Hiduplah hanya sekedar menjalankan kemauan-Nya, BUKAN sesuai kemauanmu
Hidup itu seperti UAP, yang sebentar saja kelihatan, lalu lenyap.
Ketika orang memuji MILIKKU,
aku berkata bahwa ini HANYA Titipan-Nya saja.
Bahwa mobilku adalah titipan-NYA,
Bahwa rumahku adalah titipan-NYA,
Bahwa hartaku adalah titipan-NYA,
Bahwa putra-putriku hanyalah titipan-NYA .
Tapi mengapa aku tidak pernah bertanya,
Mengapa Dia menitipkannya kepadaku ?
Untuk apa Dia menitipkan semuanya kepadaku ?
Dan kalau memang bukan milikku,
apa yang seharusnya aku lakukan untuk semua milik-Nya ini ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Malahan ketika diminta kembali,
Kusebut itu sebagai MUSIBAH,
Kusebut itu sebagai UJIAN,
Kusebut itu sebagai PETAKA,
Kusebut itu apa saja...
Untuk melukiskan bahwa semua itu adalah sebagai bentuk dari PENDERITAAN
Ketika aku berdoa,
kuminta titipan-Nya yang cocok dengan
KEBUTUHAN DUNIAWIku,
Aku ingin lebih banyak HARTA,
Aku ingin lebih banyak MOBIL MEWAH,
Aku ingin lebih banyak RUMAH BAK ISTANA,
Aku ingin lebih banyak POPULARITAS YANG MENDUNIA,
Dan kutolak SAKIT,
Kutolak KEMISKINAN,
Seolah semua PENDERITAAN adalah hukuman bagiku.
Seolah KEADILAN dan Kasih-Nya,
harus berjalan seperti penyelesaian matematika dan sesuai dengan kehendakku saja.
Aku rajin beribadah,
maka selayaknyalah penderitaan itu menjauh dariku,
Dan nikmat dunia seharusnya kerap menghampiriku.
Betapa curangnya aku ini,
Kuperlakukan Dia seolah Mitra Dagangku
dan BUKAN sebagai Kekasihku
Kuminta Dia membalas perlakuan baikku
dan menolak keputusan-Nya yang tidak sesuai dengan keinginanku dan harapanku.
Padahal setiap hari kuucapkan,
Hidup dan Matiku, Hanyalah untuk-Mu
Mulai hari ini,
ajari aku agar menjadi pribadi yang selalu BERSYUKUR dalam setiap keadaan
dan menjadi BIJAKSANA,
mau menuruti kehendak-MU saja ya اللَّهَ.
Sebab aku yakin....
Engkau akan memberikan anugerah dalam hidupku.
Kehendak-Mu adalah yang terBAIK bagiku.
Ketika aku ingin hidup KAYA,
aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri
adalah sebuah KEKAYAAN.
Ketika aku berat untuk MEMBERI,
Aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki
juga adalah PEMBERIAN.
Ketika aku ingin jadi yang TERKUAT, aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN,
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.
Ketika aku takut RUGI,
Aku lupa,
bahwa HIDUPKU adalah
sebuah KEBERUNTUNGAN,
kerana Anugerah-NYA.
Ternyata hidup ini sangat indah, ketika kita selalu BERSYUKUR kepada-Nya.
Bukan karena hari ini INDAH kemudian menjadikan kita BAHAGIA.
Akan tetapi ketika kita BAHAGIA,
maka hari pun ini menjadi terasa INDAH.
Bukan karena tak ada RINTANGAN kemudian kita menjadi OPTIMIS.
Akan tetapi ketika kita optimis, maka RINTANGAN akan menjadi tak terasa.
Bukan karena MUDAH kita YAKIN KITA BISA.
Akan tetapi ketika YAKIN KITA BISA, maka semuanya menjadi terasa MUDAH.
Bukan karena semua BAIK kemudian kita TERSENYUM.
Akan tetapi ketika kita TERSENYUM, maka semua menjadi terasa BAIK.
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang menjadikannya SULIT.
Bila kita tidak dapat menjadi jalan besar, maka cukuplah kita menjadi JALAN SETAPAK yang dapat mempermudah jalan orang lain.
Bila kita tidak dapat menjadi matahari, maka cukuplah kita menjadi LENTERA yang dapat menerangi orang-orang di sekitar kita.
Bila kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang,
maka BERDOALAH untuk
kebaikannya.
kita sekarang sudah banyak terjebak dengan hanya mendiskusikan aturan اللَّهَ daripada melaksanakannya, sehingga aturan Allah itu lebih banyak didiskusikan daripada di amalkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar