Saudaraku yang dirahmati Allah, sebagian dari saudara kita banyak yang berdoa (memohon) kepada Allah namun tidak diimbangi dengan ikhtiar (usaha) alias hanya mengandalkan doa tanpa usaha.
Padahal Allah ta‘ala berfirman,
إِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mau mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. ar-Ra’d [13]: 11) Apakah doa dan usaha sudah cukup?
Allah ta‘ala berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya”.
(QS. ath-Thalaq [65]: 3)
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -rahimahullah- berkata,
“Bertawakal kepada sesuatu artinya bersandar kepadanya. Adapun bertawakal kepada Allah maksudnya adalah menyandarkan diri kepada Allah ta‘ala dalam rangka mencukupi dan memenuhi keinginannya, baik ketika mencari kemanfaatan ataupun ketika menolak kemudharatan. Ia merupakan bagian kesempurnaan iman dan tanda keberadaannya”.
(lihat Syarh Tsalatsat al-Ushul, Hal. 38)
Oleh karena itu, seorang muslim yang baik yakni mereka yang berdoa kepada Allah semata, mempunyai usaha untuk mewujudkannya, dan bertawakal kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar