayat diatas. Itu menunjukkan bahwa Allah Maha baik yang tidak akan memberikan ujian kepada hambanya bila ia tak mampu. Apapun ujian kita hari ini, berpikirlah untuk terus menghadapinya karena kita yakin kita bisa. Jangan pernah menghukum takdir Allah pada diri kita.
Ujian juga sebagai tanda Allah masih sayang pada hambaNya. Ia pengen lihat hamba mana yang ketika ditimpa musibah atau tidak ditimpa musibah ia masih mendekat kepada Allah.
Banyak diluar sana yang tidak lagi Allah beri perhatian dengan diberinya segala kenikmatan dunia yang ia gapai tanpa takutnya ia kepada Allah dan tanpa kesyukuran yang nyata.

Lari dari masalah itu bukan solusi.
Tapi lari untuk mendekat kepada Allah adalah solusinya.
Kita bukan satu-satunya hambaNya yang diberi ujian seberat itu. Allah tau kita kuat menghadapinya, jadi Allah beri ujiann tersebut.
So husnudzon saja kepada takdir Allah yang ada pada diri kita dengan sabar dan shalat.

@. husnulhoy

Selasa, 23 Januari 2018

Imam Haddad

- Imam Haddad di  dalam salah suatu majelisnya pernah berkata :

Sesungguhnya orang yang di uji dizaman ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Orang yang ridho dan tenang, baginya derajat tinggi.

2. Orang yang mengeluh tetapi tidak menentang, baginya dihapus keburukannya.

3. Sedangkan orang yang mengeluh dan menentang, baginya murka dan siksa.

IBADAH HAJI SEBELUM TIDUR

Jika kamu merasa bersyukur atas segala Rahmat Allah,
jangan sungkan
  
Tunaikanlah ibadah haji sebelum tidur....

Ini sangat menarik, tolong luangkan  2 menit saja untuk membacanya.

suatu hari Rasulullah SAW pernah
bersabda kepada Ali ( R.A. ) :
Wahai Ali, lakukanlah 5 hal ini sebelum tidur...

1. Berikan sedekah 4000 Dinar,      kemudian tidurlah.

2. Khatamkan Quran, lalu tidur.

3. Belilah surga, lalu tidurlah.

4. Perbaikilah hubungan dua orang  yang tengah berselisih, 
kemudian tidurlah.

5. Tunaikanlah satu kali haji,
         lalu tidurlah.

Ali ( R.A. ) pun menjawab,
Ya Rasulallah !
Mana mungkin aku bisa melakukannya ?
Lalu nabi ( SAW ) menjawab :

4 kali membaca Al Fatihah adalah sama dengan sedekah  4,000 Dinar.

3 kali membaca surah Al Ikhlas  sama nilainya dengan menhatamkan satu Al-Qur'an.

3 kali membaca Shalawat ( minimal membaca Sallalaho Alaihi Wa Salam ) adalah harga surga.

10 kali bacaan istighfar sama nilainya dengan menyambungkan silaturrahim dua orang yg berselisih.

4 kali membaca Subhanallah,
  Alhamdulillah, Laa ilaaha ilallah, Allahu Akbar sama dengan menunaikan satu kali Haji.

Lalu Ali (R.A.) pun berkata, Ya Rasulallah ( SAW )!
Kini aku akan menjalankan semua
  nasehatmu ini sebelum tidur !

Hanya butuh kurang dari lima menit untuk menjalankannya,
namun lihatlah semua kebaikan amalan tersebut!
Siapa tak ingin memperoleh semua kebajikan itu dalam buku catatan amal baiknya?

untuk mengingatkan seseorang akan amalan ini, cara termudah adalah dengan menuliskan kesemua dzikir tersebut pada sehelai kertas, untuk dibaca sebelum tidur, dan tempelkan di dekat tempat tidur Anda, untuk dibaca 😊....
Dan tentu saja, dengan niat mengingat Allah ....

Indahnya jika Anda mau berbagi tulisan ini ke sebanyak Muslim yang Anda kenal, karena jika atas usaha Anda seseorang menjalankan amalan2 ini, maka Anda pun akan menerima pahala dan kebaikannya ...
     In sya ALLAH.
     Aamiin...YaRobbal 'Aalamiin...

Suratul Faatihah melindungi seseorang dari kemurkaan Allah

Surah Yasiin melindungi seseorang dari kehausan pada hari pengadilan.

Suratul Waaqi'ah melindungi seseorang dari kefakiran dan kelaparan.

Surah Al-Mulk melindungi manusia dari azab kubur.

Surat Al-Kautsar melindungi seseorang dari kejahatan musuh.

Surat Al-Kaafiruun melindungi dari kekafiran saat ajal menjemput.

Surat Al-Ikhlaas melindungi seseorang dari kemunafikan.

Surat Al-Falaq melindungi seseorang dari marabahaya.

Surat An-Naas melindungi seseorang dari pikiran jahat.

Seandainya seseorang mengindahkan amalan2 dalam pesan yang Anda kirimkan
ini dan mengamalkannya,
andapun akan meraih kebaikan karena telah menyampaikannya

Saran
Jangan tunggu nanti.
Kirimkan sekarang !
Semoga Allah melimpahkan kesuksesan untuk setiap orang yang telah mengamalkan dan menyampaikan pesan ini.
"Aamiin Yaa  Robbal Aalamiin "

Senin, 22 Januari 2018

Perawi : abdullah bin amr

MRS- 22/01/2018

Perawi : abdullah bin amr

Rasulullah bersabda: "cukuplah seseorang menanggung dosa jikalau ia menyianyiakan orang yang wajib dia tanggung makanannya/nafkahi"

Maksudnya kasusnya hanya satu keburukan namun cukup 1 dosa saja itu bisa menjadi dosa besar di yaumil akhir. Contohnya seorang suami seharusnya mampu menafkahi orang tuanya yang tua, anaknya,istrinya, pembantunya, sampai binatang peliharaanya namun dia tidak menafkahinya.

Contohnya :
1. Ayahnya mampu namun ga ngasih untuk keluarganya hanya untuk dirinya saja
2. Ayahnya mampu namun pelit ama keluarganya tiap hari makan tempe tahu. Sehingga memungkinkan menjadikan anaknya ingin mencuri benda yg dia inginkan. (Rasulullah bersabda : Bukan dari golonganku duitnya berlimpah tapi dia pelit kepada keluarga). Jadi kalo ente makan sate istri makan sate. Ente make baju bagua istri baju bagus juga. Harus seimbang.
3. Dermawan tapi....

Allah menyarankan infakanlah harta kita kepada keluarga kita semampu kita. Oleh karena itu mencari nafkah bagi pria itu wajib meskipun istrinya kaya raya.

Baginda rasul bersumpah dalam suatu hadist : demi Allah tidaklah seorang bekerja mencari rezeki berikhtiar walaupun dia hanya memecah kayu dan mencukupinya untuknya hidup itu lebih naik daripada mengemis. Allahuakbar..!

Nanti kita ditanya nih di yaumil akhir " amalan kita ini para suami yang ditimbang di hari kiamat tentang harta kita. Karena kenapa karena nanti akan ditanya harta apa yang kamu infakan kepada istri kamu anak kamu dan keluarga kamu.

Ketika itu sang perawi ingin i'tikaf ke syam masjidil aqsa selama 40 hari namun dia diusir karena ketika dijawab "apakah kamu sudah menyiapkan nafkah untuk keluarga km dirumah?" maka perawi menjawab "tidak". Maka perawi disuruh pulang karena sang penjaga mesjid ingat hadist rasulullah mengenai kewajiban menafkahi keluarga.

-------------------------------------------------------------------

Tema: gushl = mandi

Sunnah mandi diantaranya:
1. Siwak
2. Baca bismillah
3. Ketika beristinja maka niatkan untuk mengilangkan hadast besar keseluruhannya ( karena ada menghilangkan hadast besar keseluruhan dan ada juga yang dikhususkan area tertentu misalnya hanya untuk khubul dubur maka ga usah mandi keseluruhan hanya 2 titik itu saja namun kelak jika misalmya dah aga siangan harus mandi besar seluruhnya)
4. Berwudhu sebelum mandi/selepas istinja
5. Memerhatikan lipatan (misalnya rambut, tangan selasanya, ketiak, perut) jadi perhatikan dulu sebelum mandi keseluruhan
6. Disunnahkan mandinya 3x gayungan air (terhitung keseluruhan atau merata).

Pemateri ke 3: syekh yasir dari suriah

Perkumpulan inilah yang seperti perkumpulan orang shaleh "aamiin".

Para penyampai perkumpulan ini selalu menyampaikan dengan akhak akhlak. Sejarah mereka yang menyampaikan selalu menjadikan saling cinta. Mempersatu.  " ya Allah ini orang suriah memahami cara dakwah orang shaleh zaman dulu yang bersanad kepada Rasulullah"

Mutiara Hikmah Buya Yahya

“Pernahkah kita sadari saat ada salah satu dari sahabat atau sanak keluarga kita mengingatkan kita akan sebuah kebenaran atau menegur kita akan kesalahan kita? Jika tiba-tiba kita merasa tidak nyaman berkomunikasi dengannya, maka pastikan kalau diri kita adalah ‘orang yang sombong’. Sungguh celaka orang yang sombong”

Mutiara HikmahBuya Yahya Ke

MAKRUH BERBICARA SELAIN DZIKIR KETIKA BERWUDLU


PERTANYAAN :

Assalamu'alaikum.  mau bertanya bagaimana hukumnya kalau berwudhu sambil berbicara...???
JAWABAN :

Wa'alaikum salam. Wudlu sambil bicara makruh.

نهاية الزين ٢٣

“Kemakruhan dalam wudhu (menurut madzhab maliki) :
Memakai air berlebih
Banyak berbicara selain dzikir
Menambah lebih dari tiga kali dalam basuhan dan lebih sekali dalam mengusap menurut pendapat yang kuat
Memanjangkan basuhan anggauta wudhu
Mengusap leher
Berwudhu di tempat yang tidak suci
Membuka aurat
Keterangan “Membuka aurat” sepanjang tidak ada orang yang melihatnya, tapi bila ada yang melihat aurat yang terbuka saat wudhu tersebut selain istri dan budak wanita hukumnya menjadi haram. [ Hasyiyah Addaasuuqi I/104 ].

SYAIKHONA KHOLIL

KH. Hasyim Asy'ari (Pendiri NU) & Imam Abu Hasan Al Asy'ari (Aqidah Asy'ariyyah) Punya Sanad yang bersambung sampai Rasulullah SAW:

(Mohon bagi warga Aswaja/NU untuk di save/simpan/di share sanad mulia ini demi terwujudnya "Islam Rahmatan Lil Aalamiin")

1. Sayyidul Wujud Insanul Kamil Nabi Muhammad Rasulullah SAW

2. Al Imam Sayyidina Ali bin Abi Thalib "Karramallaahu Wajhahu"

3. Muhammad (Putra Sayidina Ali, dari istri kedua Kaulah bin Ja’far)

4. Al Imam Wasil bin Atho’
5. Al Imam Amr bin Ubaid
6. Al Imam Ibrohim Annadhom
7. Al Imam Abu Huzail Al-Alaq
8. Al Imam Abu Hasi Adzuba’i
9. Al Imam Abu Ali Adzuba’i
10. Al Imam Abu Hasan al Asy'ari (Pendiri Faham “AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH” ASWAJA) 234 Karangannya : Kitab Maqolatul Islamiyin, Al Ibanah, Al Risalah, Al-Luma’, dll

11. Al Imam Abu Abdillah Al Bahily
12. Al Imam Abu Bakar Al Baqilany, karangannya : Kitab At Tamhid, Al Insof, Al bayan, Al Imdad, dll.

13. Al Imam Abdul Malik Imam Haromain Al Juwainy, karangannya : Kitab Lathoiful Isaroh, As Samil, Al Irsyad, Al Arba’in, Al kafiyah, dll

14. Al Imam Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghozali.
Karangannya : Kitab Ihya Ulumuddin, Misyakatul Anwar, Minhajul Qowim, Minhajul Abidin dll.

15. Abdul Hamid Assyeikh Irsani. Karangannya: kitab Al Milal Wannihal, Musoro’atul Fulasifah, dll.

16. Muhammad bin Umar Fakhrur Raazi, Karangannya: Kitab Tafsir Mafatihul Ghoib, Matholibul ‘Aliyah, Mabahisul Masyriqiyah, Al Mahsul Fi Ilmil Usul, dll

17. Abidin Al Izzy, karangannya: Kitab Al Mawaqit Fi Ilmil Kalam.

18. Abu Abdillah Muhammad As Sanusi, Karangannya: Kitab Al Aqidatul Kubro dll.

19. Imam Al Bajury, karangannya: Kitab Jauhar Tauhuid, dll.

20. Imam Ad Dasuqy, karangannya: Kitab Ummul Barohin, dll.

21. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, karangannya: Kitab Sarah jurumiyah, Sarah Al Fiyah, dll.

22. Ahmad Khotib Sambas Kalimantan, Karangannya : Kitab Fathul ‘Arifin, dll.

23. Muhammad An Nawawi Banten, Karangannya: Sy. Safinatunnaja, Sy. Sulamutaufiq, dll.
Yang Mayoritas Ulama Di Indonesia memakai Karangan Syeikh Nawawi Albantaniy sebagai Kitab Rujukan.

24. Syech Mahfudz At-Termasi (mursyid Hadist Budhori matan ke-23), muridnya:
– Syech Arsyad Al Banjari Banjarmasin
– Syaikhona Kholil - Bangkalan Madura
– Abdul Shomad Al-Palembangi Palembang

25. KH. Hasyim Asy’Ari (Pendiri NU)

Sejumlah murid  yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh _Syaikhona Kholil bangkalan_ adalah:

Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang),
KH. Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang),
KH. Bisri Syansuri (Denanyar Jombang),
KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo),
Kiai Cholil Harun (Rembang),
Kiai Ahmad Shiddiq (Jember),
Kiai Hasan (Genggong Probolinggo),
Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo),
Kiai Abi Sujak (Sumenep),
Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan),
Kiai Usymuni (Sumenep),
Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri),
Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta),
Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang),
Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan).

Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah.
Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai,
Syaikhona Kholil bangkalan adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat (NU).

Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah (minta petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah.

Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ketangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan.

Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Para ulama pendiri NU jelas bukan sembarang ulama.
beliau2  orang-orang khos yang memiliki kualitas keimanan yang luar biasa di zamannya.

Salah satu pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Hasbullah, selain pendirian NU kepada kepada KH Hasyim Asy’ari, beliau meminta persetujuan Waliyullah tanah Jawa.  Yaitu Kanjeng Sunan Ampel.

Wallahu a'lam bis sowab.

~ SRUPUUUUT,,,,  Monggo di raup Mudah-mudahan bermanfaat dunia dan akhirat aamiin aamiin Ya Rabbal Aalamiin...

Cara Menghilangkan Formalin pada Mie, Tahu dan Ikan

HENY BUDI UTARI, PhD.

Formalin adalah bahan Kimia Berbahaya yang kerap dicampurkan ke Makanan oleh Pedagang Curang. Sebagai konsumen kita pun jadi WasWas, Takut bila tanpa sengaja membeli Makanan Berformalin dan Meracuni Diri dan Keluarga sendiri. Untungnya, ada cara utk Menghilangkan Kadar Formalin dari Makanan.

1. Ikan Asin

Ikan Asin yang Berformalin perlu direndam selama 60 menit agar Formalinnya terlepas dari Ikan dan terlarut ke air rendamannya. Level Formalin akan berkurang sebanyak 61.25% bila Ikan Asin di Rendam dlm Air biasa. Sebaiknya, Perendaman Ikan Asin dilakukan di Air Garam krn dpt Menghilangkan level Formalin hingga 89.5%.

2. Tahu

Tahu yang Berformalin pun bisa Dinetralkan dgn cara yg mudah. Cara terbaik adalah dgn merebusnya sampai mendidih kemudian menggorengnya. Teknik ini terbukti dpt menghilangkan hampir semua kandungan Formalin di dalam Tahu tersebut. Cara lain juga bisa dilakukan dengan Mengukusnya atau Merendamnya di Air Panas. Namun, kedua cara ini hanya dapat mengurangi kandungan Formalinnya, bukan menghilangkannya secara total.

3. Mie Basah

Untuk Mie basah, caranya lebih mudah lagi. Cukup rendam saja Mie dalam Air Panas selama 30 menit. Teknik sederhana ini terbukti dapat menghilangkan kandungan Formalinnya hingga 100%. Jangan lupa, cuci kembali Mie dgn air biasa setelah Perendaman utk Memastikan tidak ada sisa Formalin yg msh menempel.

4. Ikan Segar

Ikan Segar yg diberi Formalin juga bisa di Netralkan kembali sehingga Aman utk di Konsumsi. Campurkan Cuka ke dlm Air hingga Konsentrasinya mencapai 5%. Kemudian, rendam Ikan di larutan tsb selama 15 menit.

Tolong di Share ya ke Teman2, agar terhindar dari Formalin.

Minggu, 21 Januari 2018

Ulah pelit

Sungguh mulia orang-orang yang berusaha memberi kepada yang membutuhkan,
Dari Hakim bin Hizam Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allah akan memberikan kecukupan kepadanya.” Sebaik-baik sedekah yaitu sedekah yang diambilkan dari kelebihan harta setelah kebutuhan kita terpenuhi. Memelihara diri dari meminta-minta dan merasa cukup dengan pemberian Allâh Azza wa Jalla dapat membuahkan rezeki yang baik dan jalan menuju kemuliaan.

Namun bisa menjadi celaka bagi orang yang meminta-minta seperti dalam hadist ini,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa meminta-minta (kepada orang lain) tanpa adanya kebutuhan, maka seolah-olah ia memakan bara api. (HR. Ahmad)

BERDOA SAJA TIDAK CUKUP


Saudaraku yang dirahmati Allah, sebagian dari saudara kita banyak yang berdoa (memohon) kepada Allah namun tidak diimbangi dengan ikhtiar (usaha) alias hanya mengandalkan doa tanpa usaha.

Padahal Allah ta‘ala berfirman,

إِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mau mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”.

(QS. ar-Ra’d [13]: 11) Apakah doa dan usaha sudah cukup?

Allah ta‘ala berfirman,

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya”.

(QS. ath-Thalaq [65]: 3)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- berkata,

“Bertawakal kepada sesuatu artinya bersandar kepadanya. Adapun bertawakal kepada Allah maksudnya adalah menyandarkan diri kepada Allah ta‘ala dalam rangka mencukupi dan memenuhi keinginannya, baik ketika mencari kemanfaatan ataupun ketika menolak kemudharatan. Ia merupakan bagian kesempurnaan iman dan tanda keberadaannya”.

(lihat Syarh Tsalatsat al-Ushul, Hal. 38)

Oleh karena itu, seorang muslim yang baik yakni mereka yang berdoa kepada Allah semata, mempunyai usaha untuk mewujudkannya, dan bertawakal kepada-Nya.

ILMU TASAWWUF

Pandangan Ulama Empat Mazhab Tentang Tasawwuf

Imam Hanafi Rahimahullah Ta'ala

Imam Hanafi telah berkata : “Jika tidak kerana dua tahun, saya sudah binasa. Kerana dua tahun saya telah duduk bersama Imam Ja’far Ss-Sadiq dan mendapatkan ilmu keruhanian yang membuat saya lebih mengenali jalan yang benar”. (Kitab Ad-Durr Al-Mukhtar)

Imam Maliki Rahimahullah Ta'ala

Imam Malik telah berkata :

‎من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق
‎و من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق
‎و من جمع بينهما فقد تخقق

Ertinya : Barangsiapa mempelajari tasawuf sahaja tanpa mempelajari ilmu fiqh maka dia telah sesat. Dan barangsiapa mempelajari ilmu fiqh sahaja tanpa mempelajari tasawuf maka dia menjadi fasiq. Dan barangsiapa mempelajari kedua2nya maka sungguhnya dialah yang sebenar.” (Imam Abil-Hassan)

Imam Syafi'e Rahimahullah Ta'ala

Imam Shafi’i pernah berkata :

‎فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح

‎فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح

Ertinya : Fiqh dan tasawwuf jangan engkau asingkan. Sungguhnya aku demi haq Allah nasihatkan akan kamu. Keraslah hati orang yang tidak merasai kemanisan taqwa. Dan bagaimana pula orang yang jahil mampu berbuat kebaikkan?

Imam Hambali Rahimahullah Ta'ala

Imam Ahmad Hambal pernah berkata kepada anaknya : Wahai anakku. Engkau duduklah bersama orang sufi. Mereka boleh menambahkan ilmu dan muraqabah. Mereka orang-orang zuhud yang mempunyai cita-cita."  (Kitab Kasyful Khafa)

Wallahua'lam

Jumat, 19 Januari 2018

Larangan Duduk Memeluk Lutut Saat Khutbah Jumat

Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc

   

Tidak sedikit jamaah shalat Jumat yang duduknya dalam keadaan memeluk lutut. Bahkan saking enaknya duduk seperti sampai tertidur. Padahal ada larangan dalam hadits mengenai duduk seperti itu dalam khutbah Jumat.

Hadits yang dimaksud adalah dari Sahl bin Mu’adz dari bapaknya (Mu’adz bin Anas Al-Juhaniy), ia berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنِ الْحُبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari duduk dengan memeluk lutut pada saat imam sedang berkhutbah.” (HR. Tirmidzi no. 514 dan Abu Daud no. 1110. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Imam Nawawi rahimahullah dalam Riyadhus Shalihin membawakan hadits di atas dengan menyatakan dalam judul bab,

كَرَاهَةُ الاِحْتِبَاءِ يَوْمَ الجُمُعَةِ وَالإِمَامُ يَخْطُبُ لِأَنَّهُ يَجْلِبُ النَّوْم فَيَفُوْت اِسْتِمَاع الخُطْبَة وَيَخَافُ اِنْتِقَاض الوُضُوْء

“Dimakruhkan memeluk lutut pada hari Jumat saat khatib berkhutbah karena dapat menyebabkan tertidur sehingga terluput dari mendengarkan khutbah dan khawatir pula seperti itu dapat membatalkan wudhu.”

Imam Nawawi membawakan perkataan Al Khattabi yang menyatakan sebab dilarang duduk ihtiba’,

نُهِيَ عَنْهَا لِاَنَّهاَ تَجْلِبُ النَّوْم فَتَعْرِض طَهَارَتُه لِلنَّقْضِ وَيَمْنَعُ مِنَ اسْتِمَاعِ الخُطْبَةِ

“Duduk dengan memeluk lutut itu dilarang (saat mendengar khutbah Jumat) karena dapat menyebabkan tidur saat khutbah yang dapat membatalkan wudhu, juga jadi tidak mendengarkan khutbah.” (Al Majmu’, 4: 592). Baca artikel: Hukum Tidur pada Khutbah Jumat*

Menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah, duduk ihtiba’ adalah duduk dengan mendekatkan paha pada perut dan betis didekatkan pada paha tadi, lalu diikat dengan tali, imamah atau cara lainnya. Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 6: 449.

Intinya, yang dilakukan adalah duduk yang sifatnya makruh atau terlarang. Kita biasa melihat pada sebagian jama’ah shalat Jumat seperti contoh duduk di bawah ini

Hanya Allah yang memberi taufik.

Disusun di Jumat pagi, 11 Sya’ban 1436 H di Darush Sholihin Panggang, Gunungkidul

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Ringkasan Kajian Rumah Tangga bersama Buya Yahya

PRINSIP DIDALAM MEMBANGUN RUMAH TANGGA
1. Prinsip didalam membangun rumah tangga yaitu Tegakan syariat di dalam rumah tangga.
2. Jangan berbanga² dengan dunia atau kemewahan
3. Musyawaroh dalam segala hal
4. Jangan egois
5. Lakukan kewajiban, jangan banyak menuntut
6. Memahami karakter pasangan
Jadilah orang yg bisa memahami jangan menjadi orang yang selalu ingin dipahami
7. Tidak gengsi melakukan pekerjaan pasangan
8. Selesaikan urusan rumah tangga
Dengan dirimu sendiri
Dengan hakam (orang yang tidak memihak siapa²)
9. Jangan membawa masalah rumah tangga keluar
10. Siap untuk diingatkan dan mengingatkan.

- Perencanaan di Dalam Rumah Tangga
1. Didalam rumah tangga harus ada perencanaan dan harus ada ilmunya, dan kemesraan di dalam rumah tangga juga harus berkembang
2. Tidak selamanya manis didalam menjalani rumah tangga, pahitnya di dalam menjalani hidup berumah tangga bisa dijadikan sebagai awal keindahan
3. Jangan melihat lebih bagus dari apa yang tidak kita miliki, tapi berfikirlah apa yang diberikan Allah kepada kita adalah lebih bagus, dan tutuplah hayalan itu dengan keimanan kepada Allah.

- CARA MENDIDIK ANAK
1. Jangan ajari kemewahan
2. Terjemahankan kasih sayang dengan
Sesuatu yang bermanfaat untuk anak.
- Sesuatu yang menyenangkan anak, tidak semua permintaan anak dituruti tapi harus di pertimbangkan kemaslahatan untuk anak tersebut.
4. Kompak didalam mendidik anak. Anak yang tidak mengenal Allah maka baktinya dia kepada orang tuanya hanyalah basa basi
-  ANAKMU ADALAH ANAK AKHERAT BUKAN ANAK DUNIA

5. Memberi nafkah atau makanan yang halal
6. Persiapan sebelum anak lahir yaitu dengan diciptakannya keindahan di dalam Rumah Tangga.
-Jadikan kehidupan di rumah wibawa dan anak betah di rumah
-Istri yang paling baik adalah yang paling tulus pengabdianya.
- BANGUN KEINDAHAN KEBERKAHAN PASTI DATANG

- Cara Membangun Kepercayaan pada Pasangan Hidup Kita

1. Jangan dengarkan omongan orang lain tentang pasangan kita.
2. Jadikan pasangan kita adalah orang yang dekat kepada Allah.
3. Pandai berkomunikasi dengan baik terhadap pasangan kita.
- BANGUN KESOLEHAN DALAM DIRI PASTI PASANGAN AKAN PERCAYA

- Tujuan yang di bangun di saat pernikahan bisa hilang karena kebodohan yang ada pada diri kita
- Salah satu bentuk kedzoliman pada pasangan adalah menuntut sesuatu yang tidak mungkin
- Jangan sampai lupa dengan tujuan pernikahan
-Jangan banyak menuntut
- Keyakinan akan rizki Allah pasti ada

-RUMUS DI DALAM DISKUSI
1. Siap untuk mengingatkan dan diingatkan
2. Belajar mendengar sebelum memperdengarkan
3. Ketika kita yang memulai pembicaraan maka jangan ungkapkan kejelekan pasangan
4. Lihat suasana disaat ingin memulai pembicaraan

Biarlah Kelelahan Itu Lelah Mengejarmu

Ada 8 kelelahan yang disukai ﷲِ dan RasulNya :

1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)

2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)

3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)

4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)

5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)

6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)

7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)

8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin

Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat  ﷲِ. yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara  ﷲِ. belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah

Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan ﷲِ.”

Rasulullah menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan ﷲِ. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan  ﷲِ.. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Al
lah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.

Bahkan secara khusus Rasulullah memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh ﷲِ.”

Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak

Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.

Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi ﷲِ. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasulullah bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

Berbahagialah selagi  bisa lelah ...