Sabtu, 07 Juli 2018

KEUTAMAAN & FADHILAH MEMAKMURKAN MASJID

Laa ilaha illallah

‘Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaih’

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Allahumma Shalli 'Aalaa Sayyidina Muhammad
Wa Allaa Aali Sayyidina Muhammad

KEUTAMAAN & FADHILAH MEMAKMURKAN MASJID

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَءَاتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Sesungguhnya yang Memakmurkan masjid-masjid اللَّهَ ialah orang-¬orang yang BERIMAN kepada اللَّهَ dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada ALLAH, maka (semoga) merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S. At Taubah: 18)

Siapa saja yang senang mengunjungi masjid terutama guna melaksanakan ibadah shalat berarti ia telah termasuk ke dalam orang yang memakmurkan masjid. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan langsung oleh اللَّهَ Subhanahu wa Ta’ala dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Na’im dan Sa’id al Khudri r.a :

“Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi ialah masjid-masjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang Memakmurkannya”

HADITS ini menjelaskan bahwa orang yang beribadah di masjid diwajibkan memakmurkan mesjid sebagai rumah اللَّهَ. Jika kita memakmurkan rumah اللَّهَ ini sebagaimana benarnya kita memakmurkan rumah sendiri, maka mesjid akan dijaga dari kotoran dari luar untuk merusaknya. Dan siapa yang tidak memakmurkannya, berarti dia telah berperan untuk merusak masjid karena ia tidak menjaga masjid sehingga peran untuk memakmurkan tidak ada.

Di dalam Hadits Qudsi di atas, اللَّهَ memberitahukan bahwa masjid adalah rumah اللَّهَ di bumi tempat orang melakukan ibadah dan mengabdi kepada-Nya, BerTasbih dan Mensucikan-Nya. Karena itu masjid merupakan tempat ter-mulia di bumi. Kemudian orang-orang yang mengunjunginya dan memakmurkannya dengan SHOLAT, DZIKIR, SHALAWAT, mem-baca Al Qur’an, dan cara-cara lain untuk Bertaqarrub mendekatkan diri kepada اللَّهَ adalah Tamu اللَّهَ. Dan tamu اللَّهَ adalah tamu termulia, sebab shahibul bait (pemilik rumah) penerima tamu itu adalah اللَّهَ Subhanahu wa Ta’ala .

FADHILAH yang akan diperoleh bagi siapa saja yang senang mengunjungi MASJID dan Memakmur-kannya dengan Shalat dan ibadah lainnya bisa kita dapatkan dalam keterangan hadits RASULULLAH , di antaranya sebagai berikut:
Dan Abi Sa’id Al Khudri bahwa

RASULULLAH Bersabda:

“Apabila kalian melihat seseorang yang biasa mengunjungi masjid, maka yakinilah bahwa orang tersebut telah BERIMAN. (H.R. Ahmad dan Abi Sa’id Al Khudri).

Maka orang yang tidak ikut serta dalam memakmurkannya, maka Amalan KeIMANAN nya Kurang."

RASULULLAH Bersabda:

“Barangsiapa yang pagi dan sorenya selalu pergi ke masjid niscaya اللَّهَ akan menyediakan baginya SURGA sebagai tempat istirahat setiap pagi dan sore.” (H.R. Ahmad dan Syaikhani).

Akan tetapi, muslim saat ini kebanyakan tidak mempedulikan hadits di atas. Mereka lebih tergoda untuk Memakmurkan Hawa Nafsunya yang lebih menyukai Kenikmatan yang sementara yang tidak akan dia bawa di Akhirat nanti. Contoh: menonton TV, bermain Game, mendegarkan Radio dsb. Itulah yang mereka pilih dibandingkan memakmurkan masjid.

RASULULLAH Bersabda,“

Barangsiapa yang mem-bersihkan diri di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah اللَّهَ (masjid,) untuk melaksanakan kewajiban yang اللَّهَ fardhukan, maka langkahnya yang satu menggu-gurkan Dosa dan Kesalahann, dan langkah lainnya mengang-kat Derajatnya.“
(H.R. Muslim)

Inilah salah satu bekal yang menjadi bawaanya dalam timbangan amal di AKHIRAT nanti.,

RASULULLAH Bersabda:

Masjid adalah Rumah setiap orang yang BERTAQWA. Dan اللَّهَ menjamin orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan Kesenangan, Rahmat dan Kemudahan dalam melintasi TITIAN (shirath,) hingga sampai kepada Keridhaan , yaitu SURGA.” (H.R.At Thabrani).

Maka jika ingin DERAJAT TAQWA, mendapat rahmat dan kemudahan dalam melintasi TITIAN (shirath,) hingga sampai kepada keridhaan اللَّهَ, maka sudah saatnya kita meninggalkan berbagai kebiasaan yang tidak bermanfaat dan menggantinya dengan berbagai kegiatan untuk memakmurkan Masjid.

RASULULLAH Bersabda:

DiPerlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, termasuk juga pahala orang yang membersihkan sampah (kotoran) dari masjid.“(H.R. Abu Daud, At Tarmizi).

Menjaga kebersihan di masjid adalah keutamaan yang mesti dikerjakan karena merupakan tabungan di akhirat agar beratnya Timbangan Kebaikan di Akhirat.

Selain itu, orang yang Memakmurkan masjid termasuk ke dalam Golongan orang-orang yang akan dinaungi اللَّهَ.

Hal ini disebutkan Rasulullah dalam hadits berikut;

“Ada tujuh golongan yang akan اللَّهَ naungi mereka pada hari tiada naungan selain naungan اللَّهَ yaitu:   diantaranya : “dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid …”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah ).

“Barangsiapa pergi pagi hari ke masjid, atau petang hari, akan اللَّهَ sediakan untuknya tempat di syurga setiap kali dia pergi (pagi atau petang hari).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Maka apabila ingin bahagia di akhirat nanti, maka tabungkanlah amal-amal yang dapat Memakmurkan Rumah اللَّهَ (masjid).

SEMOGA ALLAH Senantiasa Menautkan Hati kita Menuju MASJID dan MEMAKMURKAN NYA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar